Untuk metode pengambilan data dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1.
Survey lapangan yaitu melakukan pengamatan langsung kondisi kawasan industri, jenis dan tata letak elemen, limbah yang dihasilkan, dampak yang
ditimbulkan, kondisi masyarakat, serta kondisi RTH yang ada. 2.
Wawancara untuk memperoleh data dan informasi mengenai persepsi maupun preferensi masyarakat terhadap kegiatan industri dan kebutuhan RTH
di kawasan industri. 3.
Pengisian kuesioner oleh masyarakat mengenai kondisi sekitar kawasan industri, dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan industri, pengetahuan
mengenai RTH, kebutuhan terhadap RTH, serta kondisi RTH yang ada saat ini Lampiran 2.
4. Studi pustaka untuk mendapatkan data yang tidak bisa diambil secara
langsung dan untuk mempelajari lebih jelas data yang sudah dikumpulkan.
3.4.3 Analisis dan Sintesis
Data yang sudah dikumpulkan selanjutnya dianalasis untuk menilai kondisi area industri dan RTH di area industri tersebut. Analisis yang dilakukan
meliputi: 1.
Analisis kondisi fisik Analisis kondisi fisik adalah tahap menganilisis hasil inventarisasi secara
deskriptif. Data yang dianalisis mencakup data mengenai kondisi fisik industri, penggunaan lahan di dalamnya, aksesibilitas, fasilitas, serta beberapa pengaruh
yang diberikan oleh kegiatan industri. Data tersebut selanjutnya dinilai dan dibandingkan dengan acuan berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Kudus
mengenai persyaratan dan ketentuan Kawasan Peruntukan Industri. 2.
Analisis Ruang Terbuka Hijau RTH Analisis yang selanjutnya adalah analisis terhadap aspek yang lebih khusus
yaitu tentang kondisi RTH yang ada pada kawasan peruntukan industri yang dilakukan secara deskriptif. Analisis RTH mencakup penilaian terhadap jenis
RTH yang ada dengan melihat kuantitas dan kualitasnya. Penilaiannya adalah hasil pengamatan di lapang dibandingkan dengan ketentuan persyaratan RTH
untuk Kawasan Peruntukan Industri berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Kudus.
3. Analisis kenyamanan
Setelah dilakukan analisis terhadap RTH selanjutnya dilakukan analisis kenyamanan. Kenyamanan dinilai dari hasil pengukuran suhu yang dilakukan
pada empat lokasi pada masing-masing industri yaitu pada area bangunan pabrik, permukiman, persawahan, dan pemakaman. Pengambilan data suhu ini dilakukan
dua kali dengan tempat yang berbeda pada keempat lokasi tersebut. Selain itu untuk mengetahui pengaruh vegetasi terhadap kenyamanan, pengambilan suhu
dilakukan pada dua kondisi yang berbeda yaitu dengan kondisi berada di bawah naungan pohon dan kondisi tanpa naungan pohon. Setelah didapatkan hasil
pengukuran suhu pada masing-masing industri selanjutnya dicari nilai RH berdasarkan suhu yang didapatkan dengan melihat tabel higrometer Lampiran 1.
Dengan data suhu dan kelembaban yang sudah lengkap selanjutnya dicari nilai Temperature Humadity Index
THI menggunakan rumus: THI = 0,8T+ RHxT
500
Keterangan : Temperature Humadity Index THI, RH kelembaban, T suhu rata-rata C
4. Analisis persepsi dan preferensi masyarakat
Analisis persepsi dan peferensi masyarakat adalah analisis berdasarkan hasil wawancara dan sebaran kuesioner. Responden untuk sebaran kuesioner pada
masing-masing lokasi industri adalah sebanyak 20 responden. Sedangkan hasil wawancara digunakan untuk memperkuat dan melengkapi hasil dari sebaran
kuesioner. Wawancara dilakukan pada masyarakat umum, tokoh masyarakat, dan beberapa karyawan pabrik. Hasil wawancara dan sebaran kuesioner tersebut
digunakan untuk mengetahui persepsi dan preferensi masyarakat terhadap kondisi area industri, khususnya RTH di dalamnya.
5. Analisis SWOT
Analisis SWOT strengths, weaknesses, oppoortunies, threaths adalah identifikasi berbagai faktor secara sitematis untuk merumuskan strategi
Rangkuti,1997. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan strengths dan peluang opportunies, namun secara bersamaan
meminimalkan kelemahan weaknesses dan ancaman threaths. Analisis SWOT
merupakan proses membandingkan antara faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang ada di dalam area industri baik berupa
kekuatan strengths atau kelemahan weaknesses. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor dari luar yang berpengaruh pada area industri baik berupa
peluang oppoortunies maupun ancaman threaths. Analisis ini dimulai dengan mengidentifikasi faktor-faktor tersebut selanjutnya untuk dinilai berdasarkan
tingkat kepentingannya atau besarnya pengaruh pada area industri. Dari penilaian tersebut selanjutnya ditentukan strategi atau alternatif yang tepat untuk area
industri sehingga industri tetap berkembang dengan baik dan lingkungan tetap terjaga. Analisis SWOT ini dilakukan melalui beberapa tahapan antara lain: 1
identifikasi faktor internal-eksternal, 2 penilaian faktor internal-eksternal, dan 3 penentuan strategi. Untuk lebih jelasnya berikut penjabaran tahapan analisis
SWOT: 1.
Identifikasi faktor internal-eksternal Pada tahap ini merupakan tahap pengumpulan semua data maupun
informasi serta tahap pengklasifikasian pra-analisis. Pada tahap ini data atau informasi yang didapatkan dibedakan menjadi dua yaitu data internal dan data
eksternal. Data internal merupakan semua data yang berasal dari dalam IFAS atau internal factor strategy sedangkan data eksternal adalah semua data dari luar
yang cukup berpengaruh atau berkaitan EFAS atau eksternal factor strategy . 2.
Penilaian faktor internal-eksternal Setelah data dikumpulkan dan diklasifikasikan berdasarkan tipenya
masing-masing, selanjutnya dilakukan tahap penilaian. Tahap penilaian ini diarahkan untuk penentuan strategi melalui proses sebagai berikut:
a. Menyusun faktor-faktor IFAS atau EFAS yang telah diidentifikasi dalam kolom 1.
b. memberi bobot masing-masing faktor tersebut dalam kolom 2, dengan nilai 1,00 sangat penting sampai dengan 0.00 tidak penting. Pembobotan ini
diberikan berdasrkan nilai kepentingannya, untuk mendapatkan bobot masing- masing sebelumnya di beri nilai berdasarkan kepentingannya Tabel 2 dan 3.
Tabel 2. Formulasi Tingkat Kepentingan Faktor Internal
Faktor Tingkat Kepentingan
Kekuatan strength S1
S2 S3
S4 Kelemahan weakness
W1 W2
W3 Sumber: Rangkuti, 1997
Tabel 3. Formulasi Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal
Faktor Tingkat Kepentingan
Peluang opportunies O1
O2 O3
Ancaman threats T1
T2 T3
Sumber: Rangkuti, 1997
Selanjutnya untuk menentukan nilai pembobotan semua faktor-faktor yang diidentifikasi diberi nilai berdasarkan pengaruhnya Tabel 4 dan 5. Penentuan
nilai setiap faktor menggunakan skala 1, 2, 3, dan 4 David, 2008, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. nilai 1, jika faktor horizontal kurang penting dibandingkan faktor vertikal
b. nilai 2. Jika faktor horizontal sama pentingnya dengan faktor vertikal
c. nilai 3, jika faktor horizontal lebih penting dibandingkan faktor vertikal
d. nilai 4, jika faktor horizontal sangat penting dibandingkan faktor vertikal
Tabel 4. Formulasi Pembobotan Faktor Internal
Faktor x Faktor y
S1 S2 W1 W2 W3 Total
Bobot S1
X1 S2
X2 W1
X4 W2
X5 W3
X6
Total
ΣXn
Sumber: David, 2008
Tabel 5. Formulasi Pembobotan Faktor Eksternal
Faktor x Faktor y
O1 O2 T1 T2 Total Bobot
O1 X1
O2 X2
T1 X3
T2 X4
Total ΣXn
Sumber: David, 2008 Bobot akhir setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap faktor
terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus Kinnear Taylor 1991:
a
i
= x
i
Σx
n
Keterangan : a
i
: nilai bobot faktor ke-n x
n
: total nilai keseluruhan faktor i
: variable 1, 2, 3,….,n. Setelah memberi bobot pada masing-masing faktor dilakukan tahap selanjutnya
yaitu perangkingan. Perhitungan bobot dan penentuan rating perangkingan selanjutnya disajikan dalam tabel untuk menyajikan skor akhir Tabel 6 dan 5.
Tabel 6. Formulasi Penilaian Faktor Internal
Faktor internal Bobot
Rating Skor
Kekuatan Kelemahan
Total
Sumber: Rangkuti, 1997 Tabel 7. Formulasi Penilaian Faktor Eksternal
Faktor eksternal Bobot
Rating Skor
Peluang Ancaman
Total Sumber: Rangkuti, 1997
c. memberi rangking pada masing-masing faktor pada kolom 3, berdasarkan tingkat kepentingannya atau besar pengaruhnya dengan angka 4 sangat
penting, 3 penting, 2 sedang, dan 1 kurang. d. mengalikan bobot kolom 2 dengan rangking kolom 3 untuk memperoleh
skor pembobotan akhir pada kolom 4. Hasil akhir ini berada pada kisaran 4 sampai dengan 1 yang artinya sesuai dengan tingkat kepentingannya 4 sangat
penting dan 1 kurang penting. Setelah penilaian ini, ditentukan strategi selanjutnya sesuai dengan penilaian
tersebut. Sebelumnya, untuk mempermudah penyusunan strategi dibuat matrik internal-eksternal berdasarkan hasil skoring yang telah didapatkan Gambar 3:
I II III
IV V VI VII VIII IX
Gambar 3 Matrik Internal – Eksternal 3.
Penentuan strategi atau alternatif Berdasarkan penilaian sebelumnya selanjutnya disusun strategi atau
alternatif sesuai dengan kondisi yang ada. Alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor yang telah diidentifikasi sebelumnya adalah matrik SWOT
Rangkuti, 1997. Pada matrik ini faktor satu dihubungkan dengan faktor yang lain untuk menentukan alternatif pada tiap-tiap hubungan faktor. Penyusunan
matrik ini minimal akan menghasilkan 4 alternatif Tabel 8. a.
strategi SO, strategi yang memanfaatkan semua kekuatan ayang ada untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
Kuat Rata-Rata Lemah 4,0
3,0 2,0
1,0
Tinggi 3,0
Menengah 2,0
Rendah 1,0
TOTAL SKOR FAKTOR STRATEGI INTERNAL
TOTA L F
AKT OR
SKOR FAK
T OR
STRAT E
GI EK
ST ERNAL
b. strategi WO, strategi yang memanfaatkan peluang yang ada dengan
meminimalkan kelemahan yang dimiliki. c.
strategi ST, strategi yang menggunakan kekuatan yang dimilikiuntuk mengatasi ancaman dari luar.
d. strategi WT, strategi yang yang berusaha memnimalkan ancaman bersamaan
dengan menghindari ancaman. Tabel 8. Formulasi matrik SWOT
STRENGTHS S • Tentukan 5-10 faktor-
faktor kekuatan internal WEAKNESSES W
• Tentukan 5-10 faktor- faktor kekuatan internal
OPPURTUNIES O • Tentukan 5-10 faktor-faktor
kekuatan eksternal STRATEGI SO
STRATEGI WO
THREATS T • Tentukan 5-10 faktor-faktor
kekuatan eksternal STRATEGI ST
STRATEGI WT
3.4.5 Penyusunan rekomendasi