33
BAB II
METODE PENELITIAN
II.1 Bentuk Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasional dengan analisis data kuantitatif, dengan maksud untuk mencari pengaruh
antara variabel bebas X dengan variabel terikat Y yang menggunakan rumus statistik. Dengan metode ini diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan data
dan fakta yang diperoleh di lapangan.
II.2 Lokasi Penelitian
Adapun yang menjadi lokasi penelitian yaitu pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, Jl. Asrama No.7A Medan.
II.3 Populasi dan Sempel II.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas subjek dan objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, Sugiono 2005 : 90 Berdasarkan defenisi tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Pegawai Kantor Pelayan Pajak Pratama Medan Barat.
Universitas Sumatera Utara
34
II.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi, Sugiono 2005 : 96 . Apabila populasi kurang dari 100 orang, maka diambil dari
keseluruhannya, namun apabila jumlah populasinya lebih dari 100 orang, maka sampel diambil sebesar 10-15-20-25, atau lebih, Arikunto 1998 : 5 . Yang menjadi
sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi dijadikan sampel.
II.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian penulis menggunakan dua macam teknik pengumpulan data menurut klasifikasi jenis dan sumbernya, yaitu :
II.4.1 Teknik Pengumpulan Data Primer
Teknik pengumpulan data primer yaitu data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung kelokasi penelitian untuk mencari data-data yang lengkap dan
berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik ini dilakukan melaliu: a.
Kuisioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang
akan diteliti, yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang relevan serta informasi yang di butuhkan diperoleh secara serentak yang dilengkapi dengan
alternatif jawaban yang tersedian
Universitas Sumatera Utara
35 b.
Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati langsung objek penelitian kemudian mencatat gejala-gejala yang ditemukan di lapangan
untuk melengkapi data-data yang di perlukan sebagai acuan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
c. Wawancara yaitu proses memperolehketerangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancaraa dengan informan atau orangb yang diwawancarai yang dianggap mengerti dengan
masalah yang diteliti.
II.4.2 Teknik Pengumpulan Data Skunder
Teknik pengumpulan data skunder merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengumpulan kepustakaan yang dapat mendukung data primer.
Teknik pengumpulan data skunder dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen sebagai berikut :
a. Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan daa dengan menggunakan data
dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen yang ada dilokasi penelitian sumber-sumber lain yang relevan dengan objek penelitian.
b. Studi Kepustakaan, yaitu dengan penggumpulan data yang diperoleh dari buku-
buku-, karya ilmiah serta pendapatan para ahli yang berkopetensi serta memiliki relevansi dengan masalah yang akan diteliti.
II.5 Teknik Penentuan Skor
Universitas Sumatera Utara
36 Teknik pengukuran skor yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
linkert, yaitu mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial sugiono, 2008 : 134 .
Adapun jawaban setiap item instrumen memiliki penentuan skor dari setiap instrumannya yaitu :
Tabel.2.1 Skala Linkert
No Jawaban
Skala Linkert 1
Sangat Setuju SS Skor 5
2 Setuju S
Skor 4 3
Kurang Stuju KS Skor 3
4 Tidak Setuju TS
Skor 2 5
Sangat Tidak Setuju STS Skor 1
Sumber : Sugiono2008:135
Untuk menentukan kategori jawaban responden dari masing-masing variabel tergolong tinggi, sedang atau rendah maka terlebih dahulu ditentukan skala interval
dengan cara sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
37
ilangan banyaknyab
ah skorterend
ggi skortertin
erval −
= int
= 5
1 5
−
= 0,8 Sehingga dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing-masing
variabel, yaitu : Skor untuk kategori sangat tinggi
= 4,24 – 5,00 Skor untuk kategori tinggi
= 3,43 – 4,23 Skor untuk kategori sedang
= 2,62 – 3,42 Skor untuk kategori rendah
= 1,81 – 2,61 Skor untuk kategori sangat rendah
= 1,00 – 1,80
II.6 Teknik Analisis Data
Analisis dta merupakan setelah datadarin seluruh responden atau seluruh sumber data lain terkumpul Sugiono, 2008 . Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis data kuantitatif, yakni dengan menguji pengaruh antara variabel bebas dan variabel terkait.
Universitas Sumatera Utara
38
II.6.1 Teknik Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif kuantitatif merupakan suatu metode analisis dimana data- data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara objektif
sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai masalah yang akan diteliti dalam perhitungan statistik. Teknik analisis deskriptif merupakan cara menguraikan dan
menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai permasalahan. Teknik analisis deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk
mengetahui penerapan electronic government terhadap kualitas pelayanan publik dari sampel yang digunakan dalam penelitian ini.
II.6.2 Uji Instrumen
Sebelum melakukan pengambilan data melalui kuesioner, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan realibilitas terhadap daftar pertanyaan yang
digunakan. 1.
Uji Validitas Uji validitas merupakan cara menguji sejauh mana ketepatan atau kebenaran suatu
instrumen sebagai alat ukur variabel penelitian Juliandi, 2013:79. Uji validitas dimaksudkan untuk menilai sejauh mana suatu alat ukur diyakini dapat dipakai sebagai
alat untuk mengukur item-item pertanyaanpernyataan kuesioner dalam penelitian. Teknik statistik yang dapat digunakan adalah korelasi sebagai berikut:
� = �∑�� − ∑�∑�
�{�∑�² − ∑�²}{�∑�
2
− ∑�²}
Universitas Sumatera Utara
39 Keterangan:
r = koefisien korelasi n = sampel
x = skor tiap item y = skor seluruh item responden uji coba
Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan bantuan Software SPSS Statistical Package for Social Science versi 16.0. Umumnya dalam penelitian sosial nilai
α yang dipilih adalah 0,05. Jika nilai sig α 0,05, maka suatu item instrumen yang diuji korelasinya valid.
2. Uji Realibilitas
Sebuah instrumen dan data yang dihasilkan disebut reliable atau terpercaya apabila instrumen tersebut secara konsisten memunculkan hasil yang sama setiap kali
pengukuran atau stabil. Untuk menguji reliabilitas, peneliti dapat menggunakan teknik Split Half, yaitu mengkorelasikan skor genap dengan skor ganjil kemudian memasukkan
nilai korelasi r yang diperoleh ke dalam rumus Spearman Brown:
�
�
= 2
� 1 +
� Keterangan:
r
i
= nilai koefisien reliabilitas
Universitas Sumatera Utara
40 r = nilai korelasi
Jika nilai koefisien reliabilitas Cronbach’s Alpha 0,6 maka instrumen memiliki
reliabilitas yang baikreliabelterpercaya. Pengujian dibantu dengan Software SPSS Statistical Package for Social Science versi 16.0.
II.6.3 Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi, variabel dependen yang terdiri X dan variabel independennya terdiri dari Y memiliki
ditribusi normal atau tidak. Normalitas data dalam penelitian dapat dilihat dengan cara memperhatikan titik pada Normal P-Plot of Regression Standardized Residual dari
variabel terikat. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Pengujian akan dilakukan
dengan menggunakan bantuan Software SPSS Statistical Package for Social Science versi 16.0.
II.6.4 Analisis Regresi Linear
Persamaan regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah: � = � + ��
Keterangan:
Universitas Sumatera Utara
41 Y
= Kinerja pegawai a
= Konstanta b
= Koefisien Regresi X
= Remunerasi Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan bantuan Software SPSS Statistical
Package for Social Science versi 16.0. 1.
Uji Signifikan Uji signifikan adalah uji yang dilakukan untuk menentukan apakah hipotesa
diterima atau ditolak.Uji signifikan ini dilakukan terhadap hipotesa nilai Ho, yang berbunyi “tidak ada korelasi antara variabel X dengan variabel Y”. Ho ditolak apabila nilai
t-hitung lebih besar dari t-tabel t- hitung t-tabel, dan dapat diterima apabila nilai t-
hitung lebih kecil dari harga t-tabel t hitung t-tabel, Untuk melihat hubungan variabel x dan y digunakan uji statistic t dengan rumus. Sutrisno, 2001:76
�
ℎ�����
= �√� − 2
√1 − �
2
dimana :t-hitung = Nilai dari Uji Signifikan
r = Indeks Koefisien Korelasi Product Moment
n = Jumlah Responden
Universitas Sumatera Utara
42
II.6.6 Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
digunakan untuk mengukur seberapa besar konstribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika koefisien determinasi R
2
semakin besar mendekati satu, maka menunjukkan semakin kuat kemampuan variabel bebas menerangkan atau mempengaruhi variabel terikat, dimana 0 R
2
1. Sebaliknya, jika R
2
semakin kecil mendekati nol, maka menunjukkan semakin lemah kemampuan variabel bebas mempengaruhi variabel terikat.
Rumus untuk menghitung koefisien determinasi KD, yaitu : KD = R
2
x 100
Universitas Sumatera Utara
14
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sejalan dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh negara, telah terjadi pula perkembangan
penyelenggaraan pemerintahan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik good governance dengan upaya-upaya meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara. Reformasi birokrasi merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan
perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan organisasi, ketatalaksanaan business process
dan sumber daya manusia aparatur SDM. Berbagai permasalahanhambatan yang mengakibatkan sistem penyelenggaraan pemerintahan tidak berjalan atau diperkirakan
tidak akan berjalan dengan baik harus ditata ulang atau diperbarui, karena itu Dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik yang baik Reformasi
birokrasi salah satu cara yang tepat untuk membangun kepercayaan rakyat. Reformasi birokrasi ialah suatu usaha perubahan pokok dalam suatu sistem yang
tujuannya mengubah struktur, tingkah laku, dan keberadaan atau kebiasaan yang sudah lama. Reformasi birokrasi ruang lingkupnya tidak hanya terbatas pada proses dan
prosedur, namun juga terkait perubahan pada tingkat struktur dan sikap serta tingkah laku. Hal ini berhubungan dengan permasalahan yang bersinggungan dengan authority
atau formal power kekuasaan .
Universitas Sumatera Utara
15 Sistem imbalan adalah salah satu reformasi birokrasi yang harus di tata ulang
menjadi sistem penggajian atau remunerasi yang berdasarkan kinerja pegawai. Kinerja pegawai merujuk pada tingkat keberhasilan seseorang dalam melaksanakan tugas serta
upaya yang dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja seseorang dapat menjadi optimal jika didukung oleh kemampuan yang baik dan motivasi yang
kuat. Keberhasilan kinerja pegawai sebuah organisasi dipengaruhi pula oleh faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai. Menurut Rothwell 2000, h.6 ,
mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu : data dan informasi, sumber daya, peralatan dan lingkungan, konsekuensi hasil kerja, keahlian dan
pengetahuan, kemampuan, motivasi serta insentif dan imbalan. Sistem penggajian merupakan bagian dari sistem remunerasi dan merupakan
salah satu implementasi atau penerapan hasil dari manajemen kinerja. Kinerja sendiri tidak dapat dicapai secara optimal apabila remunerasi diberikan tidak secara
proposional Ivancevich:2001, h.286-287. Pendekatan melalui pengembangan remunerasi ini dikenal sebagai cara yang efektif untuk mengurangi biaya dan menambah
produktifitas pegawai. Remunerasi sendiri memiliki pengertian sebagai pemberian tunjangan atau insentif bagi para Pegawai Negeri Sipil disamping gaji tetap yang
diterimanya. Pada sistem penggajian remunerasi ini, pemerintah menjamin adanya tingkat kesejahteraan yang tinggi serta upaya pemeliharaan bagi para pegawai, sehingga
pegawai merasa tercukupi dan dapat fokus memberikan kontribusi kinerja yang optimal bagi organisasi.
Remunerasi sebagai bagian dari reformasi birokrasi yang merupakan terobasan yang dicoba diIndonesia dengan harapan dapat mendorong individu dan organisasi
Universitas Sumatera Utara
16 memiliki kinerja yang baik. Ukuran kinerja merupakan ukuran yang dipakai dalam
pemberian insentif, yang perlu diperhatikan dalam pemberian insentif adalah ukuran kinerja yang jelas dan onjektivitas dalam pemberiannya. Remunerasi atau pemberian
dana tunjangan khusus bagi pegawai di lingkungan kementerian dan lembaga mulai dilaksanakan pada tahun 2008 dengan pilot project di tiga lembaga yaitu Departemen
Keuangan Depkeu, Mahkamah Agung MA, dan Badan Pemeriksa Keuangan BPK. Pada tahun 2010 remunerasi birokrasi akan dilaksanakan di 12
kementerianlembaga. Anggaran untuk pelaksanaan remunerasi tersebut mencapai lebih kurang Rp.10 triliun. Kementerianlembaga yang akan melaksanakan sistem
remunerasi adalah lingkungan Kejaksaan, Kepolisian, BPKP, BKN, dan TNI. Diharapkan pada tahun 2011 seluruh proses reformasi birokrasi akan tuntas dilaksanakan pada
semua kementerianlembaga. Remunerasi ini sempat memicu kecemburuan pegawai di kementerianlembaga pemerintah lainnya. Pasalnya, dengan sistem remunerasi ini gaji
pegawai di lingkungan pemerintahan bersangkutan naik signifikan. Dengan sistem penggajian yang adil karena disesuaikan berdasarkan kinerja PNS. Selain itu, kesesuaian
remunerasi atau balas jasa ini akan berdampak positif bagi peningkatan kinerja pegawai. Hal ini akan berdampak pada prestasi kerja pegawai yang dapat tercipta jika kinerja
pegawai tersebut dapat meningkat. Seperti halnya yang diungkapkan Tamsil Linrung, Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI dalam Koran Tempo, 23 November 2012, bahwa “
Dibeberapa instansi, remunerasi dapat meningkatkan kinerja para pegawai dan berimplikasi pada masyarakat. Contohnya remunerasi yang dilakukan di Komisi
Pemberantasan Korupsi dan Direktorat Jenderal Pajak. Pada Ditjen Pajak, bahkan terlihat dengan pertumbuhan penerimaan Negara di sektor tersebut. Namun demikian,
masalahnya sekarang ini, ada juga kementerian atau lembaga yang sudah diremunerasi
Universitas Sumatera Utara
17 tapi belum ada perubahan kinerja”. Oleh karena itu,dengan remunerasi yang
proporsional dan kinerja pegawai yang baik akan menghasilkan prestasi-prestasi yang membanggakan sekaligus memberikan manfaat bagi birokrasi pemerintahan karena
dapat memperbaiki citra birokrasi pemerintahan yang selama ini telah terpuruk di mata masyarakat.
Remunerasi diharapkan mampu meberikan motivasi dan dorongan bagi pegawai untuk lebih profesional dan meningkatkan kinerjanya. Seperti halnya, pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, sebagai salah satu instansi pemerintah di bawah Direktorat Jenderal Pajak Kanwil Sumut 1 ini telah menerapkan remunerasi pada
pegawainya sebagai bentuk pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Dirjen Pajak. Remunerasi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat ini diterapkan sesuai
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 10PMK.022006 tentang Pedoman Penetapan Remunerasi, yaitu berupa gaji, honorarium, tunjangan, bonus, insentif,
pesangon dan pensiun. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja maupun profesionalitas pegawai diKPP Pratama Medan Barat.
Menurut Wijayanto 53, permasalahan yang disinyalir menjadi faktor utama rendahnya etos kerja pegawai adalah kurang disiplinnya pegawai. Hal ini tercermin pada
jam kedatangan absensi pegawai yang rata-rata sering telat masuk kantor. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk
meneliti seberapa besar “Pengaruh Remunerasi Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat”.
Universitas Sumatera Utara
18
I.2 Rumusan Masalah