BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang penelitian, tinjauan pustaka dan pengembangan hipotesis, maka kerangka konseptual digambarkan sebagai berikut:
Variabel Dependen
Variabel Independen
Variabel Moderating Gambar 3.1. Kerangka Konseptual
Berdasarkan kerangka konseptual di atas menunjukkan pengujian variabel PAD, DAU dan DAK terhadap pertumbuhan ekonomi dan belanja modal sebagai
sebagai variabel pemoderasi. Hubungan antara PAD, DAU dan DAK terhadap pertumbuhan ekonomi dan belanja modal sebagai pemoderasi adalah sebagai
berikut: 1.
Pengaruh PAD X
1
terhadap pertumbuhan ekonomi Y. Menurut Mardiasmo 2002:132, PAD adalah penerimaan daerah dari sektor
PAD X
1
DAU X
2
DAK X
3
PERTUMBUHAN EKONOMI
Y
BELANJA MODAL X
4
Universitas Sumatera Utara
pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain – lain Pendapatan Asli
Daerah yang sah. Peningkatan PAD sebenarnya merupakan akses dari pertumbuhan ekonomi Saragih,2003. Daerah yang pertumbuhan ekonominya
positif mempunyai kemungkinan mendapatkan kenaikan PAD. Pemerintah daerah di dalam membiayai belanja daerahnya, selain dengan menggunakan
transfer dari pemerintah pusat, mereka juga menggunakan sumber dananya sendiri yaitu PAD. Daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan PAD yang
positif mempunyai kemungkinan untuk memiliki pendapatan perkapita yang lebih baik Harianto dan Adi,2007. Apabila suatu daerah PAD-nya meningkat
maka dana yang dimiliki pemerintah akan meningkat pula. Peningkatan ini akan menguntungkan pemerintah, karena dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan daerahnya sehingga pertumbuhan ekonomi daerah tersebut meningkat pula Subchan dan Sudarman,2007. Menurut Subchan dan
Sudarman 2007, PAD berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
2. Pengaruh DAU X
2
terhadap pertumbuhan
ekonomi Y.
Menurut Widjaja 2005:26, DAU dialokasikan dengan tujuan pemerataan daerah dengan memperhatikan potensi daerah, luas daerah, keadaan geografis,
jumlah penduduk dan tingkat pendapatan masyarakat di daerah sehingga perbedaan antar daerah yang maju dan daerah yang belum berkembang dapat
diperkecil. Adi 2006, membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu daerah memberikan dampak yang positif terhadap PAD. Hal ini membuktikan
bahwa PAD dan transfer pemerintah dalam bentuk DAU memiliki peran yang
Universitas Sumatera Utara
penting di dalam perekonomian suatu daerah. Menurut Subchan dan Sudarman 2007, DAU berpengaruh signfikan terhadap pertumbuhan
ekonomi. 3.
Pengaruh DAK X
3
4. Belanja modal X
terhadap pertumbuhan
ekonomi Y.
Menurut Situngkir 2009, DAK adalah total dana transfer yang bersifat khusus. Kebutuhan khusus adalah kebutuhan yang sulit diperkirakan dengan
rumus alokasi umum, dan atau kebutuhan yang merupakan komitmen atau prioritas nasional. Berdasarkan Undang-undang No. 33 Tahun 2004, DAK
merupakan dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang
merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Menurut Subchan dan Sudarman 2007, DAK berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi.
4
Menurut Halim 2004, belanja modal adalah belanja yang manfaatnya melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan daerah
serta akan menimbulkan konsekuensi menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya pemeliharaan. Belanja modal ini meliputi belanja tanah, belanja
gedung dan bangunan, belanja peralatan dan mesin, belanja jalan, irigasi dan jaringan dan belanja aset tetap lainnya. Menurut Darwanto dan Yustikasari
2007, pemanfaatan anggaran belanja seharusnya dialokasikan untuk hal-hal produktif, misalnya untuk pembangunan. Penerimaan pemerintah daerah
seharusnya dialokasikan untuk program-program layanan publik. PAD, DAU memoderasi PAD, DAU dan DAK terhadap pertumbuhan
ekonomi Y.
Universitas Sumatera Utara
dan DAK merupakan salah satu sumber pembiayaan untuk belanja modal guna pengadaan sarana dan prasarana dalam rangka pemberian pelayanan
publik yang baik dari pemerintah daerah kepada masyarakat. Dengan adanya sumber – sumber pembiayaan, pemerintah daerah harus mampu
mengalokasikan belanja modal dengan baik karena belanja modal merupakan salah satu langkah bagi pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan
kepada publik. Pemberian pelayanan kepada publik dapat berupa infrastruktur dan sarana prasarana. Infrastruktur dan sarana prasarana yang ada di daerah
akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah. Tingkat pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu tujuan penting pemerintah daerah maupun pusat.
Pertumbuhan ekonomi mendorong pemerintah daerah untuk melakukan pembangunan ekonomi dengan mengelola sumber daya yang ada dan
membentuk suatu pola kemitraan dengan masyarakat untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang baru yang akan mempengaruhi perkembangan
kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut Kuncoro,2004. Pertumbuhan ekonomi merupakan kemampuan suatu negara atau dalam menyediakan
kebutuhan akan barang dan jasa kepada masyarakat dalam jumlah yang banyak sehingga memungkinkan untuk kenaikan standar hidup yang mana
berdampak pula bagi penurunan tingkat pengangguran dalam jangka panjang Subchan dan Sudarman,2007.
3.2. Hipotesis Penelitian