cara paksaan, walaupun dengan cara seperti ini integrasi itu tidak bertahan lama.
6. Adanya dominasi politik terhadap kelompok lain, karena dalam masyarakat
multikultural terdapat segmen-segmen yang berakibat pada ingroup fiiling tinggi maka bila suaru ras atau suku memiliki suatu kekuasaan atas
masyarakat itu maka dia akan mengedapankan kepentingan suku atau rasnya.
d. Teori Etnosentrisme
Etnosentris sangat erat hubungannya dengan apa yang disebut in group feeling keikut sertaan dalam kelompok tinggi Purwasito, 2003. Biasanya dalam suatu
kelompok sosial sering kita melihat perang antar desa, perang antar suku ataupun perang dalam agama dan sebagainya. Tapi entosentris lebih kepada anggapan
suatu kelompok sosial bahwa kelompoknyalah yang paling unggul. Jadi, yang dimaksud dengan etnosentris adalah suatu anggapan dari kelompok sosial bahwa
kelompoknyalah yang paling unggul Budiman, 2005. Dari definisi di atas kita dapat memahami bahwa dalam suatu masyarakat majemuk terdapat suatu
kelompok yang beranggapan bahwa kelompoknyalah yang paling unggul dari kelompok-kelompok sosial lain.
Etnosentris merupakan suatu kecenderungan untuk memandang norma-norma dan nilai-nilai dalam kelompok budayanya sebagai yang mutlak dan digunakan sebagai
standar untuk mengukur dan bertingkah terhadap semua kebudayaan lain. Etnosentris menyebabkan adanya prasangka dalam setiap etnis yang dapat memandang orang dari
kelompok etnis lain sebagai barbar, kafir, dan tidak mempunyai peradaban. Suatu kekeliruan persepsi terhadap orang yang berbeda adalah prasangka, yang mana
merupakan suatu konsep yang sangat dekat dengan stereotip. Prasangka adalah sikap yang tidak adil terhadap seseorang atau suatu kelompok Lubis, 2012.
Poortinga dalam Liliweri, 2005: 176-179, menyatakan bahwa ada 3 faktor penentu prasangka yang diduga mempengaruhi komunikasi antarbudaya, yaitu :
a.
Stereotip
Stereotip dapat diartikan sebagai suatu sikap atau karakter yang dimiliki oleh seseorang untuk menilai orang lain semata-mata berdasarkan kelas atau
pengelompokan yang dibuatnya sendiri dan biasanya bersifat negatif. Menurut Gerungan 2002, stereotip merupakan suatu gambaran atau tanggapan tertantu
mengenai sifat-sifat dan watak pribadi orang golongan lain yang umumnya bercorak negatif. Stereotip mengenai orang lain telah terbentuk pada orang yang
berprasangka sebelum ia mempunyai kesempatan untuk bergaul sewajarnya dengan orang-orang lain yang dikenakan prasangka itu. Dapat disimpulkan, jika
komunikasi diantara mereka yang berbeda etnis didahului oleh stereotip negatif antaretnik akan mempengaruhi efektivitas komunikasi Liliweri, 2005.
Universitas Sumatera Utara
b. Jarak Sosial
Jarak sosial merupakan perasaan untuk memisahkan seseorang atau kelompok tertentu berdasarkan tingkat penerimaan seseorang terhadap orang lain. Liliweri
beranggapan semakin dekat jarak sosial seorang komunikator dari suatu etnis dengan seorang komunikan dari etnis lain, maka semakin efektif komunikasi
yang terjalin diantara mereka, begitu juga sebaliknya.
c. Sikap diskriminasi
Secara teoritis menurut Doob, diskriminasi dapat dilakukan melalui kebijaksanaan untuk mengurangi, memusnahkan, menaklukkan, memindahkan,
melindungi secara legal, menciptakan pluralisme budaya, dan tindakan asimilasi terhadap kelompok lain. Ini juga berarti bahwa sikap diskriminasi tidak lain dari
suatu kompleks berpikir, berperasaan, dan kecenderungan untuk berperilaku maupun bertindak dalam suatu bentuk negatif maupun positif. Sikap ini dapat
mempengaruhi efektivitas komunikasi antaretnik Liliweri, 2005 : 178.
2.2 Kerangka Konsep