24 Situmorang 2005 melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi dan impor beras Indonesia menunjukan jumlah penggunaan urea dan lag produktivitas berpengaruh nyata terhadap produktivitas. Jumlah impor
beras Indonesia dipengaruhi oleh harga impor beras, produksi beras, jumlah penduduk, nilai tukar rupiah terhadap dollar dan lag impor beras Indonesia. Variabel harga beras
yang berpengaruh nyata terhadap jumlah impor beras Indonesia. Harga impor beras Indonesia dipengaruhi oleh harga beras dunia, tarif impor, dan lag harga impor. Semua
variabel berpengaruh nyata terhadap harga beras impor Indonesia kecuali variabel tarif impor.
Sitepu 2002 melakukan penelitian tentang dampak kebijakan ekonomi dan liberalisasi perdagangan terhadap penawaran dan permintaan beras di Indonesia
menunjukan bahwa respon produksi terhadap harga inelastis, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Hal ini menunjukan bahwa harga bukanlah faktor utama
dalam peningkatan produksi, karena luas areal panen dan produktivitas padi sudah mendekati batas maksimum. Permintaan beras untuk konsumsi dipengaruhi nyata oleh
perubahan harga beras eceran dan harga jagung, namun respon inelastis artinya perubahan harga beras dan harga jagung hanya berdampak kecil pada permintaan
beras. Faktor lain yang mempengaruhi permintaan beras adalah besarnya jumlah penduduk Indonesia, responnya inelastis dalam jangka pendek dan elastis dalam
jangka panjang.
2.4. Kebaruan Penelitian
Penelitian ini memiliki kesamaan dan juga kebaruan dibandingkan penelitian Widya 2011, Adriana 2007, Situmorang 2005, dan Sitepu 2002.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Widya 2011 yaitu dalam penggunaan
25 metode analisis datanya dengan menggunakan persamaan simultan, lokasi
penelitian di Indonesia, dan sama-sama mengunakan software analisis data aplikasi SAS, sedangkan perbedaannya terletak pada jumlah persamaan
simultannya dimana dalam penelitian ini persamaan dan variabel yang digunakan lebih banyak. Selain itu perbedaan terletak pada tahun penelitian, jumlah
persamaan model, dan simulasi. Tahun penelitian ini periode 1980 sampai 2009, sedangkan tahun penelitian Widya 2011 periode 1971 sampai 2008. Model yang
digunakan dalam penelitian ini lebih banyak yaitu 11 persamaan, sedangkan Widya 2011 memiliki 10 persamaan. Simulasi model yang digunakan dalam
penelitian ini tentang dampak AFTA, sedangkan penelitian Widya 2011 simulasi model tentang kebijakan pemerintah.
Penelitian ini juga memiliki kesamaan dengan penelitian Adriana 2007 yaitu sama-sama membahas permintaan dan penawaran beras Indonesia dan
lokasi penelitian di Indonesia. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian Adriana 2007 adalah dalam hal metode analisis. Penelitian Adriana 2007
hanya menggunakan metode analisis data secara kualitatif, sedangkan dalam penilitian ini menggunakan analisis data secara kualitatif dan kuantitatif.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Situmorang 2005 dalam komoditas beras dan lokasi penelitian di Indonesia, sedangkan perbedaannya
ditunjukkan oleh tahun penelitian dan software yang digunakan untuk mengolah datanya. Tahun penelitian ini periode 1980-2009, sedangkan tahun penelitian
Situmorang 2005 periode 1980-2003. Selain itu perbedaannya terletak pada penggunaan software, pada penelitian ini menggunakan software SAS 9.2
sedangkan penelitian Situmorang 2005 menggunakan SPSS.
26 Penelitian ini memiliki persamaan dengan Sitepu 2002 dalam
penggunaan metode analisis datanya dengan menggunakan persamaan simultan, sama-sama membahas perdagangan beras dan lokasi penelitian di Indonesia.
Perbedaannya penelitian ini dengan Sitepu 2002 adalah jumlah persamaan simultan yang digunakan Sitepu 2002 lebih banyak daripada penelitian ini.
Selain itu perbedaannya terletak pada simulasinya. Penelitian terdahulu menjadi masukan untuk kesempurnaan penelitian ini.
Tabel 11 berikut menunjukkan persamaan dan perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.
Tabel 11. Persamaan dan Perbedaan Penelitian “Analisis Dampak Skema
CEPT- AFTA’’ terhadap Kesejahteraan Produsen Padi di Indonesia
Penelitian Sebelumnya Persamaan Perbedaan
Widya 2011 1.Metode Analisis
1.Jumlah Persamaan Simultan 2.Software Analisis Data 2.Tahun Penelitian
3.Lokasi Penelitian 3.Simulasi Model
Adriana 2007 1.Komoditas Beras
1.Tahun Penelitian 2.Lokasi Penelitian
2.Metode Analisis Data Situmorang 2005
1.Lokasi Penelitian 1.Tahun Penelitian
2.Komoditas Beras 2.Software Analisis Data
Sitepu 2002 1.Metode Analisis Data 1.Jumlah Persamaan Simultan
2.Perdagangan Beras 2.Tahun Penelitian
3.Software Analisis Data 3.Simulasi Model
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.
Kerangka Pemikiran Teoritis
Komponen utama pasar beras mencakup kegiatan produksi dan konsumsi. Penelitian ini menggunakan persamaan simultan karena memiliki lebih dari satu
variabel endogen. Berikut ini dipaparkan teori dari fungsi produksi dan penawaran, fungsi permintaan, persamaan simultan, elastisitas, dan surplus produsen.
3.1.1. Fungsi Produksi dan Penawaran
Fungsi produksi dapat didefinisikan sebagai hubungan secara teknis dalam transformasi input resources ke dalam output atau yang melukiskan antara hubungan
antara input dengan output Doll dan Orazem, 1984. Secara umum hubungan antara input-output untuk menghasilkan produksi suatu komoditas pertanian Y secara
matematis dapat dituliskan sebagai berikut : Y = f X
1
, X
2
, X
3
, X
4
………………………………………………….γ.1 Y
= Output KgHa X
1
= Luas areal produksi Ha X2
= Modal RpHa X3
= Tenaga Kerja HOKHa X4
= Faktor produksi lainnya Produsen yang rasional berusaha memaksimumkan keuntungannya pada
tingkat produksi optimal dengan tingkat harga tertentu. Produksi optimal harus memenuhi syarat FOC First Order Condition dan SOC Second Order Condition.
Syarat pertama yang harus dipenuhi apabila turunan pertama dari fungsi keuntungan sama dengan nol, yang berarti nilai produk marginal faktor produksi sama
dengan harga faktornya, sedangkan syarat kedua yang harus dipenuhi yaitu, jika produksinya cembung, dan nilai determinan Hessian lebih besar dari nol. Jika
digambarkan secara sederhana fungsi produksi dari padi adalah :