Merkuri Hg Kandungan Logam

Kromium sebagai ion bervalensi enam bersifat karsinogenik pada saluran pernapasan kumulatif pada tingkat konsentrasi mgl dalam air minum. Tidak ada efek yang dapat diamati pada efek yang dapat diamati pada pemeriksaan tunggal terhadap 4 keluarga dalam 3 tahun yang diberi air dengan konsentrasi Cr sampai 1 mgl. Unsur ini tidak penting dan tidak menguntungkan. Konsentrasi unsur ini dalam air minum yang melebihi standar maksimum yang ditetapkan kemungkinan dapat menyebabkan kanker kulit dan alat – alat pernapasan. Konsentrasi maksimal chromium dalam air minum yang ditetapkan sebagai standar oleh Departemen Kesehatan R.I. adalah sebesar 0,05 mgl. Angka ini sesuai dengan angka standar yang ditetapkan baik oleh US Public Health Service, maupun WHO European, maupun WHO International Sutrisno, 2006.

2.4.3 Merkuri Hg

Merkuri adalah satu – satunya mineral yang biasa dari air raksa adalah “cinabar” HgS. Hg terjadi dari senyawa ini dengan melalui pembakaran udara : HgS Solid + O 2 Hg + SO 2 Tidak seperti logam – logam yang lain, Hg merupakan zat cair pada temperatur kamar. Sifat ini ditunjukkan oleh namanya “hydrargyrum” yang berarti perak cair. Zat cair ini tidak sangat mudah menguap tekanan gasuapnya adalah 0,0018 mm Hg pada 25 C, tetapi uap tersebut sangat beracun, dan exposure yang lebih lama dengan zat cair itu harus dihindarkan. Kandungan air raksa dalam air minum dalam konsentrasi yang melebihi standar maksimal yang ditetapkan akan dapat meracuni sel – sel tubuh, dapat merusak ginjal, hati dan syaraf. Selain itu, dapat pula menyebabkan keterbelakangan mental dan Universitas Sumatera Utara celebral palsy pada bayi. Konsentrasi maksimum yang diperbolehkan sebagai standar yang ditetapkan oleh Dep. Kes. R.I. untuk unsur ini dalam air adalah sebesar 0,001 mgl. US Public Health Service maupun WHO tidak memasukkan unsur Hg ini di dalam standar persyaratan air minum Sutrisno, 2006. Reaksi – reaksi ion merkuri II dapat dipelajari dengan larutan merkuri II nitrat encer 0,05 M. 1. Hidrogen sulfida gas atau larutan jenuh : Dengan adanya asam klorida encer, mula- mula akan terbentuk endapan putih merkuri II klorosulfida yang terurai bila ditambahkan hidrogen sulfida lebih lanjut, dan akhirnya terbentuk endapan hitam merkuri II sulfida. 3Hg 2+ + 2Cl - + 2H 2 S Hg 3 S 2 Cl 2 + 4H + Hg 3 S 2 Cl 2 + H2S 3HgS + 2H + + 2Cl - Merkuri II sulfida merupakan salah satu endapan yang paling sedikit K s = 4 x 10 -54 . Endapan ini tak larut dalam air, asam nitrat dalam air, asam nitrat encer panas, hidroksida, alkali atau amonium sulfida tak berwarna. Natrium sulfida 2M melarutkan endapan, pada mana ion kompleks disulfomerkurat II terbentuk : HgS + S 2- [HgS 2 ] 2- Dengan menambahkan amonium klorida pada larutan, merkurium II sulfida mengendap lagi. Air raja melarutkan endapan : 3HgS + 6HCl + 2HNO 3 3HgCl 2 + 3S + 3S + 2 NO + 4 H 2 O Universitas Sumatera Utara Merkuri II klorida praktis tak berdisosiasi pada kondisi – kondisi ini. Belerang tetap tertinggal sebagai endapan putih, tetapi dengan mudah melarut jika dipanaskan, dengan membentuk asam sulfat : 2HNO 3 + S SO 4 2- + 2H + + 2NO 2. Larutan amonia : endapan putih dengan komposisi tercampur; pada dasarnya terdiri dari merkuri II oksida dan merkuri II amidonitrat : 2Hg 2+ + NO 3- + 4NH 3 + H 2 O HgO. HgNH 2 NO 3 + 3NH 4 + Garam ini, seperti kebanyakan senyawa – senyawa merkuri, bersublimasi pada tekanan atmosfer Vogel, 1979.

2.5 Spektrofotometri Serapan Atom