1. Dapat digunakan untuk memahami struktur ruang perwilayahan. 2. Pada dasarnya teori tempat-tempat pemusatan berlaku umum, dimana pun akan
tetap sama, yang mungkin berbeda adalah jarak tiap kota dengan jumlah penduduknya ataupun kualitas jasa-jasa yang ada.
3. Dapat digunakan untuk model perencanaan dengan salah satu alasan adalah adanya jaringan yang kuat yang mempunyai arti bahwa perencanana suatu
daerah harus memperhatikan implikasinya terhadap daerah sekitar. 4. Dapat digunakan untuk mendeflnisikan konsep-konsep yang sangat penting
bagi perencanaan regional. Seperti hirarki fungsi pusat, lingkup pasar dan penduduk ambang.
2.2.4 Kriteria Pemilihan Lokasi Pusat pelayanan
Konsep penentuan pusat pelayanan didasarkan atas range dan threshold yaitu Jayadinata dan Pramandika : 141:
1. Jarak yang ditempuh orang untuk mendapatkan barang kebutuhannya. 2. Jumlah minimal penduduk yang diperlukan untuk kelancaran dan
keseimbangan supply barang. Penentuan pusat pelayanan dalam skala kota dan wilayah perlu memenuhi
kriteria pengukuran tingkat perkembangan daerah sebagai berikut:
1. Ukuran Sumber daya manusia
Tingkat perkembangan daerah yang dipengaruhi oleh aktivitas penduduk. Penduduk merupakan faktor utama dalam merencanakan suatu kota atau wilayah.
Faktor utama penduduk yaitu lapangan pekerjaan, penyebaran dan kepadatan penduduk. Tujuan dan ukuran sumber daya ini yaitu didalam penentuan suatu
Universitas Sumatera Utara
pusat pelayanan ini ditujukan untuk menjadikan penduduk sebagai indikator dalam pertimbangan penentuan pusat pelayanan.
2. Sumber daya alam
Sumber daya alam yang telah digarap dan mempunyai peranan dalam perkembangan suatu daerah. Kelayakan suatu lahan yang merupakan daya
tampung dan daya dukung suatu lahan dapat mempengaruhi perkembangan fisik pembangunan suatu pusat pelayanan. Sumber daya alam yang dipertimbangkan
dalam hal ini yaitu sumber daya tanah yang berupa lahan, lahan yang ada akan dijadikan sebagai daerah limitasi.
3. Ukuran aktivitas ekonomi
Berkaitan dengan tingkat tenaga kerja dalam lapangan pekerjaan yaitu menggambarkan seberapa besar usaha yang dilakukan oleh penduduk dalam
pemanfaatan sumber daya wilayah tersebut.
4. Ukuran Kelengkapan fasilitas
Ukuran kelengkapan fasilitas berkaitan dengan kemampuan suatu fasilitas dalam melayani aktivitas penduduknya. Apabila suatu daerah mempunyai fasilitas
yang lengkap maka daerah tersebut dapat berperan sebagai pusat pelayanan.
5. Ukuran Akses
Merupakan keterkaitan antara pusat-pusat lingkungan dalam menampung pola pergerakan penduduk.
Pembagian wilayah pelayanan untuk mendorong perkembangan dan pertumbuhan kawasan atau kota secara optimal maka harus dimulai dari sub
bagian wilayah hingga unit lingkungan. Selanjutnya pembagian wilayah akan
Universitas Sumatera Utara
didasarkan pada aspek-aspek perkembangan kawasan. Karakteristik fisik dasar, jumlah penduduk dan tingkat kemudahan pencapaian. Atas dasar pertimbangan
diatas maka pembagian wilayah pelayanan harus memperhatikan faktor-faktor di wilayah tersebut yaitu:
1. Adanya dominasi kegiatan tertentu, dimana pengelompokan kegiatan-kegiatan tersebut dalam suatu wilayah akan lebih menguntungkan baik dalam segi
pengadaan prasarana dan sarana, interaksi antara kegiatan sejenis. 2. Batasan kemampuan jangkaun pelayanan radius pelayanan fasilitas-fasilitas
sosial ekonomi, jaringan jalan transportasi dan pertimbangan prospek lahan yang akses terhadap wilayah.
3. Daya tampung penduduk di masa yang akan datang di masing-masing kelurahan atau desa.
2.2.5 Hirarki Pusat Pelayanan
Pemakaian analisis skalogram, indeks bobot sentral, dan distribusi frekuensi secara bersamaan, membuat para perencanan tata permukiman mampu
membedakan empat level permukiman dalam suatu kawasan. Keempat level tersebut ditentukan berdasarkan kriterianya masing-masing, Rondinelli; 1985:
127-130 yaitu: 1. Level I : semua pusat mempunyai minimal 60 dari 64 fasilitas dan pelayanan
yang digunakan dalam skalogram, pemusatan, dan analisa distribusi fungsional dan minimal setengahnya harus tersebar merata.
2. Level II : semua pusat mempunyai minimal 30 dari 64 fasilitas dan pelayanan dan minimal tujuh diantaranya tersebar.
Universitas Sumatera Utara
3. Level III : semua pemukiman mempunyai minimal 10 dari 64 fasilitas dan pelayanan dan minimal dua harus tersebar merata.
4. Level IV : semua pemukiman mempunyai kurang dari 10 fasilitas dan pelayanan.
Hirarki pusat-pusat pelayanan yang terdiri dari batas ambang jumlah penduduk, kelengkapan fasilitas, batas ambang jarak pelayanan, serta aktivitas
suatu pusat pelayanan dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Hirarki Pusat-Pusat Pelayanan Tipe
Radius Pelayanan
km Jumlah
Penduduk Contoh Fasilitas
Pelayanan Contoh
Aktivitas
Kota Besar 100-500
800.000- 20.000.000
• Universitas • Rumah Sakit
Umum • Pusat
Perdagangan Internasional
•Pusat Kementerian • Perindustrian
besar • Perdagangan
Nasional Internasional
• Pusat Pemerintahan
Nasional, Dsb
Kota Sedang
50-100 200.000-
800.000 • SMU
• Rumah Sakit Daerah
• Supermarket. • Dsb
• Agroindustri • Pusat
Pemerintahan Regional
Kota Kecil 15-50
2.500- 25.000
• SMP • Puskesmas
• Pasar Permanen,
Dsb • Industri Kecil
• Pusat Pemerintahan
Daerah
Pusat lokaldesa
Besar 7,5-15
1000-2.500 • SD
• ApotikKlinik • Pasar
Mingguan,Dsb •Industri
Kerajinan • Pertanian
• Pusat Pemerintahan
Desa Desa Kecil
2,5-7,5 100-1.000
•SD Inpres Bidan • Warung, Dsb
• Pertanian
Sumber: United Nation, 1979
Sistem hirarki pelayanan yang terbentuk dalam menjalankan fungsinya sebagai fungsi pelayanan, memiliki batas skala dan ambang seperti yang
dijelaskan. Secara konkret batas tersebut tercermin melalui jangkauan pelayanan yang terdiri dari regional, distrik, sub distrik dan lokal. Dalam menganalisis pusat-
Universitas Sumatera Utara
pusat pelayanan menurut besar jangkauan pelayanan dapat dibedakan ke dalam empat 4 bagian yaitu ESCAP dalam Andry Andreas: 17 :
1. Pusat Regional