Profil Kompas GAMBARAN UMUM

didirikan oleh PK. Ojong almarhum dan Jakob Oetama. 75 Kompas pertama kali terbit empat halaman berisi sebelas berita luar negeri dan tujuh berita dalam negeri di halaman pertama. Berita utama di halam satu, saati itu berjudul “KAA Ditunda Empat Bulan”. Dihalaman pertama pojok kiri atas tertulis nama Pemimpin Redaksi : Drs. Jakob Oetama. Staf Redaksi; Drs. J. Adisubrata. Lie Hwat Nio SH, Marcel Beding, Th. Susilastuti, Tan Soei Sing, J. Lambangdjaja, Tan Tik Hong, Yh. Ponis Purba, Tinon Prabawa, dan Eduard Liem. 76 Sementra itu istilah tajuk rencana ketika itu belum ada, namun halaman 2 terdapat kisah lahirnya Kompas dan berita luar negeri serta dua berita dalam negeri. Serta terdapat kolom hiburan senyum simpul.Di halaman 3 terdapat tiga artikel, satu diantaranya mengenai luar negeri.Terdapat pula ulasan mengenai penyakit ayan dari Dr. Kompas. Sedangkan di halaman terakhir terdapat dua berita olahraga mengenai “Persiapan Team PSSI ke Pyongyang”, dan dua artikel luar negeri dan satu dari dalam negeri. Saat itu iklan masih kurang, dari enam iklan diantaranya dari redaksi Kompas mengenai permintaan menjadi langganan Kompas. Kompas terus mengalami perkembangan dan kemajuan. Oplah Kompas selalu naik dari semula hanya 4.800 eksemplar menjadi 8.003 eksemplar. Saat ini rata-rata 500.000 eksemplar pada hari Senin hingga Jumat, dan berkisar 600.000 eksemplar pada weekand. Oplah terbesar 75 Diakses dari http:profile.print.kompas.comprofil , diakses pada 20 September 2015. 76 F. A. Santoso, Sejarah, Organisasi, dan Visi-Misi Kompas, h.2-3 dicapai pada saat bertepatan dengan ulang tahun Bung Karno ke 100 tahun dengan oplah 750.000 eksemplar dalam edisi khusus. 77 Dengan m oto “Amanat Hati Nurani Rakyat” menggambarkan visi dan misi bagi disuarakannya hati nurani rakyat. Kompas ingin berkembang sebagai institusi pers yang mengedepankan keterbukaan, meninggalkan pengotakan latar belakang, suku, agama, ras, dan golongan. Ingin berkembang sebagai Indonesia Mini”, karena Kompas sendiri adalah lembaga yang terbuka dan kolektif. Ingin ikut serta dalam upaya mencerdaskan bangsa. Kompas ingin menempatkan kemanusiaan sebagai nilai tertinggi, mengarahkan fokus perhatian dan tujuan pada nilai-nilai yang transenden atau mengatasi kepentingan kelompok. 78 Sesuai dengan moto tersebut, visi Kompas ingin menjadi institusi yang memberikan pencerahan bagi perkembangan masyarakat Indonesia yang demokratis dan bermartabat, serta menjungjung tinggi asas dan nilai kemanusiaan. Kompas juga turut berpartisipasi membangun masyarakat Indonesia baru berdasarkan Pancasila melalui prinsip persatuan dalam perbedaan dengan menghormati individu dan masyarakat yang adil dan makmur. Begitupun dengan misi Kompas, mengantisipasi dan merespon dinamika masyarakat secara profesional, sekaligus memberi arah perubahan Trend Setter dengan menyediakan dan menyebarluaskan informasi terpercaya.” Hal ini diperjelas dalam lima sasaran oprasional; Kompas adalah lembaga pers yang bersifat umum dan terbuka. Kompas tidak 77 F. A. Santoso, Sejarah, Organisasi, dan Visi-Misi Kompas, h. 3. 78 Tim Penyusun Kompas, 35 tahun, Jakarta, Brosur Kompas, 2000. melibatkan diri dalam kelompok-kelompok tertentu baik politik, agama, sosial atau golongan dan ekonomi. Kompas secara atif membuka dialog dan berinteraksi positif dengan segala kelompok. Kompas adalah koran nasional yang berusaha mewujudkan aspirasi dan cita-cita bangsa, Kompas bersifat luas dan bebas dalam pandangan yang dikembangkan tetapi selalu memperhatikan konteks struktur kemasyarakatan dan pemerintahan yang menjadi lingkungan. 79

B. Profil Republika

Sejarah kehadiran Harian Umum Republika tidak dapat dipisahkan dari sejarah berdirinya Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia ICMI. Republika tercetus dari pemikiran para anggota ICMI. ICMI berdiri pada 5 Desember 1990. Sebagai komunitas cendekiawan muslim, ICMI menilai bahwa hingga tahun 1990-an belum ada media atau pers islam yang cukup berpengaruh di Indonesia, media islam yang mampu mendorong bangsa menjadi kritis dan berkualitas dan mendorong masyarakat untuk menjadikan bangsa Indonesia menjadi maju dengan berpegangan pada nilai-nilai spiritualitas sebagai perwujudan pancasila yang menjadi filsafat bangsa, serta memiliki arah gerak seperti digariskan UUD 1945. 80 Dalam mewujudkan hal tersebut, ICMI membentuk suatu program yang berorientasi pada tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa melalui program yang dikenal dengan 5K, yakni; dengan peningkatan kualitas iman, 79 F. A. Santoso, Sejarah, Organisasi, dan Visi-Misi Kompas, h. 4-5 80 Company Profile, Pusat Data Harian Umum Republika, h. 2 kualitas hidup, kualitas kerja, kualitas karya dan kualitas pikir. ICMI mengelompokan program kerja mereka dengan nama pancalogi program kerja yang terdiri dari program pengkajian, pengembangan produktivitas sumber daya manusia, pengembangan dialog dan komunikasi, aksi kemasyarakartan, dan hubungan internasional. 81 Untuk merealisasikan tujuan tersebut, maka pada tanggal 17 Agustus 1992 berkumpulah para tokoh dari berbagai elemen pemerintahan dan masyarakat yang berdedikasi pada pembangunan bangsa dan masyarakat Indonesia untuk mendirikan yayasan yang diberi nama Abdi Bangsa. Anggota yang tergabung dalam yayasan Abdi Bangsa ini awalnya berjumlah 48 orang, yang terdiri dari beberapa menteri kabinet pemerintahan Soeharto, pejabat tinggi negara, cendekiawan tokoh masyarakat, serta pengusaha. Nama-nama yang tercantum diantara mereka ialah, penasehat yayasan dijabat oleh Presiden Soeharto.Ketua yayasan dijabat oleh Prof. Dr. Ing. BJ. Habibie saat itu masih tercatat pula seagai ketua ICMI. Angota-anggota yayasan tersebut antara lain; Ir. Drs. Ginanjar Karta Sasmita, H. Harmoko, Ibnu Sutowo, Muhammad Hasan, Tien Soeharto, dan Ir. Abu Rizal Bakri. Yayasan Abdi Bangsa menyususn tiga program utamanya yaitu; pertama, pengembangan islamiccenter. Kedua, pengembangan Center for Information and Development Studies CIDES.Ketiga, penerbitan Harian Umum Republika.Saat itu sistem pers di Indonesia bercorak sistem pers 81 Idris Thaha, Posisi ICMI Di Tengah Arsu Perubahan Dalam Abrar Muhammad, ed., ICMI Harapan Umat, Jakarta: Yayasan Pendidikan Islam, 1991, h. 175. otoriter, sehingga pengurusan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers kala itu cukup sulit. Namun berbeda dengan sejarah pendirian Republika. Republika terbilang cukup mudah untuk mendapatkan SIUPP. Terbukti setelah pendirian Yayasan Abdi Bangsa, disusul pada tanggal 28 November 1992 dengan peresmian PT. Abdi Bangsa. Setelah itu, secara sah tertanggal 19 Desember 1992 PT. Abdi Bangsa mendapatkan SIUPP dari Departeman Penerangan Republik Indoneisa dengan nomor 283SKMENPENA.71992 untuk mendirikan perusahan pers. Inilah sebagai modal awal penerbitan Harian Umum Republika. 82 Kemudahan pengeluara SIUPP ini dilatarbelakangi dengan adanya Menteri Penerangan, Harmoko di tubuh ICMI dan kedekatan tersendiri dengan Presiden Soeharto. Bahkan nama Republika tersendiri merupakan ide Presiden Soeharto yang disampaikannya saat beberapa pengurus ICMI Pusat menghadap padanya untuk menyampaikan rencana peluncuran harian umum tersebut. Sebelumnya, surat kabar ini akan deberi nama “Republik”. 83 Namun pada akhirnya surat kabar ini resmi diberinama “Republika” dan terbit perdana pada tanggal 4 Januari 1993. Republika merupakan surat kabar pertama bagi komunitas Muslim di Indonesia. Tahun 2002 merupakan tahun penting dalam sejarah berdirinya Mahaka Media, dimana perusahaan ini pertama kali mencatatkan sahamnya sebagai PT Abdi Bangsa Tbk pada tanggal 3 April 2002 di Bursa Efek Jakarta BEJ dan 82 Company Profile, Pusat Data Harian Umum Republika, h. 4. 83 Company Profile, Pusat Data Harian Umum Republika, h.5. menjadikannya sebagai perusahaan penerbitan surat kabar pertama yang menjadi perseroan publik. 84 Mulai tahun 2004, Republika dikelola oleh PT. Republika Media Mandiri RMM dibawah perusahaan induk Mahaka Media. Di bawah PT. Republika Media Mandiri, Republika terus melakukan inovasi penyajian untuk kepuasan pelanggan. Menurut data company profile republika, saat Harian Umum Republika terbit paa 4 Januari 1993, penjualan oplah terus meningkat. Hanya dalam sepuluh hari sejak terbit, oplah Republika mencapai 100.000 eksemplar. Hal ini menandakan peningkatan 2,5 kali lipat dari rencan awal terbit dengan oplah rata-rata 40.000 per hari pada semester pertama tahun 1993. Hingga akhir semester kedua, pada desember 1993, oplah republika sudah mencapai 130.000 eksemplar per hari. Sebagian besar oplah republika beredar di Jakarta sebesar 50,31, di Jawa Barat 17,30, di Jawa Tengah 6,90, di Jawa Timur 4.36 dan sisanya tersebar di daerah lain di luar Pulau Jawa. Sedangkan menurut Nielsen Consumer Media View Survey pada November 2012, pembaca Republika berasal dari 70 laki-laki dan 30perempuan. Pembaca terbanyak adalah mereka dengan usia antara 30- 39 tahun, yaitu sebanyak 26 sisanya adalah mereka dengan usia antara 15- 19 tahun berjumlah 6, usia 40-49 tahun berjumlah 21, dan usia 50 tahun berjumlah 20. Mereka berasal dari beragam profesi, diantaranya 84 Diakses dari http:www.mahakamedia.comabout_us , artikel diakses pada 20 Sepetmber 2015.