29 pada National Auditing Law mengatur tentang tata cara pembentukan unit audit internal pada perusahaan milik pemerintah yang harus dipandu dan diawasi
oleh pemerintah lokal yang pengawasannya dari pemimpin departemen mereka sendiri maupun dari pemerintah dalam hal ini diwakili departemen audit negara
Jou 1997; Cai dan 1997. Salah satu negara bagian Amerika Serikat yaitu New York juga memilki
perkembangan yang pesat dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Komponen Sistem Pengendalian Intern yang terdiri dari lingkungan pengendalian,
penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan juga telah berkembang yang dilengkapi dengan aktivitas pendukung
lainnya seperti evaluasi, rencana strategis dan audit internal. Revisi Standards For Internal Control In New York state Government di
tahun 2005 menyatakan bahwa pengendalian internal bukan hanya satu set prosedur yang ditujukan untuk pengamanan aset, tapi lebih jauh memiliki fungsi
dalam mengidentifikasi, memonitor dan manajemen risiko sumber: www.osc.state.ny.us.
2.1.4 Sistem Pengendalian Intern dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada dasarnya merupakan asersi atau pernyataan dari pihak manajemen pemerintah daerah yang menginformasikan
kepada pihak lain yaitu pemegang kepentingan yang ada tentang kondisi keuangan pemerintah daerah. Menurut Mahmudi 2007, untuk melindungi para
Universitas Sumatera Utara
pengguna laporan keuangan, maka diperlukan pihak ketiga yaitu auditor independen dalam menilai kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Agar suatu laporan keuangan dapat memberikan keyakinan kepada penggunannya dan dipergunakan dalam proses pengambilan keputusan,
diperlukan adanya pernyataan kualitas atas laporan keuangan opini yang diberikan oleh auditor ekstern. Sesuai dengan pasal 23 UUD 1945, yang
berwenang untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara Indonesia adalah Badan Pemeriksa Keuangan BPK.
Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan yang bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai reasonable assurance bahwa
laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Peningkatan akuntabilitas keuangan negara yang tercermin dari opini yang diberikan oleh BPK, sangat terkait dengan efektifivitas pengendalian intern yang
dilakukan oleh pemerintah daerah. Keluarnya PP 60 tahun 2008 menunjukkan adanya komitmen dari pemerintah untuk untuk membangun Sistem Pengendalian
Intern yang memadai untuk menjamin tercapainya tujuan pemerintah secara efektif dan efisien.
Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, pasal 55 ayat 4 menyatakan MenteriPimpinan Lembaga selaku
Pengguna AnggaranPengguna Barang memberikan pernyataan bahwa pengelolaan APBN telah diselenggarakan berdasarkan Sistem Pengendalian Intern
yang memadai dan akuntansi keuangan yang diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah SAP.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya, pasal 58 ayat 1 dan 2 undang-undang tersebut juga menyatakan dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara, Presiden selaku Kepala Pemerintahan mengatur dan menyelenggaran Sistem Pengendalian Intern di lingkungan pemerintah secara
menyeluruh. Dalam suatu Sistem Pengendalian Intern yang efektif diperlukan adanya
fungsi internal audit yang berperan sebagai “mata dan telinga” dari pimpinan tertinggi organisasi. Secara berkala, internal auditor akan menyampaikan laporan
hasil audit yang berisi rekomendasi perbaikan terhadap kelemahan atau penyimpangan yang ditemui dalam pemeriksaan. Laporan yang diterbitkan oleh
Association of Certified Fraud Examiners pada tahun 2002 menunjukkan bahwa pengendalian intern yang kuat merupakan faktor yang paling efektif dalam upaya
mengatasi korupsi dibandingkan dengan kamera pengintai surveillance camera sebagai faktor yang paling kurang efektif Indreswari, 2
010.
Keberhasilan penerapan SPIP pada suatu daerah tidak terlepas dari kesamaan persepsi dan dukungan dari seluruh jajaran yang dilingkungannya untuk
berkomitmen menerapkan unsur-unsur dan sub unsur-sub unsur yang termuat di dalam PP 60 tahun 2008 tentang SPIP. Untuk itu, setiap Instansi Pemerintah
diharapkan sudah memahami tahapan dan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mensukseskan penerapan SPIP di daerahnya.
2.1.5 Kinerja Manajerial