5. Tinj auan Kot a

33 kesempat an it u Presiden Ki m Young Sam mengat akan, ” hanya dengan membuka bagian at ap dari bangunan ini, kit a dapat dengan sungguh-sungguh mengembal ikan wuj ud dari ist ana Kyongbokkung , hal ini merupakan simbol kekuasaan yang sangat pent ing dal am sej arah nasional kit a. ” Sebenarnya yang pal ing menarik adal ah muncul nya prot es dari masyarakat set empat yang ingin mempert ahankan warisan budayanya. Sebuah prot es yang dilakukan warga masyarakat sudah menj adi sat u kesadaran, bahwa masyarakat t elah ikut membuat sat u l ompat an dal am membant u kel ancaran proses pel est arian bangunan kuno dan kawasan bersej arah. Ada rasa memil iki muncul dari masyarakat dengan wuj ud prot es t ersebut . Dengan demikian, kehendak unt uk membisniskan kot a merencanakan ruang kot a didasarkan unt ung rugi hendaknya dipert imbangkan masak-masak, karena set iap kot a mempunyai budaya dan sej arah yang mungkin berbeda dengan kot a-kot a l ainnya. Demikian j uga, kal au kit a bandingkan dengan beberapa kot a-kot a di negara Asia l ainnya mempunyai sej arah dan warisan budaya yang sangat panj ang. Penghuni dari masing-masing kot a t ersebut hidup dengan masa l al u dan masa sekarang, sekal igus f isik dan spirit ual nya.

2. 5. Tinj auan Kot a

“ Surakart a Kot a Budaya ” Surakart a adalah ist il ah administ rat if unt uk menyebut Sol o. Sol o sendiri berasal dari Sal a, sebuah desa kecil dit epian Kal i Pepe, desa yang dij adikan l okasi pindahnya pusat keraj aan Mat aram dari di Kart osura pasca geger Pecinan yang memaksa keraj aan Mat aram t erbagi menj adi Surakart a dan Yogyakart a, mel al ui sebuah perj anj ian yang diberi nama perj anj ian Giyant i. Perkembangan Surakart a ke depan dihadapkan pada posisi yang dil emat is. Di sat u sisi merupakan kot a bekas keraj aan dengan segal a bent uk peninggal an budaya dan t radisinya yang harus dilest arikan. Di sisi l ain ada t unt ut an ke-kini-an unt uk mengarah t erbent uknya kot a modern met r opol i s dengan mengekor kot a-kot a di Amerika dan Eropa yang l ebih universal dengan meninggal kan segal a bent uk t radisi. Di Surakart a sendiri masih sering dan rut in digel ar berbagai rit ual kebudayaan. Kebudayaan yang j ika dirunut sej arahnya merupakan peninggal an keraj aan Mat aram Hindu. Sebut saj a Gr ebeg sur o , sekat en , sawal an , berbagai ki r ab , dl l . At aupun yang beberapa t ahun t erakhir mul ai rut in diselengarakan, event s-event s berskal a nasional maupun int ernasional yang bert emakan budaya. Semacam Sol o Bat i k Car ni val SBC , Sol o Int er nat i onal Et hni c Musi c SIEM , Sol o Ci t y Jazz SCJ , Sol o Int er nat i onal Per f or mi ng Ar t s 34 SIPA , dll yang rencananya secara reguler akan diadakan set iap t ahun. Apal agi t el ah ada ISI Surakart a dul unya STSI, dimana generasi baru dididik unt uk mengenal , mempel aj ari, memproduksi dan mereproduksi meminj am ist il ah Draj at Trikart no, sert a mement askan kegiat an seni-budaya. Begit u j uga dengan pent as-pent as kesenian yang masih dapat kit a saksikan, dari yang sif at nya t radisional sampai yang l ebih modern. Sepert i misalnya pement asan wayang kulit yang pada mal am-mal am t ert ent u masih secara rut in digelar di pendopo TBS. Demikian hal nya dengan pement asan wayang orang yang sampai saat ini masih dapat kit a saksikan di gedung wayang orang Sriwedari, wal aupun dari hari ke hari semakin sedikit orang yang berminat menont on. Pament asan t ari. At au yang lebih modern, sepert i pent as-pent as t eat er yang umumnya masih disel engarakan dal am l ingkup yang t erbat as yait u lingkungan kampus. At aupun bent uk seni yang lain sepert i konser musik, pameran l ukisan, pameran f ot ograf i seni inst al asi dan pat ung. Tabel Data Kesenian Tradisional di Kota Surakart a Tahun 2002 Macam Kesenian Banyaknya Kelompok Jenis Organisasi Anggota Seniman 1 2 3 4 5 1. Tari 2. Musik 3. Vokal 4. Teater 5. Seni Rupa 1. Daerah 2. Pergaulan 3. Lain-lain 1. Karawitan 2. Orkes keroncong 3. Orkes melayu 4. Band 5. Angklung 6. Kulintang 7. Lain-lain 1. Seni SWR 2. Koor 3. Lain-lain 1. Wayang orang 2. Ketoprak 3. Drama 4. Pedalangan 5. Ludruk 6. Lain-lain 1. Lukis 2. Patung 3. Tatah sungging 70 - 6 95 99 26 9 - - - 23 - - 5 24 12 - - - 6 - - 4.246 - 290 1.908 1.581 375 78 - - - 643 - - 267 772 272 - - - 20 - - 5 - - 84 106 - - - - - - - - - 71 - 14 - - 4 - - 35 4. Ukir kayu 5. Lain-lain - - - - - - Jumlah 375 10.452 284 Sumber: BPS Surakarta Sat u l angkah diambil ol eh pemerint ah dengan mel uncurkan sl ogan Sol o’ s Past i s Sol o’ s Fut ur e . Menghadirkan masa depan kot a Surakart a sebagai represent asi masa l al u. Langkah yang kemudian diambil adal ah dengan memodif ikasi rit ual -rit ual dan pr oduk-produk budaya sedemikian rupa at au mencipt akan kegiat an-kegiat an kebudayaan baru, mengekor kegiat an sej enis yang sukses disel enggarakan di kot a lain, sehingga mampu menj adi daya t arik wisat a t erut ama wisat a budaya. Promosi besar-besaran dil akukan, bahkan j ika perl u memakai embel -embel nasional at au int ernasional . Namun kegiat an t ersebut t erkesan sepert i kegiat an pariwisat a yang dipaksakan. Pariwisat a t idak dicipt akan t api merupakan kebiasaan yang t erl embaga dal am budaya. 12 Tindakan memodif ikasi budaya t ersebut masih saj a menempat kan budaya sebagai sebuah komodit as, barang dagangan yang t uj uan ut amanya adalah mendat angkan keunt ungan f inansial . Bukan menempat kan budaya sebagai sebuah ident it as kot a, j at i diri kot a yang membedakan Sol o dengan kot a l ain, yang dikemudian hari dapat menj adi modal ut ama perkembangan kot a ke depan. Membangun ident it as kot a it u yang pent ing. Cara yang dapat dil akukan adal ah sebanyak mungkin mencipt akan int eraksi ant ara khalayak dengan kegiat an seni-budaya. Sebanyak mungkin menggel ar pent as seni-budaya di ruang-ruang publik baik t emporer maupun regul er. Memuncul kan rasa memil ki yang akhirnya ada keinginan unt uk menj aga dan mel est arikan. Disinil ah makna ident it as kot a t erbent uk. Kegiat an l ain yang int ens dil akukan Pemkot dal am menat a kot a sebagai upaya mewuj udkan sl ogan Sol o’ s Past i s Sol o’ s Fut ur e adal ah merehabil it asi ruang-ruang publ ik. Sebut saj a rel okasi PKL di sekit ar Monumen 45 dan mengembal ikannya menj adi ruang t erbuka hij au dengan memberi pagar pada sekel il ing kawasan t indakan ini pat ut dipert anyakan, bukankah dengan memagari ruang publ ik akan mempersempit akses publ ik it u sendiri? Padahal hidup dan mat inya ruang publ ik dit ent ukan ol eh aksesibil it asnya 13 , proyek ci t y wal k , memper sol ek Balekambang dan Taman Sriwedari proyek yang pert ama kali dikerj akan adal ah dengan memberi pagar pada sekel il ing kawasan Taman Sriwedari, 12 Drajat Trikartno, “Kota dalam perspektif budaya dan tradisi”, dalam diskusi kota di balai Soejatmoko Surakarta, 24 Juli 2009. 13 Petikan diskusi Rafael Arsono dengan John. 36 wal aupun dengan memperl akukan eksist ing dengan kurang hormat yait u menempel kan pagar dengan gapura Radya Pust aka sehingga dari l uar gapura t idak l agi t erl ihat , memugar berbagai pasar t radisional t ermasuk pasar Triwindu, dan sebagainya. Sayangnya dal am berbagai rehabil it asi ruang-ruang publ ik diat as sangat minim sekal i ket erl ibat an publ ik masyarakat . Hal t ersebut memil iki kemiripan dengan apa yang dikat akan oleh Eko Budiharj o, pada kebanyakan perencana kot a dan lingkungan, masyarakat acap kal i dil ihat sekedar sebagai konsumen yang pasif . 14 Padahal sebagai makhl uk yang berakal dan berbudaya, manusia membut uhkan rasa penguasaan dan pengawasan t erhadap habit at dan l ingkungannya. Seringkali keinginan dan kebut uhan publik masyarakat t idak sepenuhnya t erwadahi dal am ruang publ ik. Bahkan l ebih j auh Eko Budiharj o menambahkan bil a warga kot a t idak dil ibat kan dal am proses perencanaan dan pembangunan kot anya, t idak diberi kesempat an unt uk berperan secara akt if , t idak memperol eh pel uang unt uk membant u, menambah, merubah, menyempurnakan l ingkungannya akan kit a dapat kan kot a yang apat is, acuh t ak acuh, dan mungkin agresif . Akibat nya desain yang dihasil kan t idak menyent uh subst ansinya, t idak mampu mengakomodir kepent ingan publ ik. Dampaknya, ruang publ ik yang t el ah dibangun kemudian t idak berf ungsi sebagaimana mest inya, t idak berdampak signif ikan t erhadap perkembangan kot a at au bahkan sangat j arang dikunj ungi oleh publ ik. Pemerint ah kot a masih mel ihat rehabil it asi ruang publ ik t ersebut sekedar proyek. Perencanaan dan perancangannya t idak mel al ui sebuah sayembara t erbuka secara umum yang memungkinkan muncul nya gagasan-gagasan yang l ebih variat if , yang muncul dari masyarakat sendiri, yang mungkin l ebih akomodat if t erhadap kebut uhan masyarakat , lebih mewakili kepent ingan publik. Padahal pada hakekat nya keberadaan ruang publ ik t ersebut adalah diperunt ukkan bagi masyarakat publ ik. Jika t idak ada ket erl ibat an publ ik didal amnya bagaimana bisa dikat akan sebagai ruang publ ik. Kawasan Budaya Kot a Surakart a Tak hanya yang berbent uk rit ual , j ej ak kebudayaan di Surakart a j uga t erekam dal am berbagai sit us arsit ekt ural . Pada set iap bangunan at au kawasan t ersebut menyimpan sej arah yang panj ang t ent ang perkembangan kot a Surakart a. Disamping it u j uga memil iki peran t erhadap perkembangan kot a Surakart a sert a mewakil i l anggam arsit ekt ur yang 14 Eko Budiharjo, “percikan masalah arsitektur, perumahan, perkotaan”, 1987 hal. 88 37 berkembang menj adi t ren pada j amannya. Sehingga keberadaannya membent uk suat u kawasan yang khas. Sebagai kot a yang sudah berusia hampir 250 t ahun, Surakart a memil iki banyak kawasan dengan sit us bangunan t ua bersej ar ah at au dikenal dengan kawasan budaya. Sel ain bangunan t ua yang t erpencar dan berser akan di berbagai l okasi, ada j uga yang t erkumpul di sekian l okasi sehingga membent uk beberapa kawasan kot a t ua, t ent unya dengan l at ar bel akang sosial nya masing-masing. Di Kot a Surakart a sendiri set idaknya ada 9 kawasan yang t ermasuk kawasan budaya yakni : Kerat on Surakart a dan sekit arnya, t ermasuk Pasar Kliwon dan Loj i Wet an; Pura Mangkunegaran; Bent eng Vast enburg t ermasuk j uga Pasar Gede, Kepunt on dan Bal ong; Kawasan Laweyan; Kawasan Taman Sriwedari dan sekit arnya t er masuk Museum Radya Pust aka dan St adion; Kawasan Banj arsari ; Kawasan Bal ai Kambang; Kawasan Taman Tirt onadi dan Kawasan Taman Jurug. 15 Krat on Kasunanan Surakart a t ent u saj a adal ah bangunan pal ing pokok dal am konsep penat aan ruang Sol o. Perencanaan krat on ini mirip dengan konsep yang digunakan dalam pembangunan Krat on Kesul t anan Yogyakart a. Solo merupakan salah sat u kot a pert ama di Indonesia yang dibangun dengan konsep t at a kot a modern. Krat on yang dibangun berdekat an dengan Bengawan Sol o selalu t erancam banj ir. Karena it u dibangunl ah t anggul yang hingga kini masih dapat dil ihat membent ang dari selat an wil ayah Jurug hingga kawasan Sol o Baru. Boulevard yang memanj ang l urus dari arah barat l aut menuj u ke depan al un-al un ist ana sekarang Jal an Sl amet Riyadi dirancang unt uk mengarahkan pandangan ke arah Gunung Merbabu. Terdapat pul a pengel ompokan pemukiman unt uk warga pendat ang. Kawasan Pasar Gede Pasar Gedhe Hardj onagoro dan Pasar Bal ong merupakan t empat perkampungan orang Tionghoa, sement ara kawasan pemukiman orang Arab kebanyakan dari Hadramaut t erl et ak di kawasan Pasar Kl iwon. Pedagang bat ik Jawa pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 banyak mendirikan usaha dan t empat t inggal di kawasan Laweyan sekarang mencakup Kampung Laweyan, Tegal sari, Tegal ayu, Tegal rej o, Sondakan, Bat ikan, dan Jongke. Di kawasan ini j uga didirikan pert ama kal i organisasi bercorak Isl am-nasional yang pert ama di Indonesia oleh Haj i Samanhudi, Syarikat Dagang Isl am pada t anggal 16 Okt ober 1905. [ 1] Bekas kej ayaan 15 Kompas: 15 Januari 2007 38 para pedagang bat ik pribumi t empo doel oe ini bisa dil ihat dari sej uml ah rumah mewah di Jalan Dr. Raj iman. Di kawasan ini, mereka memang menunj ukkan kej ayaannya dengan berl omba membangun rumah besar yang mewah dengan arsit ekt ur cant ik namun t erlindungi oleh pagar-pagar yang t inggi dengan gerbang regol yang besar. Di dal am kompl eks krat on t erdapat perkampungan Kauman yang dulunya merupakan kompl eks t empat t inggal para kaum ul ama keraj aan dan kerabat nya. Kompl eks ini t erl et ak di bel akang barat Masj id Agung kerat on. Beberapa nama kampung di kawasan ini masih menunj ukkan j ej ak t ersebut , sepert i Pengulon dari kat a penghulu, Trayeman, Sememen, Kinongan, Modinan, sert a Gont oran. Perkampungan ini dipenuhi beragam arsit ekt ur rumah gedung dengan ornamen hiasan dan model rumah gaya campuran Eropa- Jawa-Tiongkok. Awal nya, Kampung Kauman yang berada di sisi barat depan Kerat on Kasunanan ini diperunt ukkan bagi t empat t inggal kaum ulama keraj aan dan kerabat nya. Kawasan Sol o ut ara, yang dit at a ol eh pihak Mangkunagaran, j uga memil iki j ej ak arsit ekt ur yang banyak mendapat sent uhan Eropa. Bagian ut ara kot a Solo dilewat i oleh Kali Pepe, yang sepert i Bengawan Sol o j uga berkal i-kal i menimbul kan bencana banj ir. Pembangunan t anggul kal i dan pint u air, sal uran drainasi, MCK mandi-cuci-kakus, yang pert ama kal i dit erapkan, sert a penempat an kant or kel urahan yang selalu berada pada perempat an j alan, merupakan beberapa j ej ak yang masih dapat dil ihat sekarang, yang pembangunannya dil akukan pada masa pemerint ahan Mangkunagara IV. Sit us-sit us arsit ekt ural di Surakart a membent uk suat u j aringan yang sat u dengan yang l ainnya sal ing t erkait . Menandakan perkembangan kebudayaan dan peradaban masa l alu. Hilangnya sal ah sat u dari sit us akan menghapus memori yang t erekam di dalamnya dan mempersul it pengenal an budaya dan t r adisi generasi berikut nya. Dan dampaknya generasi mendat ang akan kehil angan orient asi budaya dan lebih suka mengadopsi kebudayaan bangsa l ain.

2. 6. Tinj auan Bangunan di Bawah Tanah