Metode Pengumpulan Data Statistik Deskriptif

Tabel 4.1. Populasi dan Sampel Penelitian No KabupatenKota Kriteria Sampel 1 2 1 Nias   Sampel 1 2 Mandailing Natal   Sampel 2 3 Tapanuli Selatan   Sampel 3 4 Tapanuli Tengah   Sampel 4 5 Tapanuli Utara   Sampel 5 6 Toba Samosir   Sampel 6 7 Labuhan Batu   Sampel 7 8 Asahan   Sampel 8 9 Simalungun   Sampel 9 10 Dairi   Sampel 10 11 Karo   Sampel 11 12 Deli Serdang   Sampel 12 13 Langkat   Sampel 13 14 Nias Selatan   Sampel 14 15 Humbang Hasundutan   Sampel 15 16 Pakpak Barat   Sampel 16 17 Samosir   Sampel 17 18 Serdang Bedagai   Sampel 18 19 Batubara   Sampel 19 20 Padang Lawas   Sampel 20 21 Padang Lawas Utara   Sampel 21 22 Labuhan Batu Selatan   Sampel 22 23 Labuhan Batu Utara   Sampel 23 24 Nias Utara - - - 25 Nias Barat - - - 26 Sibolga   Sampel 24 27 Tanjung Balai   Sampel 25 28 Pematangsiantar   Sampel 26 29 Tebing Tinggi   Sampel 27 30 Medan   Sampel 28 31 Binjai   Sampel 29 32 Padangsidimpuan   Sampel 30 33 Gunung Sitoli - - - Sumber : bps sumut

4.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan mengambil realisasi APBD kabupatenkota Propinsi Sumatera Utara dari BPK Perwakilan Universitas Sumatera Utara Propinsi Sumatera Utara dan Statistik Keuangan Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Utara dari Badan Pusat Statistik BPS Sumut. Jenis data dalam penelitian adalah data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka Lubis,2012:107. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari Badan Pemeriksa Keuangan BPK Perwakilan Propinsi Sumatera Utara dan BPS Sumut. Penelitian ini menggunakan pooling data yang terdiri cross section data yaitu 30 kabupatenkota dan time series data yaitu 3 tahun dari 2009 – 2011. Dalam penelitian ini, objek penelitiannya adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD di Propinsi Sumatera Utara, sehingga jumlah jumlah data amatannya sebanyak 90.

4.5. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

4.5.1. Defenisi Operasional

Variabel bebas independent variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu PAD, DAU dan DAK. Variabel terikat dependent variabel yang merupakan perhatian utama dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi, sedangkan belanja modal sebagai variabel moderating. Untuk menghindari kesimpangsiuran pemahaman persepsi pada penelitian ini, disusun defenisi dan batasan operasional sebagai berikut : 1. Pertumbuhan Ekonomi, perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat . Pertumbuhan ekonomi diproksikan dengan PDRB harga konstan dan menggunakan skala rasio. Universitas Sumatera Utara 2. PAD, merupakan total realisasi penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah atau penerimaan daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain – lain pendapatan asli daerah yang sah dengan menggunakan skala rasio. 3. DAU adalah total dana transfer yang bersifat umum block grant untuk mengatasi masalah ketimpangan horizontal antar daerah dengan tujuan utama pemerataan kemampuan keuangan antar daerah dengan menggunakan skala rasio. 4. DAK adalah total dana transfer yang berasal dari APBN, yang dialokasikan kepada daerah tertentu untuk membantu membiayai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai dengan prioritas nasional. DAK menggunakan skala rasio. 5. Belanja Modal, jumlah realisasi pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetapinventaris yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, termasuk untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat, meningkatkan kapasitas dan kualitas asset. Belanja modal meliputi belanja tanah, gedung dan bangunan, belanja peralatan dan mesin, belanja jalan, irigasi dan jaringan, dan belanja aset tetap lainnya. Skala pengukuran dengan menggunakan skala rasio. Universitas Sumatera Utara

4.5.2. Metode Pengukuran Variabel

Adapun pengukuran variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : Tabel 4.2. Operasional Variabel Nama Variabel Defenisi Variabel Pengukuran Skala Pengukuran Pertumbuhan Ekonomi Y Perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. PDRB Harga Konstan Tahun Dasar 2000 dari tahun 2010-2012 Rasio PAD X 1 Total Realisasi penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah atau penerimaan daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain – lain pendapatan asli daerah yang sah Realisasi PAD tahun 2009 - 2011 Rasio DAU X 2 Total dana transfer yang bersifat umum block grant untuk mengatasi masalah ketimpangan horizontal antar daerah dengan tujuan utama pemerataan kemampuan keuangan antar daerah Realisasi DAU tahun 2009 - 2011 Rasio DAK X 3 Total dana transfer yang berasal dari APBN, yang dialokasikan kepada daerah tertentu untuk membantu membiayai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai dengan prioritas nasional Realisasi DAK tahun 2009 – 2011 Rasio Belanja Modal X 4 Jumlah realisasi pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetapinventaris yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, termasuk untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat, meningkatkan kapasitas dan kualitas asset. Realisasi Belanja Modal tahun 2009 – 2011 Rasio Universitas Sumatera Utara

4.6. Metode Analisa Data

Metode analisis data yang digunakan adalah model analisis regresi linier berganda dan uji residual sebagai pemoderasi dengan bantuan Software SPSS for Windows.

4.6.1. Uji Asumsi Klasik

Analisa multivariate telah banyak digunakan untuk memecahkan masalah penelitian. Hal ini disebabkan permasalahan bisnis dan lainnya mempunyai aspek multidimensional. Dalam melaksanakan pengujian dengan analisis multivariate, peneliti perlu melakukan pengujian atas data yang akan digunakan. Pengujian tersebut dilakukan untuk menghindari atau mengurangi bias atas hasil penelitian yang diperoleh. Ghozali 2006:86, asumsi klasik yang dianggap paling penting adalah: 1. Memiliki distribusi normal 2. Tidak terjadi multikolonieritas antar variabel independen 3. Tidak terjadi heteroskedastisitas atau varian variabel pengganggu yang konstan homoskedastisitas 4. Tidak terjadi autokorelasi antar residual setiap variabel independen Pengujian asumsi klasik meliputi normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi, yang penjelasannya sebagai berikut : 1. Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal Ghozali,2006:147. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki Universitas Sumatera Utara distribusi normal Nugroho,2005. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan analisis grafik dan uji statistik. Uji normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov, distribusi data dikatakan normal jika signifikan 0,05. 2. Uji Multikolinieritas Tujuan uji multikolinearitas menurut Ghozali 2006:95, adalah untuk menguji apakah model regresi ditemukan dengan adanya korelasi diantara variabel independen. Suatu model regresi yang baik tidak ditemukannya hubungan atau korelasi di antara variabel independen. Pengujian multikolinieritas menggunakan metode Variance Inflation Factor VIF. Metode VIF ini menjelaskan hubungan variabel independen yang mana menjelaskan variabel independen yang lain. Multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat jika nilai VIF 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1. Maka model tersebut dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas. 3. Uji Heteroskedastisitas Tujuan uji heteroskedastisitas menurut Ghozali 2006:125, adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki variance residual suatu periode pengamatan dengan pengamatan yang lain. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari pola gambar scatter plot model tersebut dan melakukan uji Glesjer Nugroho,2005 Universitas Sumatera Utara 4. Uji Autokorelasi Ghozali 2006:99,uji autokorelasi ini mempunyai tujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan ada periode t – 1 atau sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson Durbin – Watson Test, yaitu untuk mengetahui dan menguji apakah terjadi korelasi serial atau tidak dengan menghitung nilai d statistik. Salah satu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui adanya autokorelasi dengan memakai uji statistik Durbin – Watson DW test. Menurut Santoso 2002 pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut : a. Angka D – W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif. b. Angka D – W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. c. Angka D – W di atas + berarti ada autokorelasi negatif.

4.6.2. Model Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukannya uji asumsi klasik, maka dilakukan pengujian hipotesis pertama sebagai berikut :

4.6.2.1. Analisis Regresi Berganda

Menurut Erlina 2011:111, untuk menjawab hipotesis pertama dengan menggunakan analisis regresi linier berganda yang bertujuan untuk melihat secara langsung pengaruh beberapa variabel terikat. Universitas Sumatera Utara Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka dilakukan pengujian terhadap variabel – variabel penelitian dengan cara menguji secara simultan melalui signifikan simultan uji statistik F, yang bertujuan menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk menguji masing – masing variabel secara parsial, dilakukan dengan uji signifikansi parameter individual uji t statistik bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh atau tidak terhadap variabel dependen, serta variabel mana yang dominan mempengaruhi variabel dependen. Model regresi yang digunakan adalah : Y = α + β₁logX₁ + β₂logX₂ + β 3 Keterangan : logX3 + ε Y = Pertumbuhan Ekonomi α = Konstanta β₁ = Koefisien dari PAD β₂ = Koefisien dari DAU β 3 = X ₁ = PAD Koefisien dari DAK X ₂ = DAU X 3 ε = error = DAK Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh variabel independen yaitu PAD, DAU, DAK secara simultan atau parsial terhadap variabel dependen yaitu pertumbuhan ekonomi. Universitas Sumatera Utara

4.6.2.1.1. Uji Signifikan Parsial Uji – t

Uji statistik disebut juga sebagai uji signifikan individual. Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen yaitu PAD, DAU, DAK secara parsial terhadap variabel dependen yaitu pertumbuhan ekonomi. a. Bentuk pengujiannya Ho : b 1, b 2, b 3 Ha : b = O, artinya PAD, DAU dan DAK secara parsial tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. 1, b 2, b 3 b. Kriteria pengambilan keputusan ≠ O, artinya PAD, DAU dan DAK secara parsial berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Jika probabilitas 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jika probabilitas 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. 4.6.2.1.2.Uji Signifikan Simultan Uji – F Uji ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua independen yang dimasukkan dalam model ini mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. a. Bentuk pengujiannya Ho : b 1 = b 2 = b 3 Ha : b = O, artinya PAD, DAU dan DAK secara simultan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. 1 ≠ b 2 ≠ b 3 ≠ O,artinya PAD, DAU dan DAK secara simultan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Universitas Sumatera Utara b. Kriteria pengambilan keputusan Jika probabilitas 0.05, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Jika probabilitas 0.05, maka Ha ditolak dan Ho diterima.

4.6.2.1.3. Koefisien Determinasi R

2 Pengu jian koefisien determinasi R 2 digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen atau dengan kata lain untuk menguji goodness-fit dari model regresi. Nilai R 2 koefisien determinasi berkisar antara 0 sampai 1 0 ≤ R 2 ≤ 1. Nilai R 2 dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R 2 berkisar antara 0 sampai 1. Nilai R 2 sama dengan nol R 2 =0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Bila R 2 semakin besar mendekati 1 menunjukkan semakin kuat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R 2 semakin kecil mendekati nol menunjukkan semakin kecil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

4.6.2.2. Model Pengujian Moderating

Untuk menjawab hipotesis kedua, menggunakan uji moderating. Menurut Ghozali 2006:200, ada tiga metode yang digunakan untuk melakukan uji regresi dengan variabel moderasi yaitu uji interaksi, uji nilai selisih mutlak absolut dan uji residual. Pengujian variabel moderating dengan uji interaksi maupun uji nilai selisih mutlak absolut mempunyai kecenderungan akan terjadi multikolinearitas yang tinggi antar variabel independen dan hal ini akan menyalahi asumsi klasik. Universitas Sumatera Utara Untuk mengatasi multikolinearitas ini, maka dikembangkan metode lain yang disebut uji residual Ghozali,2006:207. Penelitian ini memakai metode variabel moderating dengan metode uji residual. Maka rumusnya sebagai berikut : M = α+ β₁X₁ + β₂X₂ + β 3 X 3 │e │= α + β + ε………………………………………… 1 4 X 4 Keterangan : ………………………………………………………… 2 X ₁ = PAD X ₂ = DAU X 3 X = DAK 4 β₁ = Koefisien regresi untuk PAD = Belanja Modal β₂ = Koefisien regresi untuk DAU β 3 β = Koefisien regresi untuk DAK 4 M = Pemoderasi Belanja Modal = Koefisien regresi untuk Belanja Modal α = Konstanta ε = error a. Bentuk pengujiannya : Ho : b 4 Ha : b = 0 ,artinya belanja modal tidak memoderasi hubungan PAD, DAU dan DAK terhadap pertumbuhan ekonomi . 4 ≠ 0,artinya belanja modal memoderasi hubungan PAD, DAU dan DAK terhadap pertumbuhan ekonomi. Universitas Sumatera Utara b. Kriteria pengambilan keputusan : Jika probabilitas 0.05, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Jika probabilitas 0.05, maka Ha ditolak dan Ho diterima. Universitas Sumatera Utara BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Statistik Deskriptif

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah PAD, DAU, DAK serta belanja modal mempengaruhi pertumbuhan ekonomi pada kabupatenkota di Propinsi Sumatera Utara tahun 2009 – 2011. Variabel independen pada penelitian ini adalah PAD, DAU, DAK. Variabel pemoderasi adalah belanja modal dan variabel dependen adalah pertumbuhan ekonomi. Analisis statistik deskriptif masing – masing variabel dapat dilihat pada tabel 5.1. Tabel 5.1. Hasil Deskripsi Variabel Penelitian Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation PAD 90 2.39E9 9.95E11 4.5401E10 1.25581E11 DAU 90 1.44E11 1.07E12 3.6783E11 1.81983E11 DAK 90 1.11E9 9.12E10 4.4930E10 1.86207E10 B_MODAL 90 2.79E10 1.93E14 2.2714E12 2.03815E13 PDRB 90 1.65E11 4.15E13 4.1659E12 7.13868E12 Valid N listwise 90 Sumber : Diolah dari Data Sekunder,2013 • Bahwa jumlah N sampel sebanyak 90. Nilai PAD X 1 yang diterima pada kabupatenkota di Propinsi Sumatera Utara Sumut yang paling kecil adalah yaitu sebesar 2.3, sedangkan nilai tertinggi PAD sebesar 9.95, sedangkan nilai rata – rata daerah menerima PAD sebesar 4.5401, dan standar deviasi sebesar 1.25581. Kota Medan merupakan daerah yang memperoleh PAD yang Universitas Sumatera Utara terbesar dan Kabupaten Pakpak Barat daerah yang memperoleh PAD yang terkecil bila dibandingkan dengan kabupatenkota lainnya. • Nilai DAU X 2 • Nilai DAK X yang diterima pada kabupatenkota di Propinsi Sumatera Utara Sumut yang paling kecil adalah yaitu sebesar 1.44, sedangkan nilai tertinggi DAU sebesar 1.07, sedangkan nilai rata – rata sebesar 3.6783 dengan standar deviasi DAU sebesar 1.8198. Kota Medan juga merupakan daerah yang memperoleh DAU yang terbesar dan Kabupaten Pakpak Barat daerah yang memperoleh DAU yang terkecil bila dibandingkan dengan kabupatenkota lainnya. 3 • Nilai belanja modal X yang diterima pada kabupatenkota di Propinsi Sumatera Utara Sumut yang paling kecil adalah yaitu sebesar 1.11, sedangkan nilai tertinggi DAK sebesar 9.12. Nilai rata – rata DAK 4.4930 dengan nilai standar deviasi pada kabupatenkota di Propinsi Sumatera Utara sebesar 1.86207 . Daerah yang memperoleh DAK tertinggi adalah Kabupaten Deli Serdang. Daerah yang memperoleh DAK terendah adalah Kabupaten Labuhan Batu Utara. 4 yang diterima pada kabupatenkota di Propinsi Sumatera Utara Sumut yang paling kecil adalah yaitu sebesar 2.79, sedangkan nilai tertinggi belanja modal sebesar 1.93, sedangkan nilai rata – rata belanja modal sebesar 2.2714. Standar deviasi pada kabupatenkota di Propinsi Sumatera Utara sebesar 2.03815 . Daerah yang belanja modalnya lebih besar adalah Kabupaten Nias Selatan dan Kota Padangsidempuan adalah daerah yang belanja modalnya terendah. Universitas Sumatera Utara • Nilai pertumbuhan ekonomi Y yang diterima pada kabupatenkota di Propinsi Sumatera Utara Sumut yang paling kecil adalah yaitu sebesar 1.65, sedangkan nilai tertinggi belanja modal sebesar 4.15, dengan nilai rata – rata sebesar 4.1659. Standar deviasi pertumbuhan ekonomi pada kabupatenkota di Propinsi Sumatera Utara sebesar 7.13868. Kota Medan merupakan kota yang memperoleh pertumbuhan ekonomi tertinggi, sedangkan Kabupaten Pakpak Barat memperoleh pertumbuhan ekonomi terendah.

5.2. Uji Asumsi Klasik

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS, DAN BELANJA MODAL Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi(Studi Empiris di Kabupaten/Kota Eks Karesid

1 2 16

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS, DAN BELANJA MODAL Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi(Studi Empiris di Kabupaten/Kota Eks Karesid

0 4 18

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Modal (Studi Empiris Pada Kabupate

0 2 14

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Modal (Studi Empiris Pada Kabu

0 5 25

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Terhadap Belanja Modal Kabupaten/

0 3 20

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA MODAL Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Modal Dengan Pertumbuhan Ekonomi Sebagai Variabel Pemoderasi

0 2 17

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI KHUSUS Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Modal (Studi Empiris Di Wilayah Karesidenan

0 1 16

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI KHUSUS Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Modal (Studi Empiris Di Wilayah Karesiden

0 1 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Modal sebagai Variabel Moderating pada Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Modal sebagai Variabel Moderating pada Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara

0 0 16