BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Industri dan Klasifikasinya
Industri merupakan suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga
dalam bentuk jasa. Kegiatan industri dapat diklasifikasikan menurut aspek-aspek yang mempengaruhinya. Menurut Gintings 1995, kegiatan industri dapat
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: a.
Industri dasar hulu merupakan industri dengan skala besar yang lokasinya dekat dengan bahan baku serta sudah menggunakan teknologi yang lebih maju.
b. Industri hilir merupakan industri yang kegiatannya hanya mengolah bahan
setengah jadi menjadi bahan jadi, lokasinya lebih dekat dengan pasar, menggunakan teknologi madya dan lebih banyak menyerap tenaga kerja.
c. Industri kecil merupakan kegiatan industri yang lebih sederhana baik dari
peralatan yang digunakan maupun sistem pengolahannya, dengan keterbatasan sistem tata letak pabrik dan pengolahan limbah serta lebih banyak menyerap
tenaga kerja. Selain penggolongan tersebut, kegiatan industri juga diklasifikasikan
menurut sumber bahan bakunya menjadi tiga, yaitu: industri ekstraktif bahan baku langsung dari alam, contoh: pertanian, industri non-ekstraktif bahan baku
dari luar, dan industri fasilitatif berupa jasa, contoh: asuransi. Berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19MI1986 dalam Nugroho 2009, kegiatan industri
diklasifkasikan menjadi empat, yaitu: industri kimia dasar contoh: pupuk, kertas, industri mesin dan logam dasar contoh: kendaraan bermotor, tekstil, industri
kecil contoh: minyak goreng, makanan ringan, dan aneka industri contoh: makanan, pakaian
2.2 Kawasan Industri
Pengertian kawasan industri menurut Development Handbook dari ULI Urban Land Institute dalam Dirdjojuwono 2004, merupakan kawasan yang
didominasi oleh kegiatan industri. Sedangkan menurut National Industry Zoning Committe’s USA 1967, kawasan industri merupakan areal perindustrian yang
berada di atas tanah yang cukup luas, yang secara administrasi dikontrol oleh sebuah lembaga yang sesuai dengan kegiatan industri, karena lokasinya,
topografinya, zoning yang tepat, ketersediaan infrastrukturnya, dan kemudahan aksesibilitas transportasi Dirdjojuwono, 2004.
Berdasarkan Keputusan Presiden No. 41 tahun 1996 dan Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 50MPPKEP21997, kawasan
industri merupakan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana-prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan
Kawasan Industri yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri. Persyaratan yang perlu diperhatikan untuk menunjang kawasan industri, antara lain:
a. Kawasan Industri memiliki luas sekurang-kurangnya 20 hektar.
b. Tanah yang dimiliki oleh satu perusahaan atau beberapa perusahaan memiliki
luas sekurang-kurangnya 10 hektar di dalam kawasan industri sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah serta sudah dimanfaatkan untuk kegiatan
industri. c.
Perusahaan kawasan industri mempunyai kewajiban, antara lain: 1.
menyediakan lahan industri siap pakai dan bangunan pabrik siap pakai. 2.
membuat rencana tapak kawasan industri sesuai dengan ketentuan pemerintah derah.
3. menyusun analisis dampak lingkungan AMDAL.
4. membangun dan memelihara prasarana utilitas jalan, saluran drainase,
pipa penyaluran limbah, serta membangun unit yang mengoperasikan dan memelihara pusat pengolahan limbah.
5. membuat tata tertib kawasan industri mengenai ketentuan hak dan
kewajiban perusahaan kawasan dan perusahaan industri di dalam kawasan, terutama dalam pengelolaan lingkungan serta pengoperasian fasilitas.
Selain itu, menurut Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Daerah, kawasan perindustrian memiliki kriteria sebagai berikut: 1 memenuhi persyaratan lokasi
industri, 2 memiliki ketersediaan sumber air baku yang cukup, 3 terdapat sistem pembuangan limbah, 4 tidak memberikan dampak negatif, dan 5 tidak terletak di
kawasan tanaman pangan lahan basah yang beririgasi dan yang berpotensi untuk pengembangan irigasi. Kawasan industri memiliki peranan yang penting sesuai
dengan tujuan pembangunan kawasan yang diatur dalam pasal 2 Keppres No. 411996, yaitu mempercepat pertumbuhan industri, memberi kemudahan untuk
kegiatan industri, mendorong kegiatan industri untuk berlokasi di kawasan industri, dan meningkatkan pembangunan industri yang berwawasan lingkungan
Dirdjojuwono, 2004.
2.3 Dampak Kegiatan Industri