Teori Spektrofotometri Serapan Atom

saja terjadi. Sedangkan dengan nyala, eksitasi unsur – unsur dengan tingkat tingkat energi eksitasi yang rendah dapat dimungkinkan. Tentu saja perbandingan benyaknya atom yang tereksitasi terhadap atom yang berada pada tingkat dasar harus cukup besar, karena metode serapan atom hanya tergantung pada perbandingan ini dan tidak bergantung pada temperatur. Metode serapan sangatlah spesifik. Logam – logam yang membentuk campuran kompleks dapat dianalisis dan selain itu tidak selalu diperlukan sumber energi yang besar Khopkar, 2008.

2.5.1 Teori Spektrofotometri Serapan Atom

Spektroskopi serapan atom adalah bentuk dari spektroskopi penyerapan yang digunakan untuk mengetahui gas atomik logam – logam. Metode ini sering digunakan untuk menggatikan nyala yang pada umumnya merupakan penyelesaian dari analisis pada atom – atom logam. Spektroskopi serapan atom secara luas digunakan untuk analisis kuantitatif dari logam – logam secara lengkap ; terbatas untuk mendeteksi hal – hal yang berasal dari pengelompokan logam – logam tersebut persepuluh dari pertrilliun. Pembatasan deteksi juga begitu, tetapi, secara luas ; tergantung dari analisa logam dan posisinya yang sesuai sebagai instrumen. Spektroskopi serapan atom mempunyai bagian - bagian yang sama dari spektrokopi penyerapan pada umumnya yaitu terdiri dari sumber cahaya, sell, monokromator dan detektor. Perbedaan dari spektroskopi yang lainnya yaitu spektrokopi serapan atom menggunakan nyala, spektroskopi serapan atom sering menggunakan garis sumber cahaya yang merupakan lanjutan sumber cahaya lainnya. Selain itu, pengukuran dalam spektroskopi serapan atom berdasarkan penyerapan. Bender, 1987 Universitas Sumatera Utara Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom – atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Misalkan natrium menyerap pada 589 nm, uranium pada 358,5 nm, sedangkan kalium 766,5 nm. Cahaya pada panjang gelombang ini cukup energi untuk mengubah tingkat elektronik suatu atom. Transisi elektronik suatu unsur bersifat spesifik. Dengan absorpsi energi, berarti memperoleh lebih banyak energi, suatu atom pada keadaan dasar dinaikan tingkat energinya ke tingkat eksitasi. Tingkat – tingkat eksitasinya pun bermacam-macam. Misalkan unsur Na dengan nomor atom 11 mempunyai konfigurasi 1s 2 2s 2 sp 6 3s 1 , tingkat dasar untuk elektron valensi 3s, artinya tidak memiliki kelebihan energi. Elektron ini dapat tereksitasi ke tingkat 3p dengan energi 2,2 eV ataupun ke tingkat 4p dengan energi 3,6 eV, masing – masing sesuai dengan panjang gelombang sebesar 589 dan 330 nm. Kita dapat memilih di antara panjang gelombang ini yang menghasilkan garis spektrum yang tajam dan dengan intensitas maksimum. Inilah yang dikenal dengan garis – garis resonansi. Garis – garis lain yang bukan garis resonansi dapat berupa spektrum yang berasosiasi dengan tingkat energi molekul, biasanya berupa pita – pita lebar ataupun garis tidak berasal dari eksitasi tingkat dasar yang disebabkan proses atomisasinya Khopkar, 2008. Universitas Sumatera Utara

2.5.2 Instrumentasi Spektrofotometer Serapan Atom