20
t ermasuk anal isis dampak l ingkungan Amdal .
9
Tet api pihak Pemerint ah Kot a t idak begit u saj a mengel uarkan IMB, pasal nya wal aupun rencana t ersebut t el ah mendapat kan perizinan
namun j ika IMB benar-benar dikel uarkan akan mendapat kan t ent angan dari berbagai pihak t erut ama kal angan budayawan dan masyarakat yang pedul i t erhadap bent eng Vast enburg.
Sampai pada akhirnya rencana unt uk mendirikan hot el dan mal l
Sol o Bout i que
mengacu pada proposal yang diaj ukan t idak mendapat kan izin dari Depbudpar.
10
Depbudpar t idak merekomendasikan pembangunan hot el dan mal l di dal am maupun di sekit ar sit us
Bent eng Vast enburg karena akan merusak bangunan cagar budaya, sit us dan l ingkungannya. Sel anj ut nya, bent eng dan l ingkungannya t et ap dapat dikel ol a ol eh swast a dengan syarat
t idak melakukan pengurangan, penambahan, perubahan, pemindahan, pembongkaran dan pendirian dan bangunan baru di dal am dan sekit arnya
.
2. 3. Bangunan Cagar Budaya
Suat u bangunan dapat dikat akan sebagai bangunan konservasi at au cagar budaya sehingga dikenai at uran unt uk mel est arikannya mengacu pada krit eria yang t el ah
dit ent ukan. Pasca monumen ordonansi yang dij adikan keket apan hukum pada j aman pemerint ahan Hindia Bel anda, maka pemeri nt ah Republ ik Indonesia membuat Undang
Undang No. 5 t ahun 1992 t ent ang Benda Cagar Budaya. Dal am UU no 5 t ersebut dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan benda cagar budaya adal ah : dal am Bab 1
pasal 1 yait u :
1 Benda buat an manusi a, ber ger ak at au t i dak ber ger ak, yang ber upa kesat uan at au kel ompok, at au bagi an-bagi an at au si sa si sanya, yang ber umur sekur ang-
kur angnya 50 t ahun at au mewaki l i masa gaya yang khas dan mewaki l i masa gaya sekur ang- kur angnya 50 t ahun, ser t a di anggap mempunyai ni l ai pent i ng bagi sej ar ah, i l mu
penget ahuan, dan kebudayaan
;
2 Benda al am yang di anggap mempunyai ni l ai pent i ng
bagi sej ar ah, i l mu penget ahuan, dan kebudayaan
. Adapun ” sit us” adalah lokasi at au l ingkungan yang mengandung at au diduga
mengandung benda cagar budaya t ermasuk l ingkungannya yang diperl ukan bagi pengamanannya. Dalam
bab 1 pasal 2
menyebut kan sebagai berikut bahwa perl indungan benda cagar budaya dan sit us l ingkungannya unt uk bert uj uan mel est arikan dan
memanf aat kannya unt uk memaj ukan kebudayaan nasional Indonesia.
9
Solopos, 6 November 2008
10
Solopos, 29 September 2009.
21
Dal am Bab 2 Pasal 2 menyebut kan bahwa :
1 Semua benda cagar budaya di kuasai ol eh Negar a, 2 Penguasaan benda cagar budaya mel i put i benda cagar budaya yang
t er dapat di wi l ayah hukum RI
. Dalam
Bab 8 Pasal 26 menyebut kan “
bahwa bar ang si apa dengan sengaj a mer usak benda cagar budaya dan si t us dan l i ngkungannya at au membawa, memi ndahkan,
mengambi l , mengubah bent uk dan at au war na, memugar at au memi sahkan benda cagar budaya t anpa i j i n dar i pemer i nt ah dapat di pi dana dengan pi dana penj ar a sel ama l amanya
10 t ahun dan at au denda set i nggi -t i nggi nya 100 j ut a
” . Pasal 27 menyebut kan bahwa “
bar ang si apa dengan sengaj a mel akukan pencar i an benda cagar budaya at au benda ber har ga yang t i dak di ket ahui pemi l i knya dengan car a
menggal i , penyel aman, pengangkat an, at au dengan car a pencar i an l ai n t anpa i j i n pemer i nt ah dapat di pi dana dengan pi dana penj ar a sel ama 5 t ahun dan at au denda
set i nggi nya 50 j ut a
” . Namun real it asnya pemerint ah at au masyarakat sendiri mengal ami kesul it an dalam
mel akukan konservasi karena berbagai ket erbat asan. Pert ama, ket erbat asan penget ahuan dan wawasan mengenai konservasi. Tidak sedikit benda cagar budaya yang rusak
disebabkan adanya niat baik t anpa dukungan penget ahuan memadai. Tindakan yang dit uj ukan unt uk memperbaiki at au mengembangkan f ungsinya mal ah dianggap merusak
keasl ian. Kedua, ket erbat asan dana dalam pelest arian yang biasanya harus mengel uarkan biaya ekst ra dan l ebih besar dibandingkan dengan membangun biasa. Akibat nya pemil ik
merasa kerepot an sendiri mengurusi benda cagar budaya dan kemudian membiarkan rusak agar bisa dibongkar nant inya. Ket iga, masalah regulasi dal am pel est arian yang sering
bersif at mengambang yang menyebabkan t idak ada rekomendasi prakt is yang bisa dikerj akan. Bil a hal t ersebut t erj adi berl arut larut t anpa suat u penyelesaian akan berakibat
f at al . Adapun krit eria obyek at au benda at au l ingkungan at au kawasan sebagai bagian dari
kot a yang yang harus dil est arikan sebagai berikut : a. Menurut
Nat i onal Regi st er of Hi st or i c Pl aces, Nat i onal Par k Ser vi ce US Depar t ement of Int er i or
dan : 1. Obyek yang berkait an dengan suat u moment um at au perist iwa signif ikan baik
dari kesej arahan dan kebudayaan yang menandai perj alanan suat u bangsa. Misal Gedung Sumpah Pemuda, Ist ana Negara at au Kat edral Jakart a. Bisa j adi
bangunan t ersebut adal ah l ambang kej ayaan kol onial isme pada masa l al u namun dal am pengert ian edukasi pada masa sekarang adal ah suat u hasil yang bisa
22
direbut kemerdekaan. Seandainya bel um merdeka t ent u obyek t ersebut berf ungsi l ain.
2. Kait an dengan kehidupan t okoh at au komunit as yang cukup pent ing dal am sej arah dan kebudayaan. Misal rumah Muhammad Husni Thamrin adalah seorang
Bet awi anggot a
Vol skr aad
yang vokal menyuarakan kesej aht eraan rakyat dil est arikan. Keberadaan rumah-rumah Bet awi di Condet yang menunj ukkan
bahwa pada masa it u merupakan l ingkungan Bet awi. 3.
Obyek adal ah wuj ud at au represent asi dari suat u karakt er, karya, gaya, l anggam, t ipe, periode, t eknol ogi, met ode pembangunan yang memil iki nil ai
art ist ik t inggi. Kat egori obyek konservasi sebagai berikut :
1. Obyek keagamaan berupa peninggal an arsit ekt ur at au karya yang bernil ai
keagamaan. 2.
Bangunan at au bent uk st rukt ur yang t el ah dipindahkan dari l okasi eksist ing yang memiliki nil ai signif ikan dal am arsit ekt ur at au bent uk st rukt ur yang masih
bert ahan t erkait dal am perist iwa sej arah t okoh t ert ent u. 3.
Rumah, kant or at au ruang akt ivit as at au makam t okoh t erkenal dal am sej arah, dengan cat at an t idak ada t empat at au bangunan l ain yang t erkait dengan
riwayat hidupnya. 4.
Bangunan pada masa t ert ent u yang memil iki keunikan desain, gaya at au berkait an dengan perist iwa sej arah t ert ent u.
5. Bangunan hasil rekonst ruksi dan merupakan sat u-sat unya bangunan yang dapat
disel amat kan. 6.
Obyek berusia 50 t ahun yang memberi nilai yang cukup signif ikan at au pengecual ian yang dianggap pent ing.
Mengacu pada at uran yang dikeluarkan oleh
Depar t ment of t he Envi r onment Ci r cul ar s 23 77
The secret ary of st at e f or wal es menyebut kan sebagai berikut : 1.
Semua bangunan yang didirikan sebel um t ahun 1700 yang masih bert ahan sesuai dengan kondisi aslinya.
2. Kebanyakan bangunan dari t ahun 1700 – 1914 hanya bangunan yang mempunyai
kual it as dan karakt er khusus saj a, sel eksi didasarkan j uga pada prinsip membangun arsit ek t ert ent u.
3. Pemilihan bangunan didasarkan pada :
23 -
Speci al val ue
, berdasarkan t ipe arsit ekt ural at au gambar kehidupan sosial ekonomi masa t ert ent u, cont ohnya : bangunan indust ri, st asiun, sekol ah RS,
bal ai kot a,
-
Hasil aplikasi perkembangan t eknol ogi cont oh bangunan st rukt ur baj a, at au
awal penggunaan bet on
-
Berkait an sengan sej arah at au t okoh t ert ent u,
-
Gr oup val ue
cont oh hasil perencanaan kot a misal nya bangunan kot a pada t ahun 1914-1939 adal ah dari j enis –j enis bangunan yang mewakil i hasil
arsit ekt ur periodenya. 4.
Pengembangan j enis bangunan adal ah sebagai berikut :
-
Jenis l anggam bangunan : Modern, Kl asik, Vernakuler,
-
Jenis f ungsi bangunan: Bangunan Peri badat an, Bangunan Rekreasi Publik, Bangunan perkant oran dan komersial , Bangunan pendidikan, Bangunan
perumahan, Bangunan pelayanan publik, Bangunan t ransport asi.
-
Bangunan yang mewakil i karya arsit ek t ert ent u t iap periode. Menurut
Met hodol ogy Used t o Rank Bui l di ng i n San Fr anci sco’ s Downt own Sur vey
,
dibagi dal am 4 krit eria : 1.
Ar chi t ect ur e
-
St yl e t ype
, cont oh pent ing dal am j enis, l anggam at au t radisi
-
Const r uct i on
, cont oh pent ing dal am penggunaan bahan at au syst em konst ruksi
-
Age
, cont oh pent ing yang berkait an dengan periode pembangunan
-
Desi gn
, kual it as desain yang unik dan orisinal
-
Int er i or
, kual it as desain yang unik dan akt rakt if
2. Hi st or y
-
Per son
, berkait an dengan kegiat an pel aku sej arah
-
Event
, berkait an dengan perist iwa sej arah
-
Pat t er ns
, berkait an dengan kondisi sosial , budaya dan polit ik 3.
Envi r oment
mel iput i :
Cont i nui t y
,
Set t i ng
dan
Landmar k
4.
Int egr i t y Al t er at i ons
, t erdapat perubahan kecil yang t idak mengubah kesel uruhan desain dan mat erial yang digunakan.
24
Menurut
Ber nar d M Fei l den
1982 sebagai berikut :
1. Membangkit kan rasa kekaguman dan keingint ahuan yang berl ebih, t erut ama
pada masyarkat yang membangunnya – merupakan symbol “
cul t ur al i dent i t y
” at au warisan budaya.
2. Bert ahan selama ±100 t ahun wal aupun t idak digunakan.
Menurut
Al an Dol by
1978:
1. Produk karya seni – hasil nyat a dari pemikiran yang kreat if .
2. Bangunan yang merupakan bagian dari mat a rant ai perkembangan arsit ekt ur.
3. Sal ah sat u cont oh hasil perkembangan t eknol ogi.
4. Sal ah sat u cont oh dari aspek sosiol ogi yait u cara hidup suat u zaman.
5. Bangunan yang berkait an erat dengan suat u masyarakat at au perist iwa sej arah.
Menurut
Cor Passchi er
2003 adal ah krit eria obj ek yang berkait an ant ara l ain :
1. Nil ai arsit ekt ur, cont oh pent ing suat u l anggam arsit ekt ur at au rancangan arsit ek
t erkenal at au obyek memil iki nil ai est et ika yang berlandaskan pada kual it as bent uk dan det ail int erior ekst erior at au merupakan cont oh unik dan mewakil i
suat u periodesasi sebuah l anggam. 2.
Krit eria f ungsi obyek berkait an dengan l ingkungan kot a yait u kait an obyek dengan bangunan l ainnya at au “
ur ban space
” , sehingga menent ukan karakt erist ik dan kual it as arsit ekt ur kot a.
3. Merupakan bagian dari kompl eks bersej arah dan berharga unt uk dilest arikan.
4. Merupakan l andmark at au penanda
“ t ownl andscape” .
5. Krit eria f ungsi obyek berkait an dengan l ingkungan sosial budaya karena
berkait an dengan memori hist oris yang menj adi bukt i bagian dari t ahapan perkembangan kot a, f ungsi pent ing yang berkait an dengan aspek f isik,
emosional dan religi.
25
Tabel Klasifikasi Bangunan Cagar Budaya
BENDA CAGAR BUDAYA
LINGK. BANG.
KRITERIA TOLOK UKUR
V v
Nil ai Sej arah Terkait dengan perist iwa :
perj uangan, ket okohan, pol it ik, sosial , budaya yang menj adi simbol
kesej arahan t ingkat nasional
V v
Umur Bat as usia sekurang-kurangnya 50
t ahun
V v
Keasl ian Keut uhan, baik sarana dan
prasarana lingkungan maupun st rukt ur, mat erial, t apak l ingkungan
dan bangunan
V v
Kel angkaan Keberadaannya sebagai sat u-sat unya
at au yang t erl engkap dari j enisnya yang masih ada pada lingkungan
lokal , nasional at au dunia
v Tengeran
Landmar k Keberadaan sebuah bangunan
t unggal monumen at au bent ang alam yang dij adikan simbol dan
wakil dari suat u l ingkungan sehingga merupakan t anda at au t engeran
l ingkungan t ersebut .
v Arsit ekt ur
Est et ika dan rancangan yang menggambar kan suat u zaman dan
gaya t ert ent u.
LINGKUNGAN I
II III
Kriteria
A. Nil ai Sej arah Lingkungan
yang memenuhi
seluruh krit eria t ermasuk yang
mengal ami sedikit
perubahan Lingkungan yang
memenuhi 3 krit eria, yang t el ah
mengalami perubahan namun
masih memil iki beberapa unsur
keasl ian Lingkungan yang
memenuhi 3 krit eria yang banyak
mengalami banyak perubahan dan
kurang memil iki keasl ian
B. Umur C. Keasl ian
D. Kel angkaan
26
A B
C BANGUNAN
Kriteria
A. Nil ai Sej arah V
v
B. Umur V
v
C. Keasl ian v
D. Kelangkaan v
E. Landmark v
F. Arsit ekt ur v
v Tabel
Perlakuan Pelestarian Lingkungan dan Bangunan Cagar Budaya Berdasarkan Klasifikasi Perda DKI no. 9 Tahun 1999
OBYEK LINGKUNGAN
I II
III
Dipert ahankan Dimungkinkan
Adapt i f Reuse Dimungkinkan
Penyesuaian Terhadap
Perencanaan Kot a BANGUNAN
A B
C
Tampak Depan V
V v
St rukt ur Ut ama V
V Tat a Ruang
V Ornamen V
Sumber : Ajeng R. Pitakasari Prillia Verawati, 2007 dalam Selamatkan Warisan Budaya Bangsa , I-Arch, Architecture Magazine, Tenth Issue, 2007
2. 4. Konservasi Bangunan Tua Bersej arah Cagar Budaya