APBD. DAU dialokasikan dengan memperhatikan potensi daerah, luas daerah, keadaan geografi, jumlah penduduk dan tingkat pendapatan masyarakat daerah
sehingga perbedaan daerah maju dengan daerah yang belum berkembang dapat diperkecil.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Saragih 2006, DAU berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Simalungun. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Maryati dan Endrawati 2010, DAU secara parsial mempunyai berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi di Propinsi Sumatera Barat
5.5.4. Pengaruh DAK terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Hasil penelitian ini menyatakan DAK secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi yang diproksikan oleh PDRB harga konstan . Hal
ini berarti semakin tinggi DAK yang diterima suatu pemerintah daerah, akan semakin meningkat nilai PDRB pemerintah daerah tersebut. Berdasarkan Undang-
undang No. 33 Tahun 2004, DAK merupakan dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu
mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Pengalokasian DAK memperhatikan ketersediaan dana dalam
APBD, yang berarti besaran DAK tidak dapat dipastikan setiap tahunnya. Menurut Aswadi dalam Halim 2001, tujuan penggunaan DAK dapat diarahkan
pada upaya untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Nasional IPM yang merupakan isu nasional yang harus dituntaskan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut penelitian Aramana 2011, Dana Perimbangan DAU dan DAK yang paling dominan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, hal ini
menunjukkan bahwa pemerintah daerah masih bergantung dengan dana transfer dari pemerintah pusat. Harapan masyarakat sesuai dengan tujuan otonomi daerah
adalah lebih meningkatkan pelayanan dalam aspek kehidupan sosial dan ekonomi. Bagi masyarakat keberhasilan otonomi daerah adalah terwujudnya kehidupan
yang lebih baik, lebih adil serta lebih terlindung dari kriminalitas dan lingkungan hidup yang lebih nyaman Widjaja,2005:35.
Penelitian Subchan dan Sudarman 2007 juga mendukung hasil penelitian ini. Penelitian Subchan dan Sudarman 2007 menyatakan PAD, DAU dan DAK
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Propinsi Jawa Tengah.
5.5.5. Belanja Modal memoderasi hubungan PAD, DAU dan DAK dengan pertumbuhan ekonomi
Setelah dilaksanakan pengujian hipotesis pertama, maka pengujian kembali dilakukan menggunakan variabel pemoderasi yaitu belanja modal. Menurut
Ghozali 2006:209, yang dianggap variabel moderating apabila koefisien parameternya negatif dan signifikan. Berdasarkan pengujian hipotesis kedua yang
menggunakan uji residual menunjukkan nilai koefisien parameternya negatif dan tidak signifikan, sehingga dapat diartikan belanja modal X
4
Sidik 2002, menyatakan ciri utama yang menunjukkan suatu daerah otonom mampu berotonomi terletak pada kemampuan keuangan daerah. Hal ini
merupakan bukan variabel pemoderasi memperkuat atau memperlemah hubungan antara PAD,
DAU dan DAK terhadap pertumbuhan ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
berarti, daerah otonom harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber keuangan sendiri, mengelola dan menggunakan
keuangan sendiri yang cukup memadai untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerahnya. Ketergantungan kepada bantuan pusat harus seminimal
mungkin, sehingga PAD khususnya pajak dan retribusi daerah harus menjadi bagian sumber keuangan terbesar, yang didukung oleh kebijakan perimbangan
keuangan pusat dan daerah sebagai prasyarat mendasar dalam sistem pemerintahan negara. Hal ini berarti tercermin di dalam pertumbuhan PDRB dan
diharapkan dengan adanya otonomi daerah dapat lebih memeratakan pembangunan sesuai dengan keinginan daerah untuk mengembangkan wilayah
menurut potensi masing-masing. Hasil penelitian ini tidak dapat dibandingkan
dengan penelitian sebelumnya karena penelitian sebelumnya tidak mempergunakan belanja modal sebagai variabel moderating.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan