Cara atau standar dalam melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan dalam perspektif etika Kristen

4.7. Cara atau standar dalam melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan dalam perspektif etika Kristen

Bentuk tanggung jawab sosial perusahaan yang diajukan oleh Bungin adalah community development (pemberdayaan masyarakat). Budimanta dalam Rudito (2007: 234) mendefinisikan community development sebagai kegiatan pembangunan komunitas yang dilakukan secara sistematis, terencana dan diarahkan untuk memperbesar akses komunitas guna mencapai kondisi sosial, ekonomi, dan kualitas kehidupan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan kegiatan pembangunan sebelumnya.

Program ini bertujuan untuk memberdayakan komunitas (empowerment), yaitu pada bagaimana anggota komunitas dapat mengaktualisasikan diri mereka dalam pengelolaan lingkungan yang ada di sekitarnya dan memenuhi kebutuhan secara mandiri tanpa ketergantungan dengan pihak lain. Dengan demikian, pranata sosial yang sudah ada di komunitas sebelumnya dapat berjalan tanpa adanya ketergantungan pada pihak perusahaan dan perusahaan pun dapat berkontribusi sebagai bagian dari komunitas yang bersangkutan, di daerah dimana perusahaan tersebut berada (Rudito, 2007: 236).

Cara ini adalah cara yang baik dalam mengatasi kemiskinan dan ketidakberdayaan masyarakat dalam menghadapi masalah-masalah sosial yang ada di sekitarnya. Karena cara ini tidak menyingkapi masalah-masalah sosial yang ada secara fenomenal saja, tetapi juga berusaha menggerakkan masyarakat itu sendiri, untuk bergerak memenuhi kebutuhan dirinya sendiri.

Akan tetapi, walaupun merupakan cara yang baik, tetap belum benar- benar ‘baik’ bagi etika Kristen. Karena cara yang baik merupakan cara yang Akan tetapi, walaupun merupakan cara yang baik, tetap belum benar- benar ‘baik’ bagi etika Kristen. Karena cara yang baik merupakan cara yang

o Cara ini tidak membuat manusia memulihkan hubungannya dengan Allah. Hal ini merupakan hal penting yang pertama-tama harus diselesaikan jika

ingin mengatasi seluruh permasalahan yang ada, karena dengan mengenal Allah manusia dapat mengenali siapa dirinya dengan benar dan mengetahui maksud dan tujuan dari keberadaannya di dunia ini. Karena Allah memberikan tujuan hidup kepada setiap manusia untuk manusia kerjakan selama hidupnya. Hal inilah yang tidak ada di dalam pemberdayaan masysrakat ini.

o Cara ini tidak mengembalikan manusia kepada naturnya yang semula. Manusia memang diciptakan dengan natur bekerja, dan adalah baik

membuat manusia mau mengerjakan naturnya ini, tetapi bekerja bukanlah sekedar melakukan sesuatu yang menghasilkan saja. Karena di dalam bekerja terdapat sifat Allah dan relasi antara Allah dan manusia berkaitan dengan tugas yang Allah berikan kepada manusia. Hal inilah yang tidak tergarap dengan baik melalui pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh perusahaan.

o Cara ini tidak membuat manusia mengerti dengan baik tatanan ideal yang telah Allah tetapkan. Sejak penciptaan, Allah telah menetapkan tatanan

antara Allah-Manusia-Alam/bumi. Akan tetapi, sejak jatuh dalam dosa tatanan ini telah menjadi rusak. Karena itu, penting sekali bagi manusia untuk mengerti kembali tatanan ini, agar manusia mengerti keberadaan dirinya sebagai wakil Allah di bumi dan sebagai penguasa atas bumi ini.

Ketiga hal ini, pemulihan hubungan dengan Allah, mengembalikan manmusia pada naturnya, dan mengembalikan tatanan yang ada, merupakan satu bagian yang integral yang harus diselesaikan dan tidak dapat dipisahkan ataupun dikerjakan satu persatu. Karena ketiga hal inilah yang telah Allah katakan di dalam Firman-Nya, dan ketiga hal inilah yang Allah lakukan kepada manusia dan ciptaan-Nya melalui penebusan yang Yesus lakukan.

Pemberdayaan masyarakat yang baik adalah pemberdayaan yang bukan hanya membereskan masalah jasmaninya saja, tetapi pemberdayaan yang juga membereskan masalah rohani. Dimana seluruh perseteruan antara Allah dengan manusia, manusia dengan sesamanya, dan perseteruan antara manusia dengan alam juga ikut dipulihkan atau dibereskan. Pemberdayaan yang membawa manusia kembali kepada Allah dan mengembalikan manusia pada hakekatnya mula-mula, yaitu sebagai gambar dan rupa Allah. Pemberdayaan yang membuat manusia mengerjakan tugas yang telah Allah berikan dengan kesukarelaan, untuk taat dan tunduk pada kehendak Allah.