Pendistribusian Fasilitas Kota Tingkat Pelayanan Fasilitas

bersifat dapat memberikan kepuasan sosial, mental dan spiritual diantaranya adalah fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan, fasilitas kesehatan, fasilitas kemasyarakatan, fasilitas rekreasi olah raga serta pemakaman umum. Sementara fasilitas fisik adalah aktifitas yang dapat melayani masyarakat akan kebutuhan fisik yaitu utilitas umum yaitu air minum, sanitasi lingkungan, sistem drainase, gas, listrik, jalan raya, terminal, serta fasilitas rumah.

1. Pendistribusian Fasilitas Kota

Dalam pengembangan kota salah satu pendekatannya adalah dengan penyediaan fasilitas pelayanan kotanya. Pendekatan pengembangan fasilitas dapat dilihat dari dua sisi yaitu : - Sisi Penyediaan : Sisi penyediaan yaitu pengembangan dan pengarahan penyediaan sumber daya. Dari sumber daya yang perlu diketahui informasi, jenis pelayanan, karakteristik, tingkat pelayanan, opini, aksesibilitas, alokasi lahan pengembangan. - Sisi Permintaan : Sisi permintaan yaitu pengembangan dan pengarahan permintaan terhadap sumber daya. Dari sumber daya yang perlu diketahui informasi sosial ekonomi pengunjung, karateristik pengunjung, opini, perilaku pengunjung, tempat asal dan tujuan. Universitas Sumatera Utara Pengembangan fasilitas kota juga terkait dengan faktor dalam penentuan standar perencanaan fasilitas yang terdiri dari : - Faktor Manusia : Yaitu : jumlah penduduk ; - Faktor Lingkungan : perkembangan, standar sosial ekonomi, nilui-nilai, potensi masyarakat, pola budaya dan antropologi. Yaitu : fungsi, peranan sosial ekonomi, jaringan pergerakan, letak geografis lingkungan, sifat kepusatan lingkungan. Faktor-faktor pengembangan tersebut berpengaruh terhadap jumlah, besaran, sebaran dan hirarki pelayanan fasilitas kota.

2. Tingkat Pelayanan Fasilitas

Adapun tingkat pelayanan fasilitas sosial pada dasarnya mengungkapkan kemampuan fasiltias sosial dalam memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Sedangkan penilaian tingkat pelayanan ini ditinjau dari kemampuan daya layaknya apakah sudah sesuai dengan standar umum kebutuhan normative dan apakah memenuhi kriteria efektifitas serta efisiensi dalam melayani masyarakat. Berdasarkan teori klasik pusat pelayanan CPT, bahwa suatu areal pelayanan dilayani 1 pusat pelayanan dan luas areal pelayanan sebanding dengan hirarki skala pelayanan dan jangkauannya. Menurut teori ini, manusia secara alamiah selalu akan mengalami suatu proses dalam pemenuhan kebutuhannya. Manusia akan mencari suatu tempat pemenuhan kebutuhan, yang paling dekat, mudah dan murah dicapai serta yang sesuai dan dapat memenuhi selera kebutuhannya. Demikian pula pihak penyedia kebutuhan tersebut, akan selalu Universitas Sumatera Utara mempertimbangkan kegiatan usahanya sebagai tempat melayani kebutuhan yang memenuhi persyaratan mudah, menarik, dan mendapatkan konsumen lokasi yang mudah dicapai, strategis, dalam arti dapat dicapai dari semua arah secara merata dan dapat memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.

2.4 Konsep Aksesibilitas

Aksesibilitas adalah konsep yang menghubungkan sistem pengaturan tata guna lahan secara geografis dengan sistem jaringan transportasi yang menghubungkannya Tamin, 2000:32. Selain itu, aksesibilitas juga memiliki pengertian berupa suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain, serta tingkat kemudahan kesulitan lokasi tersebut dicapai melalui jaringan transportasi Black dalam tamin, 2000:32. Tingkat kemudahan kesulitan tersebut merupakan suatu hal yang subjektif dan kualitatif. Oleh karena itu, diperlukan suatu ukuran yang kuantitatif untuk menyatakannnya. Terdapat tiga besaran ukuran untuk menyatakan aksesibilitas, yaitu :

1. Jarak