Permintaan Beras Hasil Estimasi Model

62 akan menurunkan harga riil gabah tingkat petani sebesar 0.27 persen untuk jangka pendek dan 0.36 persen untuk jangka panjang. Variabel harga riil beras impor Indonesia berpengaruh positif terhadap harga riil gabah tingkat petani sebesar 1.85099. Hal ini berarti jika harga riil beras impor Indonesia naik sebesar satu US per ton Rp 9,700 ton, maka harga riil gabah tingkat petani naik sebesar 1,850.99 rupiah per ton, ceteris paribus. Respon harga riil gabah tingkat petani terhadap perubahan harga riil beras impor Indonesia inelastis baik jangka pendek 0.27 maupun jangka panjang 0.37. Hal ini berarti kenaikan harga riil beras impor Indonesia sebesar satu persen akan meningkatkan harga riil gabah tingkat petani sebesar 0.27 persen untuk jangka pendek dan 0.37 persen untuk jangka panjang. Variabel harga riil gabah di tingkat petani t-1 berpengaruh nyata terhadap harga riil gabah di tingkat petani. Hal ini berarti tenggang waktu harga riil gabah di tingkat petani relatif lamban dalam merespon situasi perubahan ekonomi karena variabel dirinya sendiri yang lebih mempengaruhi perubahan tersebut.

5.1.6. Permintaan Beras

Hasil estimasi persamaan permintaan beras disajikan secara lengkap pada Lampiran 7. Adapun secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 16 sebagai berikut : Tabel 16. Hasil Estimasi Persamaan Permintaan Beras Variabel Parameter Elastisitas Pr |t| Variabel Estimate SR LR Label Intercept -1872.9900 0.3150 Intercept RHBRGD -12.8002 -0.01 -0.02 0.3740 Rasio Harga Riil Beras Indonesia dengan Harga Riil Gandum PPRI 1.3059 0.00 0.00 0.4839 Pendapatan Riil perkapita Indonesia JPI 0.0879 0.61 1.14 0.0497 Jumlah penduduk Indonesia LQDBR 0.4634 0.0306 Permintaan Beras t-1 R-Square 0.9322 Pr |F| 0.0001 Durbin-h stat tidak terdefinisi Sumber : Data diolah 2011 63 Berdasarkan Tabel 16 variabel yang berpengaruh secara nyata pada taraf α = 0.05 terhadap permintaan beras adalah jumlah penduduk Indonesia dan permintaan beras t-1. Adapun variabel rasio harga riil beras Indonesia dengan harga riil gandum dan pendapatan riil perkapita Indonesia tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan beras. Pengaruh rasio harga beras Indonesia dengan harga gandum terhadap permintaan beras tidak berpengaruh nyata. Hal tersebut mengindikasikan komoditas subtitusi beras yaitu gandum tidak dapat mengubah permintaan beras. Variabel jumlah penduduk Indonesia berpengaruh positif terhadap permintaan beras sebesar 0.0879. Artinya peningkatan jumlah penduduk Indonesia sebesar satu juta jiwa, maka permintaan beras akan meningkat sebesar 87.9 ton. Sebaliknya jika ada penurunan jumlah penduduk sebesar satu juta jiwa, maka permintaan beras naik sebesar 87.9 ton, ceteris paribus. Respon permintaan beras Indonesia terhadap perubahan jumlah penduduk Indonesia inelastis untuk jangka pendek 0.61, sedangkan untuk jangka panjang elastis 1.14. Hal ini menunjukkan bahwa dalam jangka panjang komoditas beras masih merupakan makanan pokok untuk sebagian besar penduduk Indonesia. Variabel permintaan beras t-1 berpengaruh nyata terhadap permintaan beras. Hal ini berarti tenggang waktu permintaan beras relatif lamban dalam merespon perubahan ekonomi karena variabel dirinya sendiri yang lebih mempengaruhi perubahan tersebut.

5.1.7. Penawaran Beras