Tujuan tanggung jawab sosial perusahaan dalam perspektif etika Kristen

4.6. Tujuan tanggung jawab sosial perusahaan dalam perspektif etika Kristen

Di dalam bukunya, Rudito tidak memaparkan dengan jelas mengenai tujuan perusahaan dalam melakukan tanggung jawab sosial perusahan. Akan tetapi, hal ini dapat diketahui dengan melihat pada definisi tanggung jawab sosial perusahaan dan manfaat yang diperoleh dengan menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan. Berdasarkan itu, dapat didimpulkan tiga (3) poin yang menjadi tujuan perusahaan dalam menjalankan fungsi tanggung jawab sosialnya. Beberapa tujuan tersebut antara lain:

1. Menjaga nama baik, memenuhi keinginan shareholder, mendapat simpati dari masyarakat, mengurangi campur tangan pemerintah, mendapat keuntungan lebih, dan demi keberlangsungan usaha.

2. Pergeseran tuntutan dunia usaha secara global atas usaha yang berwawasan lingkungan.

3. Memberikan dampak positif kepada komunitas sekitar, memberikan kontribusi terhadap masyarakat sekitar, sebagai bagian dari masyarakat. Dari antara ketiga tujuan diatas tidak ada satu pun yang bertujuan untuk

memuliakan Allah, dan tidak ada aspek ‘ke-Allah-an’ di dalamnya. Tujuan yang pertama dan kedua merupakan tujuan yang berfokus pada keegoisan manusia dalam menjaga agar usahanya dapat terus berlangsung dan memberikan keuntungan, bahkan menjadi semakin besar. Di dalam tujuan ini manusia melakukan tanggung jawabnya kepada lingkungan sosialnya sebagai bagian dari rencana perusahaan dalam mempertahankan usahanya dan untuk memperoleh laba dalam jangka panjang. Di dalam kedua tujuan ini, tidak ada kesadaran dari dalam diri manusia untuk melakukan sesuatu demi kesejahteraan umat manusia secara keseluruhan.

Pada tujuan yang ketiga, terdapat kepedulian perusahaan tehadap lingkungan sekitarnya sebagai bagian dari masyarakat. Tujuan ini baik adanya, tetapi tidak tuntas. Karena perusahaan melakukannya dengan berlandaskan pada kontribusi perusahaan sebagai konsekuensi dari keberadaannya di dalam masyarakat. Hal ini akan berdampak pada wujud nyata kontribusi perusahaan tersebut pada masyarakat. Dimana bentuk kontribusi yang dilakukan perusahaan hanya berusaha menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat fenomenal saja. Tidak adanya visi sosial dalam diri perusahaan inilah, yang menyebabkan tidak Pada tujuan yang ketiga, terdapat kepedulian perusahaan tehadap lingkungan sekitarnya sebagai bagian dari masyarakat. Tujuan ini baik adanya, tetapi tidak tuntas. Karena perusahaan melakukannya dengan berlandaskan pada kontribusi perusahaan sebagai konsekuensi dari keberadaannya di dalam masyarakat. Hal ini akan berdampak pada wujud nyata kontribusi perusahaan tersebut pada masyarakat. Dimana bentuk kontribusi yang dilakukan perusahaan hanya berusaha menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat fenomenal saja. Tidak adanya visi sosial dalam diri perusahaan inilah, yang menyebabkan tidak

Frame (dalam http://www.acad.erskine edu, 2007) menyatakan tiga (3) tujuan dari etika Kristen, yaitu: Kemuliaan Allah (The Glory of God), Manusia menikmati Allah (Human enjoyment of God), dan Kerajaan Allah sebagai kebajikan tertinggi (The Kingdom of God is the Summum Bonum (Highest Good)). Maka, tujuan keberadaan perusahaan pun tidak dapat lepas dari ketiga hal ini, yaitu memuliakan Allah di dalam setiap aktivitas bisnisnya, membuat manusia menikmati Allah di dalam aktivitas bisnis yang perusahaan jalankan, dan mengerjakan aktivitas bisnisnya dengan Kerajaan Allah sebagai kebajikan tertinggi. Di dalam mengerjakan maksud Allah tersebut, maka perusahaan harus mempertanyakan apakah setiap keputusan yang telah dibuatnya itu akan memuliakan Allah, membuat manusia semakin menikmati Allah, dan menjadikan Kerajaan Allah sebagai kebajikan tertinggi.

Secara lebih sederhana, keputusan-keputusan baik, yang mencakup ketiga tujuan manusia, dapat dibuat dengan menghadirkan Allah dalam setiap pengambilan keputusan dan membuat keputusan yang menyenangkan hati Allah. Menyenangkan hati Allah di sini berarti melakukan apa yang Allah kehendaki bagi hidup manusia, seperti yang telah dinyatakan-Nya di dalam Alkitab, yang adalah Firman Tuhan yang diberikan kepada manusia. Hal ini hanya dapat dikiethui melalui relasi yang baik dengan Allah dan dengan tekun mempelajari Firman-Nya