Analisis Ruang Terbuka Hijau RTH

Jika dililihat dari kondisinya saat ini, dua industri tersebut telah memenuhi persyaratan industri secara umum sesuai dengan Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Daerah. Dilihat dari lokasinya kedua industri tersebut sudah memenuhi kriteria dan peraturan yang diberikan daerah berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kebupaten Kudus. Selain itu keduanya memiliki fasilitas dan aksesibilitas yang sudah sesuai dengan kriteria atau persyaratan dari suatu industri sehingga keduanya layak untuk dipertahankan dan dikembangkan. Hanya saja kedua area industri ini dihadapkan pada permasalahan dengan menurunnya kualitas lingkungan akibat pengaruh kegiatan industri. Penurunan kualitas lingkungan ini dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu pengaruh pembangunan dan pencemaran yang dihasilkan oleh kegiatan industri. Jika lingkungan dari kedua industri ini menurun maka perkembangan dari kedua industri ini juga akan terhambat. Oleh karena itu diperlukan solusi yang diarahkan untuk mempertahankan dan mengembangkan industri yang ada tetapi dengan tetap menjaga kondisi lingkungan industri. Salah satu alat yang paling efektif dalam memperbaiki kualitas lingkungan adalah dengan penyediaan Ruang Terbuka Hijau RTH. Sehingga dalam Kawasan Peruntukan Industri KPI kedua industri ini seharusnya terdapat RTH yang cukup dan berfungsi dengan baik dalam memperbaiki kualitas lingkungan. Jika dilihat dari penggunaan ruangnya saat ini dari hasil perhitungan luasan RTH pada kedua industri sudah memenuhi kriteria atau standar Koefisien Dasar Hijau KDH. Dimana berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Kudus KDH untuk kawasan peruntukan industri yaitu lebih dari 40 Gambar 14.

5.1.2 Analisis Ruang Terbuka Hijau RTH

Di dalam Kawasan Peruntuan Industri KPI dari kedua industri tersebut terdapat ruang terbuka hijau dengan jenis yang sama yaitu berupa sawah, pekarangan, dan pemakaman dengan kondisi yang hampir sama Gambar 14. Tetapi luasan tiap ruang yang dimiliki masing-masing area industri bervariasi. Luas ruang tak terbangun pada KPI industri PT. Polytron lebih besar dibandingkan dengan KPI industri PT. Djarum dengan proporsi masing-masing jenis RTH yang berbeda Tabel 17. Tabel 17. Jenis RTH yang ada di lokasi industri Jenis RTH Luas ha Lokasi Industri Rokok PT. Djarum Lokasi Industri ElektronikPT. Polytron Sawah 13,23 64 29,26 76 Pekarangan 6,18 30 4,38 11 Pemakaman 1,17 6 5,07 13 Total 20,58 100 38,71 100 Sumber: Hasil analisis penulis, 2010 a. Sawah Sawah yang terdapat di KPI kedua industri ini didominasi oleh tanaman padi dan tebu. Areal persawahan ini merupakan milik masyarakat setempat dan diolah sendiri oleh pemiliknya. Pengolahan sawah disini tidak bersamaan sehingga setiap petakan sawah kondisinya berbeda misalnya ada sawah yang sudah siap panen sedangkan sawah di sampingnya baru mulai menanam Gambar 15. Penanaman seperti ini selain tidak rapi juga akan menimbulkan dampak lain seperti timbulnya hama serta tanaman pengganggu yang akibatnya tanaman sawah menjadi kurang sehat. Air yang digunakan untuk mengairi sawah sebagian besar berasal dari sungai. Di sepanjang pinggir sawah terdapat saluran irigasi alami yang alirannya berasal dari sungai Gambar 15. Persediaan air disini cukup banyak sehingga sawah tidak kekurangan air kecuali saat kemarau karena persediaan air sedikit berkurang. a b Gambar 15. kondisi sawah dia kedua area industri a. kondisi antar petak yang berbeda dan b. saluran pengairan sawah Sampai saat ini sawah masih dipertahankan masyarakat karena selain sebagai sumber pangan sawah juga merupakan lahan mata pencaharian kedua setelah industri, sehingga masih banyak dijumpai sawah yang cukup luas dan dipelihara dengan baik. Tetapi sawah merupakan jenis RTH yang kurang efektif untuk menyerap polusi. Selain itu, tanaman sawah biasanya lebih rentan mengalami kerusakan jika tercemar terutama oleh bahan berbahaya dari industri seperti industri rokok. Tanaman sawah mampu mereduksi polusi udara dan polusi suara tetapi tidak lebih efektif dibandingkan dengan pohon. b. Pekarangan Pekarangan merupakan lahan yang tidak terlalu luas tetapi pekarangan dimiliki oleh setiap rumah baik di Dukuh Bapangan maupun Dukuh Krapyak. luas pekarangan yang dimiliki setiap rumah hampir sama baik berada di depan, di belakang maupun di samping rumah Gambar 16. Pekarangan ini biasanya berisi tanaman hias, tanaman pemagar, tanaman peneduh, serta tanaman berbuah. Pekarangan ini mampu mereduksi polusi yang berasal dari kegiatan industri seperti pohon yang mampu mereduksi kebisingan dan mengurangi kondisi panas dan kering. a b Gambar 16. Kondisi pekarangan di area permukiman a. kondisi pekarangan kurang teratur dan b. kondisi pekarangan terawat dan tertata rapi Pada Dukuh Bapangan terutama permukiman yang dekat dengan pabrik PT. Djarum, tercium bau yang sangat menyengat serta kondisi yang cenderung lebih panas dan kering tetapi dengan adanya pekarangan yang ada di setiap rumah hal ini mampu direduksi hanya saja kurang efektif. Sebaliknya, di Dukuh Krapyak terutama permukiman yang dekat dengan pabrik PT. Polytron, kondisinya tidak terlalu panas akan tetapi masih dirasakan cukup bising. Hal ini didukung oleh hasil sebaran kuesioner dan wawancara dimana masyarakat menyatakan PT. Polytron memberikan kerugian terutama dengan berubahnya kondisi lingkungan. Kondisi ini terutama dirasakan oleh masyarakat yang tinggal sangat dekat dengan pabrik yaitu kondisi yang lebih padat serta adanya suara bising dari pabrik yang cukup mengganggu. c. Pemakaman Pemakaman merupakan salah satu lahan RTH yang cukup berpengaruh penting di kedua lokasi karena lebih banyak terdapat tanaman yang bervariasi terutama lebih banyak terdapat pohon peneduh. Di Dukuh Bapangan terdapat makam yaitu Makam Winong yang berada dekat dengan pabrik PT. Djarum akan tetapi tidak terlalu besar dibandingkan makam yang ada di Dukuh Krapyak. Makam yang ada di Dukuh Krapyak juga berada di depan pabrik PT. Polytron yaitu Makam Krapyak yang cukup luas dibandingkan dengan Makam Winong. Kedua makam ini kondisinya cukup terawat dengan tanaman yang cukup bervariasi baik berupa pohon, semak, maupun penutup tanah yang tertata cukup rapi.

5.1.3 Analisis Kenyamanan