Perubahan Kesejahteraan Definisi Operasional

51 5. Menaikkan total kredit usahatani sebesar 15 persen, menaikkan harga riil pembelian pemerintah sebesar 10 persen, dan tarif impor menjadi nol. Dari sisi permodalan, dengan meningkatnya total kredit usahatani menjadi insentif bagi petani padi dalam meningkatkan produksinya. Adanya kombinasi dua kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan produksi padi dan kesejahteraan petani padi.

4.9. Perubahan Kesejahteraan

Dalam penelitian ini alternatif simulasi kebijakan digunakan untuk menghitung dan menganalisis perubahan kesejahteraan petani padi dengan adanya Asean Free Trade Area AFTA. Indikator yang dijadikan sebagai perubahan kesejahteraan petani padi adalah surplus produsen padi. Indikator perubahan surplus produsen padi tersebut akan digunakan sebagai dasar evaluasi dan dapat menentukan kebijakan yang akan diambil. Analisis perubahan surplus produsen padi dapat dirumuskan sebagai berikut Sinaga, 1989. TPP A HRGTP B – HRGTP A + ½TPP B - TPP A HRGTP B – HRGTP A dimana : A= nilai dasar, B= nilai akhir

4.10. Definisi Operasional

1. Padi yang dimaksud adalah gabah kering tingkat penggilingan GKG. 2. Beras adalah hasil proses penggilingan dari buliran padi atau gabah. 3. Produksi padi adalah jumlah total produksi padi yang dihasilkan dari seluruh wilayah pertanian Indonesia yang dinyatakan dalam satuan ton. 4. Produksi beras adalah jumlah total produksi beras yang dihasilkan dari seluruh wilayah pertanian Indonesia yang dinyatakan dalam satuan ton. 52 5. Luas areal panen padi adalah luas seluruh areal produktif padi di Indonesia dinyatakan dalam satuan hektar. 6. Luas areal irigasi meruapakan lahan sawah yang diirigasi di Indonesia, dinyatakan dalam satuan hektar. 7. Produktivitas padi merupakan hasil bagi antara produksi padi dengan luas areal panen padi di Indonesia, dinyatakan dalam satuan ton per hektar. 8. Permintaan beras adalah jumlah beras yang diminta untuk keperluan pangan oleh seluruh penduduk Indonesia, dinyatakan dalam satuan ton. 9. Penawaran beras merupakan jumlah beras yang ditawarkan untuk keperluan pangan oleh seluruh penduduk Indonesia, dinyatakan dalam satuan ton. 10. Stok Beras merupakan jumlah beras yang disimpan sebagai cadangan beras pemerintah yang dikelola oleh BULOG, dinyatakan dalam satuan ton. 11. Harga riil gabah tingkat petani adalah harga gabah yang terdapat di tingkat petani setelah dideflasi dengan indeks harga konsumen 2005=100 Indonesia, yang dinyatakan dengan satuan rupiah per kilogram. 12. Harga riil beras Indonesia adalah harga beras di tingkat konsumen setelah dideflasi dengan indeks harga konsumen 2005=100, dinyatakan dengan satuan rupiah per kilogram. 13. Harga riil jagung tingkat petani adalah harga jagung tingkat petani setelah dideflasi dengan indeks harga konsumen 2005=100, dinyatakan dengan satuan rupiah per kilogram. 14. Harga riil pupuk urea adalah harga pupuk urea setelah dideflasi dengan indeks harga konsumen 2005=100, dinyatakan dengan satuan rupiah per kilogram. 53 15. Harga riil pembelian pemerintah merupakan harga pembelian terhadap gabah kering giling setelah dideflasi dengan indeks harga konsumen 2005=100 Indonesia, dinyatakan dengan satuan rupiah per kilogram. 16. Harga riil beras impor merupakan harga beras impor Indonesia setelah dideflasi dengan indeks harga konsumen 2005=100 Indonesia, dinyatakan dengan satuan US dollar per ton. 17. Harga riil beras dunia merupakan harga beras dunia setelah dideflasi dengan indeks harga konsumen 2005=100 Indonesia, dinyatakan dengan satuan US dollar per ton. 18. Harga riil gandum dunia merupakan harga gandum dunia setelah dideflasi dengan indeks harga konsumen Amerika 2005=100, dinyatakan dengan US dollar per ton. 19. Jumlah impor beras Indonesia adalah jumlah total beras yang diimpor Indonesia dinyatakan dalam ton. 20. Tarif impor beras dinyatakan dengan satuan rupiah per kilogram. 21. Total penggunaan pupuk urea merupakan jumlah penggunaan pupuk urea di Indonesia, dinyatakan dalam satuan kilogram per hektar. 22. Total kredit usahatani adalah sejumlah uang yang disediakan pemerintah melalui bank untuk dipinjamkan kepada petani, dinyatakan dalam satuan rupiah. 23. Curah hujan adalah curah hujan yang ada di wilayah Indonesia yang dinyatakan dalam mmtahun. 54 24. Pendapatan rill per kapita adalah rasio antara produk domestik bruto setelah dideflasi dengan indeks harga konsumen 2005=100 dengan jumlah penduduk Indonesia, dinyatakan dalam satuan rupiah per jiwa. 25. Jumlah penduduk Indonesia adalah banyaknya populasi Indonesia, dinyatakan dalam satuan jiwa.

V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN BERAS DI INDONESIA

5.1. Hasil Estimasi Model

Hasil estimasi model dalam penelitian ini ditunjukkan secara lengkap pada Lampiran 4 sampai Lampiran 10, dapat dijelaskan bahwa secara umum variabel penjelas yang dimasukkan ke dalam persamaan struktural mempunyai besaran dan tanda parameter estimasi yang sesuai dengan harapan dari sudut pandang teori ekonomi. Kriteria-kriteria statistika yang umum digunakan dalam mengevaluasi hasil estimasi model cukup menyakinkan. Nilai koefisien determinasi R 2 dari masing-masing persamaan struktural berkisar antara 0.26 sampai 0.96. Sebagian besar persamaan memilik nilai R 2 di atas 0.7 dan hanya persamaan jumlah impor beras Indonesia JIMB yang memiliki nilai R 2 di bawah 0.5. Berdasarkan nilai R 2 tersebut menunjukan bahwa secara umum variabel endogen dapat dijelaskan dengan baik oleh variabel-variabel eksogen dalam persamaan struktural. Berdasarkan P-value uji F yang berkisar antara 0.0001 sampai 0.1970, yang berarti variabel eksogen dalam setiap persamaan struktural dapat menjelaskan dengan baik variabel endogennya pada taraf α = 0.01 sampai 0.20. Berdasarkan hasil uji statistik durbin-w dw didapatkan nilai sebesar 0.542 dan hasil uji statistik durbin-h dh didapatkan kisaran nilai -1.90 sampai 1.80. Dari hasil tersebut diperoleh empat persamaan yang tidak mengalami masalah serial korelasi, juga terdapat dua persamaan yang tidak terdeteksi serial korelasinya yaitu persamaan jumlah impor beras Indonesia JIMB dan permintaan beras QDBR. Selain itu terdapat satu persamaan mengalami masalah serial korelasi yaitu harga riil beras Indonesia HRBER. Menurut Pindyck dan Rubinfeld 1991, masalah serial korelasi mengurangi efisiensi estimasi parameter dan serial