kawasan tanaman pangan lahan basah yang beririgasi dan yang berpotensi untuk pengembangan irigasi. Kawasan industri memiliki peranan yang penting sesuai
dengan tujuan pembangunan kawasan yang diatur dalam pasal 2 Keppres No. 411996, yaitu mempercepat pertumbuhan industri, memberi kemudahan untuk
kegiatan industri, mendorong kegiatan industri untuk berlokasi di kawasan industri, dan meningkatkan pembangunan industri yang berwawasan lingkungan
Dirdjojuwono, 2004.
2.3 Dampak Kegiatan Industri
Setiap kegiatan yang dilakukan manusia memiliki dampak yang penting baik positif maupun negatif. Kegiatan perindustrian merupakan salah satu
kegiatan manusia yang sering menimbulkan permasalahan terutama dalam aspek lingkungan. Secara umum ada beberapa permasalahan yang timbul akibat
kegiatan industri Wardhana, 1995, yaitu: 1 dampak langsung, merupakan dampak yang secara langsung mengganggu lingkungan seperti pencemaran udara,
pencemaran air, dan pencemaran darat dan 2 dampak tak langsung, merupakan dampak yang mempengaruhi aspek sosial dan perekonomian seperti permasalahan
urbanisasi, perubahan perilaku, tindakan kriminal, dan perubahan sosial budaya. Menurut Gintings 1995 ada beberapa kemungkinan pengaruh yang
ditimbulkan limbah hasil kegiatan industri terhadap lingkungan, antara lain: 1 tidak adanya pengaruh terhadap lingkungan, karena volume limbah kecil dan
parameter pencemar di dalamnya sedikit dengan konsentrasi kecil, sehingga limbah mudah dinetralisir, 2 adanya pengaruh yang tidak menyebabkan
pencemaran, adanya toleransi lingkungan terhadap perubahan, dan tidak adanya dampak negatif yang ditimbulkan, dan 3 adanya pengaruh yang memberikan
perubahan dan menimbulkan pencemaran. Kondisi zat pencemar dengan konsentrasi tinggi memasuki lingkungan dalam jumlah yang besar dan lingkungan
tidak mampu menetralisirnya.
2.4 Kawasan Industri di Kabupaten Kudus
Sektor industri merupakan tiang penyangga utama dari perekonomian di Kabupaten Kudus dengan kontribusi 62,73 terhadap pendapatan daerah
Kabupaten Kudus. Sektor ini dibedakan dalam kelompok industri besar, industri
sedang, industri kecil, dan industri rumah tangga. Pengembangan industri seperti yang telah diungkapkan pada pasal 29 Perda No.8 Tahun 2003 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah bahwa pembangunan industri di bagi menjadi 2 macam, yaitu: kawasan industri yang menghasilkan polutan diarahkan di Kecamatan
Kaliwungu dan Jekulo, sedangkan kawasan industri yang tidak menghasilkan polutan diarahkan di Kecamatan Mejobo. Pengembangan wilayah kota kudus
secara lebih terperinci berdasarkan RTRW Kabupaten Kudus 2003, yaitu : a.
Kawasan hutan lindung pada Kecamatan Dawe dan sebagian Kecamatan Gebog.
b. Kawasan industri pada Kecamatan Kaliwungu, Bae, Jati, dan Jekulo.
c. Kawasan industri non polutan pada Kecamatan Mejobo, Bae, dan Dawe.
d. Kawasan pemukiman pada Kecamatan Dawe, Kaliwungu, Kota, Jekulo, Jati,
Mejobo, dan Undaan. e.
Kawasan pertanian pada Kecamatan Dawe, Gebog, Bae, Kaliwungu, Kota, Jekulo, Jati, Mejobo, dan Undaan.
Kebutuhan luas lahan kawasan industri berdasarkan analisis sampai tahun 2012 sebesar 1.013,65 ha dan sekitar 70 dari kebutuhan tersebut
digunakan untuk pengembangan kawasan industri. Keberadaan kawasan industri yang berada di Kecamatan Jekulo dan Kaliwungu dapat dikembangkan menjadi
industri besar atau terpadu Bappeda Kabupaten Kudus, 2003. Untuk pengembangan zona industri yang lain dialokasikan di bagian utara Kota Kudus
meliputi Desa Gondangmanis, Pedawang, dan Bacin di Kecamatan Bae. Menurut Latif 2005, Lokasi industri aktual nyata sesuai dengan peta
persebaran lokasi industri di Kabupaten Kudus yaitu : a.
Lokasi pembangunan Industri Besar yang merata di setiap kecamatan, kecuali di Kecamatan Dawe.
b. Lokasi industri terdapat di sepanjang jalan arteri dan beberapa jalan lokal yang
cenderung membentuk pola menyebar. c.
Lokasi industri yang didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, seperti contoh kondisi jalan yang baik, fasilitas kendaraan, sarana komunikasi,
penerangan jalan, dan perkantoran industri.
2.5 Ruang Terbuka Hijau