Selanjutnya, pasal 58 ayat 1 dan 2 undang-undang tersebut juga menyatakan dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara, Presiden selaku Kepala Pemerintahan mengatur dan menyelenggaran Sistem Pengendalian Intern di lingkungan pemerintah secara
menyeluruh. Dalam suatu Sistem Pengendalian Intern yang efektif diperlukan adanya
fungsi internal audit yang berperan sebagai “mata dan telinga” dari pimpinan tertinggi organisasi. Secara berkala, internal auditor akan menyampaikan laporan
hasil audit yang berisi rekomendasi perbaikan terhadap kelemahan atau penyimpangan yang ditemui dalam pemeriksaan. Laporan yang diterbitkan oleh
Association of Certified Fraud Examiners pada tahun 2002 menunjukkan bahwa pengendalian intern yang kuat merupakan faktor yang paling efektif dalam upaya
mengatasi korupsi dibandingkan dengan kamera pengintai surveillance camera sebagai faktor yang paling kurang efektif Indreswari, 2
010.
Keberhasilan penerapan SPIP pada suatu daerah tidak terlepas dari kesamaan persepsi dan dukungan dari seluruh jajaran yang dilingkungannya untuk
berkomitmen menerapkan unsur-unsur dan sub unsur-sub unsur yang termuat di dalam PP 60 tahun 2008 tentang SPIP. Untuk itu, setiap Instansi Pemerintah
diharapkan sudah memahami tahapan dan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mensukseskan penerapan SPIP di daerahnya.
2.1.5 Kinerja Manajerial
Kinerja manajerial merupakan kemampuan atau prestasi kerja yang telah dicapai oleh personil atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, dalam
Universitas Sumatera Utara
melaksanakan fungsi, tugas dan tanggung jawab mereka dalam menjalankan operasional perusahaan.
Kinerja manajerial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kinerja individu dalam kegiatan manajerial yang mencakup perencanaan, investigasi,
koordinasi, evaluasi, pengawasan, pemilihan staff, negosiasi dan perwakilan. Perencanaan merupakan penentuan kebijakan sekumpulan kegiatan untuk
selanjutnya dilaksanakan dengan mempertimbangkan kondisi waktu sekarang dan yang akan datang. Perencanaan bertujuan untuk memberikan pedoman dan tata
cara pelaksanaan tujuan, kebijakan, prosedur, penganggaran dan program kerja sehingga terlaksana sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. Investigasi
merupakan kegiatan untuk melakukan pemeriksaan melalui pengumpulan dan penyampaian informasi sebagai bahan pencatatan, pembuatan laporan, sehingga
mempermudah dilaksanakannya pengukuran hasil dan analisis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan. Pengkoordinasian merupakan proses jalinan kerjasama
dengan bagian-bagian lain dalam organisasi melalui tukar-menukar informasi yang dikaitkan dengan penyesuaian program-program kerja. Evaluasi adalah
penilaian yang dilakukan oleh manajer terhadap rencana yang telah dibuat, dan ditujukan untuk menilai pegawai dan catatan hasil kerja sehingga dari hsil
penilaian tersebut dapat diambil keputusan yang diperlukan. Pengawasan merupakan penilaian untuk mendapatkan keyakinan bahwa perencanaan,
pengkoordinasian, penyusunan personalia dan pengarahan telah berjalan secara efektkif.
Pemilihan staf staffing yang disebut sebagai penyusunan personalia merupakan fungsi manajemen yang berkenaan dengan prekrutan, penarikan,
Universitas Sumatera Utara
penempatan, pemberian latihan kepada pegawai, mempromosikan pegawai dan melakukan mutasi terhadap pegawai yang sudah tentu memperhatikan
ketrampilan pegawai dan kebutuhan perusahaan. Proses penyusunan personalia dapat dipandang sebagai suatu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan terus-
menerus untuk menjaga pemenuhan kebutuhan personalia perusahaan agar setiap bagian ditempatkan oleh personil yang tepat dan pada saat yang tepat. Negoisasi
dalam hal ini berkaitan dengan pengambilan keputusan baik dalam satu bagian maupun secara keseluruhan dalam perusahaan dengan menyelaraskan kebutuhan
perusahaan dengan kebutuhan karyawan terlebih khusus dalam proses penyusunan dan pencapaian target anggaran. Sedangkan perwakilan dalam hal ini
dimaksudkan dengan kegiatan manajer dalam hal menghadiri pertemuan- pertemuan dengan perusahaan lain, perkumpulan bisnis, acara kemasyarakatan
dan pendekatan-pendekatan ke masyarakat untuk mempromosikan tujuan umum perusahaan.
Sebagai bahan masukan kinerja manajerial aparat pemerintah daerah didapati beberapa pengalaman beberapa negara maju dalam melakukan
pembenahan kinerja SDM aparat. Di Pemerintah Inggris, peningkatan kapasitas dan kinerja kepemimpinan dilakukan melalui beberapa strategi diantaranya dalam
menentukan tipikal kepemimpinan apa yang paling dibutuhkan, penetapan program pembangunan pelayanan publik yang lebih efektif dan tertarget dengan
baik dan penciptaan pelayanan publik yang lebih terbuka dan luas. Upaya pembenahan SDM aparat di Inggris tersebut dilakukan oleh British Cabinet Office
yang bertanggung jawab langsung kepada Perdana Menteri. Melalui Cabinet Office ini bertugas melakukan peran sentral dalam manajemen SDM aparat
Universitas Sumatera Utara
dengan menyusun kerangka kerja untuk penempatan staf serta memberikan pertimbangan dalam hal rekrutmen, pemberian kesempatan yang sama, gaji,
pensiun serta pelatihan dan pengembangan sumber: www.cabinet-
office.gov.ukcivilservice-reform.htm .
Pemerintah Australia sendiri melakukan penerapan sistem kerja dan kondisi lainnya pada sektor swasta ke dalam sektor publik dalam peningkatan
kinerja aparat melalui perbaikan gaji dan kondisi kerja. Melalui penerapan tersebut terdapat perubahan yang mendasar antara lain terjadinya perubahan
budaya kerja secara signifikan yang menghasilkan peningkatan produktivitas serta pelayanan yag semakin optimal. Gaji maupun insentif yang didaasarkan pada
kinerja atau produktivitas telah semakin meningkatkan kesadaran aparat akan pentingnya pencapaian yang optimal. Diaamping hal itu, terjadi pula perubahan
lain yang signifikan berupa hadirnya proses manajemen berbasis nilai yang dilihat sebagai bagian esensial bagi pencapaian visi pemerintah, yang berkaitan dengan
peningkatan kinerja aparatnya Ellison, 1999. Sedangkan di Selandia Baru melalui State Sector Act SSC bertanggung
jawab dalam pembenahan kinerja SDM aparat dalam peningkatan kinerja manajerial aparat dengan melaksanakan beberapa hal seperti meninjau kinerja
semua badan pemerintah, memberikan input kepada setiap departemen tentang sistem manajemen, struktur dan organisasi. SSC juga mempromosikan dan
mengembangkan kebijakan dan program personil, menegoisasikan kondisi pekerjaan sektor publik serta memberikan nasihat untuk pelatihan dan
pengembangan staf. Hasil yang dicapai dari pelaksanaan ini adalah terjadinya pengurangan jumlah pegawai dan perampingan struktur. Namun, terdapat juga
Universitas Sumatera Utara
kesulitan dalam implementasi kebijakan yang dilakukan berupa kurangnya aparat yang benar-benar berkualitas dalam menjalankan peran sebagai manajer yang
dibebani tanggung jawab untuk mengadopsi mekanisme kerja pasar. Selain ketiga negara maju tersebut, terdapat juga negara lain khususnya di
Asia Tenggara kinerja manajerial yang aparat pemerintah nya sudah baik. Misalnya Pemerintah Malaysia, yang sudah mengadopsi beberapa nilai etis ke
dalam manajemen SDM aparat di pemerintahannya. Melalui Management Integrity Committees MIC, negara tersebut berusaha menciptakan sistem
administrasi dan aparat pemerintah yang efisien dan disiplin dengan tingkat integritas yang tinggi melalui praktek-praktek yang beretika serta mengatasi
berbagai masalah dan kelemahan yang berhubungan dengan korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan sebagainya.
Tujuan utama penilaian kinerja adalah memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya agar mencapai
hasil yang diinginkan. Penilaian kinerja juga memberikan pendalaman yang penting pada manajemen mengenai segala segi efiensi operasional dan
mengungkapkan masalah perilaku yang penting karena inefisiensi maupun efisiensi perorangan Welsch, dkk, 2000:475. Penilaian kinerja dilakukan untuk
menekan perilaku yang tidak semestinya dan sekaligus mendorong untuk menegakkan perilaku yang semestinya melalui umpan balik hasil kinerja pada
waktunya.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Review Peneliti Terdahulu Theoretical Mapping