11 : Kisi
12 : Cermin
13 : Irisan Keluar
14 : Penguat Elektronik
15 : Penguat Elektronik
16 : Elektronik dan Pembaca Keluar
2.5.4 Pengukuran Kuantitatif
Pengukuran secara kuantitatif dapat dibuat dengan menggunakan kurva kalibrasi sebelumnya atau dengan metode dari penambahan standar. Dalam kasus yang
berbeda, kondisi pengeoperasian harus dioptimalkan terlebih dahulu dengan menganggap rentang konsentrasi sampel yang diduga dan kelinieran tanggapan. Ini
termasuk pemilihan garis resonansi yang semestinya biasanya dibuat tabel referensi, pengaturan lampu yang sesuai, temperatur nyala dan laju penguapan sampel,
penempatan pembakar dan lebar celah monokromator. Larutan standar yang terbaik disiapkan dengan pencairan yang semestinya dari 1000 ppm larutan yang tersedia dan
harus disesuaikan sedekat mungkin dengan komposisi kasar untuk sampel – sampel ini. Presisi yang relatif dari sebuah pengukuran serapan atom adalah baik, dalam
banyak kasus 0,5 -2 dapat dicapai tanpa kesulitan dimana digunakan nyala atomisasi. Presisi untuk metode tanpa nyala walau bagaimana pun sering jauh lebih
buruk sebagai hasil beberapa gangguan yang akan dibahas di bawah. Kurva kalibrasi selalu menunjukkan lengkungan menuju sumbu konsentrasi ketika melewati sumbu
satu. Ini tidak linier disebabkan tidak terserapnya radiasi yang mencapai detektor atau ketika setengah lebar dari garis emisi dari lampu yang semestinya atau melampaui
Universitas Sumatera Utara
garis absorbansi. Radiasi yang tidak terserap dapat dijangkau detektor banyaknya sumber, termasuk garis emisi dari unsur katoda mendekati garis resonansi yang
terpilih atau gas pengisi, sebaran radiasi dalam monokromator dan radiasi yang melewati nyala atau penguapan sampel. Fifield, 1987
2.5.5 Interferensi
Yang dimaksud dengan gangguan – gangguan interference pada SSA adalah peristiwa – peristiwa yang menyebabkan pembacaan absorbansi unsur yang dianalisis
menjadi lebih kecil atai lebih besar dari nilai yang sesuai dengan konsentrasinya dalam sampel. Gangguan – gangguan yang dapat terjadi dalam SSA adalah sebagai
berikut : 1.
Gangguan yang berasal dari matriks sampel yang mana dapat mempengaruhi banyaknya sampel yang mencapai nyala. Sifat – sifat tertentu matriks sampel
dapat berpengaruh terhadap laju aliran bahan bakar gas pengoksidasi. Sifat – tersebut adalah : viskositas, tegangan permukaan, berat jenis, dan tekanan uap.
Gangguan matrik yang lain adalah pengandapan unsur yang dianalisis sehingga jumlah atom yang mencapai nyala menjadi lebih sedikit dari
konsentrasi yang seharusnya terdapat dalam sampel. 2.
Gangguan kimia yang dapat mempengaruhi jumlah banyaknya atom yang terjadi di dalam nyala. Terbentuknya atom – atom netral yang masih dalam
keadaan azas di dalam nyala sering terganggu oleh dua peristiwa kimia yaitu : a.
Disosiasi senyawa – senyawa yang tidak sempurna b.
Ionisasi atom – atom di dalam nyala
Universitas Sumatera Utara
3. Gangguan oleh absorbansi yang disebabkan bukan oleh absorbansi atom yang
dianalisis; yakni absorbansi oleh molekul – molekul yang tidak terdisosiasi di dalam nyala. Gangguan ini dapat diatasi dengan cara sebagai berikut :
a. Penggunaan nyala suhu atomisasi yang lebih tinggi
b. Penambahan senyawa penyangga
c. Pengekstrasian unsur yang akan dianalisis
d. Pengekstrasian ion atau gugus pengganggu
4. Gangguan oleh penyerapan non-atomik non atomic absorption. Gangguan ini
berarti terjadinya penyerapan cahaya dari sumber sinar yang bukan berasal dari atom – atom yang akan dianalisis. Penyerapan non-atomik dapat disebabkan
adanya penyerapan cahaya oleh partikel – partikel padat yang berada di dalam nyala. Cara mengatasinya adalah dengan bekerja pada panjang gelombang
yang lebih besar atau pada suhu yang lebih tinggi Gandjar, 2008.
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang