2. Menentukan akses dan sirkulasi

84  Sisi t apak bagian selat an yait u yang berbat asan dengan Jl. Mayor Sunaryo diint egrasikan dengan area wisat a kul iner Gal abo Gl adak Langen Bogan dengan membuat pedest rian mul t if ungsi, siang hari dapat digunakan bagi pej al an kaki dan area berj ual an pedagang kaki l ima sedangkan mal am hari dapat digunakan sebagai t empat l apak-l apak wisat a kul iner. Pedest rian ini direncanakan dengan l ebar ± 6 met er sehingga ruang unt uk area berj ual an l ebih l ebar, sel ain it u dengan pedest rian yang l ebar t idak perl u l agi menut up Jl . Kol . Sunaryo dari l al u l int as kendaraan.  Unt uk merespon adanya air mancur yang ada diperempat an Gladak, sebagai t it ik orient asi dan t et enger kawasan l andmark, dit empat kanl ah plaza pada sudut sit e yang berbat asan dengan t it ik t ersebut . Sehingga nant inya orang bisa duduk-duduk, berkumpul sambil menikmat i kehadiran air mancur t ersebut .  Pada t it ik-t it ik t ert ent u pada sit e yang berbat asan dengan koridor j alan dilet akkan pl aza yang dil engkapi dengan t empat duduk. Pl aza ini bisa menj adi semacam ruang sosial , t empat orang bisa bersant ai, berkumpul , berint eraksi, dan kemudian sal ing mengenal .

5. 2. Menentukan akses dan sirkulasi

“ hi dup-mat i r uang publ i k amat di t ent ukan ol eh aksesi bi l i t as. Semaki n banyak akses, semaki n mudah-l el uasa, semaki n i a hi dup. ” John Gambar 5.19. Penempatan plaza di beberapa titik tertentu pada site [sumber : sketsa pribadi] 85 Tahap sel anj ut nya adal ah menent ukan akses dan sirkul asi. Menurut St ephen Carr dal am buku “ publ i k space” , ruang publik yang berkual it as harus memenuhi pal ing t idak 3 krit eria dasar, yait u r esponsi ve t anggap t erhadap kebut uhan pengguna, democr at i c menghargai semua orang unt uk menggunakan ruang publ ik dal am suasana kebebasan, sert a meani ngf ul memberikan makna t ert ent u secara pribadi maupun kelompok. 1 Ruang publ ik akan sepenuhnya menj adi ruang publ ik j ika bisa diakses ol eh publ ik sel uas-l uasnya, ol eh siapapun, kapanpun, dan darimanapun. Publ ik yang merupakan pej al an kaki at aupun yang memakai kendaraan pribadi maupun umum. Unt uk it u dit empat kan akses bagi pej al an kaki yait u dengan membuka perimet er sekel il ing t apak ke arah j al an sehingga t iap orang bisa memasuki sit e dari sel uruh sisi t apak, menghubungkan dengan pedest rian-pedest rian yang t el ah ada dan memperl ebar pedest rian yang ada sehingga akt ivit as yang nant inya muncul l ebih beragam. Dengan memperl ebar pedest rian yang ada, diharapkan muncul nya kegiat an-kegiat an spont an sepert i seni- j al anan, pr oduct -event , diskusi, bersepeda, j oggi ng, anak-anak berlari kesana-kemari, remaj a berol ahraga, orang mengakses int ernet l ewat l apt op-nya, anak- anak muda berint eraksi j arak j auh l ewat gadget -nya, event -or gani zer mengadakan konser musik, mahasiswa berpameran, bapak-bapak j alan-j alan dengan anj ing piaraannya, i bu-i bu menyusui bayinya, keluarga bert emu, pasangan kekasih berpacaran, pebisnis j anj i an bert emu, orang t ua mengaj ak j al an-j al an anaknya, orang sekedar l ewat ist irahat duduk di at as rumput , dl l . 1 Diambil dari artikel kajian fungsi ruang terbuka dikawasan simpang lima semarang terhadap central business district di pusat kota oleh Yulanda Rif’an ST, MT termuat dalam buku Teori dan Kajian Ruang Publik Kota, Ir, Edy Darmawan , M.Eng Gambar 5.20. Membuka akses dari seluruh sisi site [sumber : sketsa pribadi] 86 Unt uk publ ik yang memakai kendaraan, dibuka ent r ance yang bisa diakses dari Jl. Jend. Sudirman dan Jl . Kapt en Mul yadi. Ent r ance ini kemudian t erhubung dengan area parkir. Unt uk kendaraan yang menuj u area parkir disediakan area dr op of f unt uk menurunkan penumpang. Sirkul asi ut ama pada sit e berupa pedest rian dari dua arah ut ama yait u barat dan t imur. Sirkul asi dari arah barat merupakan kel anj ut an dari pedest rian Jl . Jend Sudirman sedangkan arah t imur dari Jl . Kapt en Mul yadi. Sikul asi ini menj adi semacam publ i c r out e menuj u bent eng. Keduanya saling bert emu pada t it ik t engah areal dalam t embok bent eng. Pada t it ik ini dit empat kan sebuah massa sebagai f okus kawasan. Fungsi yang coba dimasukkan pada massa t ersebut adal ah perpust akaan. Gambar 5.21. Akses publik yang memakai kendaraan [sumber : sketsa pribadi] Gambar 5.22. Akses utama [sumber : sketsa pribadi] 87 Area sekel il ing t embok bent eng dimungki nkan unt uk diakses ol eh publ ik mel al ui al ur sirkul asi yang sal ing t erhubung. Unt uk it u dit empat kan pedest rian baik didal am maupun dil uar t embok bent eng sehingga publ ik maupun wisat awan dapat mel ihat kesel uruhan t embok bent eng dari dal am maupun dari l uar bent eng. Dimungkinkan j uga pengunj ung bisa naik ke at as t embok bent eng, yang memang ada semacam sel asar yang cukup l ebar yang dapat diakses. Dit empat kan pul a t empat duduk di sel asar t ersebut sehingga pengunj ung dapat menikmat i suasana kot a Surakart a maupun akt ivit as di Taman Budaya dari at as t embok bent eng. Ada pembedaan sirkul asi. Dil uar t embok bent eng, al ur sirkul asi yang saya rencanakan t erkesan agak ramai. Sedangkan sirkul asi dal am t embok bent eng l ebih t erat ur, l ebih t enang. Sehingga mampu menghadirkan suasana yang berbeda dengan keramaian di kawasan Gl adak. Gambar 5.23. Rencana pedestrian [sumber : sketsa pribadi] Gambar 5.24. Rencana sirkulasi dalam benteng Vastenburg [sumber : sketsa pribadi] 88

5. 3. Peruangan