LATAR BELAKANG Proses pembuatan produk emulsi kaya β-karoten dari minyak sawit merah dengan high pressure homogonizer

1 I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia dengan kapasitas produksi Crude Palm Oil CPO telah mencapai 21.5 juta ton. Indonesia kini memiliki 7,5 juta hektar perkebunan kelapa sawit dengan 40 persen diantaranya milik rakyat anonim a 2010. Sejak 2005 minyak sawit telah menjadi minyak nabati dengan produksi terbesar 24 menggeser minyak kedelai 23 yang sebelumnya raja minyak nabati dunia. Menurut data Oil World Annual 2009-2010, perbandingan tersebut 27,7 untuk minyak sawit dan 22,4 untuk minyak kedelai, dari total 168.8 juta ton minyak nabati. Padahal, luas kebun sawit seluruh dunia hanya 13,1 juta hektar, dibandingkan kedelai yang 97.3 juta hektar. Artinya, dalam 1 hektar kebun kelapa sawit, dihasilkan rata-rata 3,6 ton minyak, sedangkan 1 hektar kebun kedelai hanya menghasilkan rata-rata 0,39 ton minyak anonim b 2010. Efisiensi lahan ini dimungkinkan karena kelapa sawit adalah tanaman tahunan yang berbuah sepanjang tahun, dibandingkan kedelai yang merupakan tanaman musiman. Minyak sawit mentah mengandung berbagai zat gizi mikro yang berperan penting bagi kesehatan. Zat gizi mikro yang terkandung dalam minyak sawit mentah yaitu karotenoid, tokoferol, tokotrienol, sterol, fosfolipid, skualen, triterpenil, dan hidrokarbon alifatik Nagendran et al. 2000. Kandungan karotenoid dan tokoferol yang tinggi merupakan keunggulan minyak sawit kasar dibandingkan minyak nabati lainnya. Karotenoid pada minyak sawit antara lain berfungsi untuk menanggulangi kebutaan karena xeroftalmia, mencegah timbulnya penyakit kanker, mencegah proses penuaan dini, meningkatkan imunitas tubuh dan mengurangi terjadinya penyakit degeneratif Berger 1988. Meskipun demikian, karotenoid mempunyai sifat yang sensitif pada pengolahan suhu tinggi cahaya, maupun oksidasi, seperti yang terjadi pada pembuatan minyak makan secara konvensional. Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya mempertahankan kandungan karotenoid pada minyak sawit, diantaranya adalah memproduksi minyak sawit merah red palm oil RPO. Minyak sawit merah merupakan hasil ekstraksi serabut daging mesokrap buah tanaman kelapa sawit dengan melakukan pengendalian pada beberapa parameter proses, seperti tanpa melalui proses pemucatan bleaching dan tanpa melalui suhu tinggi, sehingga saat pemurnian masih diperoleh minyak sawit yang berwarna merah. Karotenoid pada minyak sawit merah jumlahnya equivalen dengan 15 kali karotenoid pada wortel dan 300 kali karotenoid pada tomat Nagendran et al. 2000. Untuk meningkatkan nilai tambah minyak sawit merah dan memanfaatkan produksinya yang tinggi, salah satu upaya yang dilakukan adalah membuat produk emulsi. Penelitian produk emulsi kaya beta karoten dari minyak sawit merah telah dilakukan oleh Saputra 1996, Surfiana 2002, dan Sabariman 2007 dengan menggunakan homogenizer jenis Ultra-Turax sebagai alat untuk proses homogenisasi. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan alat homogenizer yang berbeda agar didapatkan proses homogenisasi yang lebih optimum. Salah satu alat homogenizer yang bisa diaplikasikan ke dalam pembuatan produk emulsi ini adalah high pressure homogenizer homogenizer bertekanan tinggi. 2

B. TUJUAN PENELITIAN