Tabel 4.1. Populasi dan Sampel Penelitian No
KabupatenKota Kriteria
Sampel 1
2
1 Nias
Sampel 1 2
Mandailing Natal
Sampel 2
3 Tapanuli Selatan
Sampel 3 4
Tapanuli Tengah
Sampel 4
5 Tapanuli Utara
Sampel 5 6
Toba Samosir
Sampel 6
7 Labuhan Batu
Sampel 7 8
Asahan
Sampel 8
9 Simalungun
Sampel 9 10
Dairi
Sampel 10
11 Karo
Sampel 11 12
Deli Serdang
Sampel 12
13 Langkat
Sampel 13 14
Nias Selatan
Sampel 14
15 Humbang Hasundutan
Sampel 15 16
Pakpak Barat
Sampel 16
17 Samosir
Sampel 17 18
Serdang Bedagai
Sampel 18
19 Batubara
Sampel 19 20
Padang Lawas
Sampel 20
21 Padang Lawas Utara
Sampel 21 22
Labuhan Batu Selatan
Sampel 22
23 Labuhan Batu Utara
Sampel 23 24
Nias Utara - -
- 25
Nias Barat -
- -
26 Sibolga
Sampel 24 27
Tanjung Balai
Sampel 25
28 Pematangsiantar
Sampel 26 29
Tebing Tinggi
Sampel 27
30 Medan
Sampel 28 31
Binjai
Sampel 29
32 Padangsidimpuan
Sampel 30 33
Gunung Sitoli -
- -
Sumber : bps sumut
4.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan mengambil
realisasi APBD kabupatenkota Propinsi Sumatera Utara dari BPK Perwakilan
Universitas Sumatera Utara
Propinsi Sumatera Utara dan Statistik Keuangan Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Utara dari Badan Pusat Statistik BPS Sumut.
Jenis data dalam penelitian adalah data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka Lubis,2012:107. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari Badan
Pemeriksa Keuangan BPK Perwakilan Propinsi Sumatera Utara dan BPS Sumut. Penelitian ini menggunakan pooling data yang terdiri cross section data
yaitu 30 kabupatenkota dan time series data yaitu 3 tahun dari 2009 – 2011. Dalam penelitian ini, objek penelitiannya adalah Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah APBD di Propinsi Sumatera Utara, sehingga jumlah jumlah data amatannya sebanyak 90.
4.5. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
4.5.1. Defenisi Operasional
Variabel bebas independent variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu PAD, DAU dan DAK. Variabel terikat dependent variabel yang
merupakan perhatian utama dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi, sedangkan belanja modal sebagai variabel moderating. Untuk menghindari
kesimpangsiuran pemahaman persepsi pada penelitian ini, disusun defenisi dan batasan operasional sebagai berikut :
1. Pertumbuhan Ekonomi, perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang
menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat . Pertumbuhan ekonomi diproksikan
dengan PDRB harga konstan dan menggunakan skala rasio.
Universitas Sumatera Utara
2. PAD, merupakan total realisasi penerimaan daerah yang berasal dari sumber
ekonomi asli daerah atau penerimaan daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan dan lain – lain pendapatan asli daerah yang sah dengan menggunakan skala rasio.
3. DAU adalah total dana transfer yang bersifat umum block grant untuk
mengatasi masalah ketimpangan horizontal antar daerah dengan tujuan utama pemerataan kemampuan keuangan antar daerah dengan menggunakan
skala rasio. 4.
DAK adalah total dana transfer yang berasal dari APBN, yang dialokasikan kepada daerah tertentu untuk membantu membiayai kegiatan khusus yang
merupakan urusan daerah sesuai dengan prioritas nasional. DAK menggunakan skala rasio.
5. Belanja Modal, jumlah realisasi pengeluaran yang dilakukan dalam rangka
pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetapinventaris yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, termasuk untuk biaya
pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat, meningkatkan kapasitas dan kualitas asset. Belanja modal meliputi belanja
tanah, gedung dan bangunan, belanja peralatan dan mesin, belanja jalan, irigasi dan jaringan, dan belanja aset tetap lainnya. Skala pengukuran dengan
menggunakan skala rasio.
Universitas Sumatera Utara
4.5.2. Metode Pengukuran Variabel
Adapun pengukuran variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
Tabel 4.2. Operasional Variabel
Nama Variabel Defenisi Variabel
Pengukuran Skala
Pengukuran
Pertumbuhan Ekonomi
Y Perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa
yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan
kemakmuran masyarakat meningkat.
PDRB Harga Konstan Tahun
Dasar 2000 dari tahun 2010-2012
Rasio
PAD X
1
Total Realisasi penerimaan daerah yang berasal dari sumber
ekonomi asli daerah atau penerimaan daerah dari sektor
pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah,
hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain
– lain pendapatan asli daerah yang sah
Realisasi PAD tahun 2009
- 2011
Rasio
DAU X
2
Total dana transfer yang bersifat umum block grant
untuk mengatasi masalah ketimpangan horizontal antar
daerah dengan tujuan utama pemerataan kemampuan
keuangan antar daerah Realisasi DAU
tahun 2009 -
2011 Rasio
DAK X
3
Total dana transfer yang berasal dari APBN, yang
dialokasikan kepada daerah tertentu untuk membantu
membiayai kegiatan khusus yang merupakan urusan
daerah sesuai dengan prioritas nasional
Realisasi DAK
tahun 2009 –
2011
Rasio
Belanja Modal X
4
Jumlah realisasi pengeluaran yang dilakukan dalam rangka
pembentukan modal yang sifatnya menambah aset
tetapinventaris yang memberikan manfaat lebih
dari satu periode akuntansi, termasuk untuk biaya
pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau
menambah masa manfaat, meningkatkan kapasitas dan
kualitas asset. Realisasi Belanja
Modal tahun 2009 – 2011
Rasio
Universitas Sumatera Utara
4.6. Metode Analisa Data
Metode analisis data yang digunakan adalah model analisis regresi linier berganda dan uji residual sebagai pemoderasi dengan bantuan Software SPSS for
Windows.
4.6.1. Uji Asumsi Klasik
Analisa multivariate telah banyak digunakan untuk memecahkan masalah penelitian. Hal ini disebabkan permasalahan bisnis dan lainnya mempunyai aspek
multidimensional. Dalam melaksanakan pengujian dengan analisis multivariate, peneliti perlu melakukan pengujian atas data yang akan digunakan. Pengujian
tersebut dilakukan untuk menghindari atau mengurangi bias atas hasil penelitian yang diperoleh. Ghozali 2006:86, asumsi klasik yang dianggap paling penting
adalah: 1.
Memiliki distribusi normal 2.
Tidak terjadi multikolonieritas antar variabel independen 3.
Tidak terjadi heteroskedastisitas atau varian variabel pengganggu yang konstan homoskedastisitas
4. Tidak terjadi autokorelasi antar residual setiap variabel independen
Pengujian asumsi klasik meliputi normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi, yang penjelasannya sebagai berikut :
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal Ghozali,2006:147. Data
yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki
Universitas Sumatera Utara
distribusi normal Nugroho,2005. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan analisis grafik dan uji
statistik. Uji normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov, distribusi data dikatakan normal jika signifikan 0,05.
2. Uji Multikolinieritas
Tujuan uji multikolinearitas menurut Ghozali 2006:95, adalah untuk menguji apakah model regresi ditemukan dengan adanya korelasi diantara variabel
independen. Suatu model regresi yang baik tidak ditemukannya hubungan atau korelasi di antara variabel independen. Pengujian multikolinieritas
menggunakan metode Variance Inflation Factor VIF. Metode VIF ini menjelaskan hubungan variabel independen yang mana menjelaskan variabel
independen yang lain. Multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat jika nilai VIF 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1. Maka model tersebut
dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas. 3.
Uji Heteroskedastisitas Tujuan uji heteroskedastisitas menurut Ghozali 2006:125, adalah untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah
model regresi yang memiliki variance residual suatu periode pengamatan dengan pengamatan yang lain. Cara memprediksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilihat dari pola gambar scatter plot model tersebut dan melakukan uji Glesjer Nugroho,2005
Universitas Sumatera Utara
4. Uji Autokorelasi
Ghozali 2006:99,uji autokorelasi ini mempunyai tujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan ada periode t – 1 atau sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji
Durbin Watson Durbin – Watson Test, yaitu untuk mengetahui dan menguji apakah terjadi korelasi serial atau tidak dengan menghitung nilai d statistik.
Salah satu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui adanya autokorelasi dengan memakai uji statistik Durbin – Watson DW test. Menurut Santoso
2002 pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut :
a. Angka D – W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
b. Angka D – W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.
c. Angka D – W di atas + berarti ada autokorelasi negatif.
4.6.2. Model Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukannya uji asumsi klasik, maka dilakukan pengujian hipotesis pertama sebagai berikut :
4.6.2.1. Analisis Regresi Berganda
Menurut Erlina 2011:111, untuk menjawab hipotesis pertama dengan menggunakan analisis regresi linier berganda yang bertujuan untuk melihat secara
langsung pengaruh beberapa variabel terikat.
Universitas Sumatera Utara
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka dilakukan pengujian terhadap variabel – variabel penelitian dengan cara
menguji secara simultan melalui signifikan simultan uji statistik F, yang bertujuan menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Untuk menguji masing – masing variabel secara parsial, dilakukan dengan uji signifikansi parameter individual uji t statistik bertujuan untuk mengetahui
apakah variabel independen berpengaruh atau tidak terhadap variabel dependen, serta variabel mana yang dominan mempengaruhi variabel dependen. Model
regresi yang digunakan adalah : Y =
α + β₁logX₁ + β₂logX₂ + β
3
Keterangan : logX3
+ ε
Y = Pertumbuhan Ekonomi α = Konstanta
β₁ = Koefisien dari PAD β₂ = Koefisien dari DAU
β
3
= X
₁ = PAD Koefisien dari DAK
X ₂ = DAU
X
3
ε = error
= DAK
Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh variabel independen yaitu PAD, DAU, DAK secara simultan atau parsial terhadap
variabel dependen yaitu pertumbuhan ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
4.6.2.1.1. Uji Signifikan Parsial Uji – t
Uji statistik disebut juga sebagai uji signifikan individual. Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen yaitu PAD,
DAU, DAK secara parsial terhadap variabel dependen yaitu pertumbuhan ekonomi.
a. Bentuk pengujiannya
Ho : b
1,
b
2,
b
3
Ha : b = O, artinya PAD, DAU dan DAK secara parsial tidak
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
1,
b
2,
b
3
b. Kriteria pengambilan keputusan
≠ O, artinya PAD, DAU dan DAK secara parsial berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi
Jika probabilitas 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jika probabilitas 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
4.6.2.1.2.Uji Signifikan Simultan Uji – F
Uji ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua independen yang dimasukkan dalam model ini mempunyai pengaruh secara simultan
terhadap variabel dependen. a.
Bentuk pengujiannya Ho : b
1
= b
2
= b
3
Ha : b = O, artinya PAD, DAU dan DAK secara simultan tidak
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
1
≠ b
2
≠ b
3
≠ O,artinya PAD, DAU dan DAK secara simultan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
b. Kriteria pengambilan keputusan
Jika probabilitas 0.05, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Jika probabilitas 0.05, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
4.6.2.1.3. Koefisien Determinasi R
2
Pengu jian koefisien determinasi R
2
digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti
terhadap variasi naik turunnya variabel dependen atau dengan kata lain untuk menguji goodness-fit dari model regresi. Nilai R
2
koefisien determinasi berkisar antara 0 sampai 1 0
≤ R
2
≤ 1. Nilai R
2
dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R
2
berkisar antara 0 sampai 1. Nilai R
2
sama dengan nol R
2
=0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Bila R
2
semakin besar mendekati 1 menunjukkan semakin kuat pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen dan bila R
2
semakin kecil mendekati nol menunjukkan semakin kecil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
4.6.2.2. Model Pengujian Moderating
Untuk menjawab hipotesis kedua, menggunakan uji moderating. Menurut Ghozali 2006:200, ada tiga metode yang digunakan untuk melakukan uji regresi
dengan variabel moderasi yaitu uji interaksi, uji nilai selisih mutlak absolut dan uji residual. Pengujian variabel moderating dengan
uji interaksi maupun
uji nilai selisih mutlak absolut
mempunyai kecenderungan akan terjadi multikolinearitas yang tinggi antar variabel independen dan hal ini akan menyalahi asumsi klasik.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengatasi multikolinearitas ini, maka dikembangkan metode lain yang disebut
uji residual Ghozali,2006:207. Penelitian ini memakai metode variabel
moderating dengan metode uji residual. Maka rumusnya sebagai berikut : M =
α+ β₁X₁ + β₂X₂ + β
3
X
3
│e │= α + β +
ε………………………………………… 1
4
X
4
Keterangan : ………………………………………………………… 2
X ₁ = PAD
X ₂ = DAU
X
3
X = DAK
4
β₁ = Koefisien regresi untuk PAD
= Belanja Modal
β₂ = Koefisien regresi untuk DAU β
3
β = Koefisien regresi untuk DAK
4
M = Pemoderasi Belanja Modal
= Koefisien regresi untuk Belanja Modal
α = Konstanta
ε = error a.
Bentuk pengujiannya : Ho : b
4
Ha : b = 0 ,artinya belanja modal tidak memoderasi hubungan PAD, DAU
dan DAK terhadap pertumbuhan ekonomi .
4
≠ 0,artinya belanja modal memoderasi hubungan PAD, DAU dan DAK terhadap pertumbuhan ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
b. Kriteria pengambilan keputusan :
Jika probabilitas 0.05, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Jika probabilitas 0.05, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Statistik Deskriptif
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah PAD, DAU, DAK serta belanja modal mempengaruhi pertumbuhan ekonomi pada
kabupatenkota di Propinsi Sumatera Utara tahun 2009 – 2011. Variabel independen pada penelitian ini adalah PAD, DAU, DAK. Variabel pemoderasi
adalah belanja modal dan variabel dependen adalah pertumbuhan ekonomi. Analisis statistik deskriptif masing – masing variabel dapat dilihat pada
tabel 5.1.
Tabel 5.1. Hasil Deskripsi Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation PAD
90 2.39E9
9.95E11 4.5401E10
1.25581E11 DAU
90 1.44E11
1.07E12 3.6783E11
1.81983E11 DAK
90 1.11E9
9.12E10 4.4930E10
1.86207E10 B_MODAL
90 2.79E10
1.93E14 2.2714E12
2.03815E13 PDRB
90 1.65E11
4.15E13 4.1659E12
7.13868E12 Valid N listwise
90
Sumber : Diolah dari Data Sekunder,2013 • Bahwa jumlah N sampel sebanyak 90. Nilai PAD X
1
yang diterima pada kabupatenkota di Propinsi Sumatera Utara Sumut yang paling kecil adalah
yaitu sebesar 2.3, sedangkan nilai tertinggi PAD sebesar 9.95, sedangkan nilai rata – rata daerah menerima PAD sebesar 4.5401, dan standar deviasi sebesar
1.25581. Kota Medan merupakan daerah yang memperoleh PAD yang
Universitas Sumatera Utara
terbesar dan Kabupaten Pakpak Barat daerah yang memperoleh PAD yang terkecil bila dibandingkan dengan kabupatenkota lainnya.
• Nilai DAU X
2
• Nilai DAK X yang diterima pada kabupatenkota di Propinsi Sumatera
Utara Sumut yang paling kecil adalah yaitu sebesar 1.44, sedangkan nilai tertinggi DAU sebesar 1.07, sedangkan nilai rata – rata sebesar 3.6783 dengan
standar deviasi DAU sebesar 1.8198. Kota Medan juga merupakan daerah yang memperoleh DAU yang terbesar dan Kabupaten Pakpak Barat daerah
yang memperoleh DAU yang terkecil bila dibandingkan dengan kabupatenkota lainnya.
3
• Nilai belanja modal X yang diterima pada kabupatenkota di Propinsi Sumatera
Utara Sumut yang paling kecil adalah yaitu sebesar 1.11, sedangkan nilai tertinggi DAK sebesar 9.12. Nilai rata – rata DAK 4.4930 dengan nilai
standar deviasi pada kabupatenkota di Propinsi Sumatera Utara sebesar 1.86207 . Daerah yang memperoleh DAK tertinggi adalah Kabupaten Deli
Serdang. Daerah yang memperoleh DAK terendah adalah Kabupaten Labuhan Batu Utara.
4
yang diterima pada kabupatenkota di Propinsi Sumatera Utara Sumut yang paling kecil adalah yaitu sebesar 2.79,
sedangkan nilai tertinggi belanja modal sebesar 1.93, sedangkan nilai rata – rata belanja modal sebesar 2.2714. Standar deviasi pada kabupatenkota di
Propinsi Sumatera Utara sebesar 2.03815 . Daerah yang belanja modalnya lebih besar adalah Kabupaten Nias Selatan dan Kota Padangsidempuan adalah
daerah yang belanja modalnya terendah.
Universitas Sumatera Utara
• Nilai pertumbuhan ekonomi Y yang diterima pada kabupatenkota di Propinsi Sumatera Utara Sumut yang paling kecil adalah yaitu sebesar 1.65,
sedangkan nilai tertinggi belanja modal sebesar 4.15, dengan nilai rata – rata sebesar 4.1659. Standar deviasi pertumbuhan ekonomi pada kabupatenkota di
Propinsi Sumatera Utara sebesar 7.13868. Kota Medan merupakan kota yang memperoleh pertumbuhan ekonomi tertinggi, sedangkan Kabupaten Pakpak
Barat memperoleh pertumbuhan ekonomi terendah.
5.2. Uji Asumsi Klasik