BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan perhatian pada hubungan variabel Sistem Pengendalian Intern Pemerintah SPIP dengan kinerja manajerial.
Berikut ini merupakan kerangka konsep yang disajikan sebagai berikut:
SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH SPIP
Lingkungan Pengendalian
X
1
Penilaian Resiko
X
2
Kegiatan Pengendalian
X
3
Kinerja Manajerial Y
Informasi dan Komunikasi X
4
Pemantauan X
5
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Salah satu tujuan Sistem Pengendalian Intern adalah tercapainya tujuan operasi dalam organisasi. Hal ini berhubungan dengan efektifitas dan efisiensi dari
Universitas Sumatera Utara
kegiatan operasional seperti kinerja. Dalam rangka meningkatkan kinerja, pemerintah mengatur dan menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern di
lingkungan pemerintah secara menyeluruh. Lima komponen unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya
diharapkan dapat meningkatkan kinerja. Kerangka konseptual tersebut menggambarkan analisis pengaruh lima
komponen Sistem Pengendalian Intern yaitu: lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan
terhadap kinerja manajerial. Pengendalian internal yang dikeluarkan COSO terdiri dari 5 lima
komponen, yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas
pengendalian dan informasi dan komunikasi serta pemantauan. Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern seharusnya bertumpu pada penguatan sistem
pengendalian yang sudah terbangun dan dilaksanakan oleh seluruh aktor dalam organisasi mulai dari adanya kebijakan, pembentukan organisasi, penyiapan
anggaran, sarana dan prasarana, penetapan personil yang melaksanakan, penetapan prosedur dan reviuw pada seluruh tahapan pembangunan.
Selanjutnya dalam penjelasan PP 60 tahun 2008 disebutkan bahwa unsur Sistem Pengendalian Intern dalam Peraturan Pemerintah ini mengacu pada unsur
Sistem Pengendalian Intern yang telah dipraktikkan di lingkungan pemerintahan di berbagai negara, yang meliputi: Lingkungan pengendalian yang menjelaskan
pimpinan instansi pemerintah dan seluruh pegawai harus menciptakan dan memelihara lingkungan dalam keseluruhan organisasi yang menimbulkan perilaku
positif dan mendukung terhadap pengendalian intern dan manajemen yang sehat,
Universitas Sumatera Utara
penilaian risiko mencerminkan sejauhmana pengendalian intern harus memberikan penilaian atas risiko yang dihadapi unit organisasi baik dari luar
maupun dari dalam, kegiatan pengendalian membantu memastikan bahwa arahan pimpinan Instansi Pemerintah dilaksanakan dan harus efisien dan efektif dalam
pencapaian tujuan organisasi, informasi harus dicatat dan dilaporkan kepada pimpinan Instansi Pemerintah dan pihak lain yang ditentukan untuk disajikan
dalam suatu bentuk dan sarana tertentu serta tepat waktu sehingga memungkinkan pimpinan Instansi Pemerintah melaksanakan pengendalian dan tanggung
jawabnya dan pemantauan harus dapat menilai kualitas kinerja dari waktu ke waktu dan memastikan bahwa rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya dapat
segera ditindaklanjuti. Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern dilakukan pengawasan intern dan
pembinaan penyelenggaraan SPIP. Lingkungan pengendalian dibentuk oleh perilaku dari orang-orang di
dalam organisasi yang mendukung pengendalian internal dan mempengaruhi kesadaran mereka akan pentingnya pengendalian dalam mencapai tujuan
organisasi. Proses pengendalian lingkungan dilakukan melalui para pimpinan manajer dengan penentuan tujuan dan strategi, pelaksanaan dan pengukuran
serta analisis kinerja dan penghargaan, Muslimin 2007. Penilaian risiko terdiri atas identifikasi risiko dan analisis risiko. Dalam
rangka penilaian risikonya, pimpinan Instansi Pemerintah manajer menetapkan tujuan pada tingkat kegiatan dengan berpedoman pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Identifikasi risiko yang menghambat pencapaian tujuan
Universitas Sumatera Utara
selanjutnya dianalisis untuk mengatahui pengaruhnya terhadap pencapaian tujuan yaitu kinerja dari pimpinan manajer itu sendiri.
Kegiatan pengendalian merupakan tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko, penetapan dan pelaksanaan kebijakan serta prosedur, untuk
memastikan bahwa tindakan mengatasi risiko telah dilaksanakan secara efektif. Diharapkan dengan dilakukannya kegiatan pengendalian dapat menilai
perbandingan antara kinerja Instansi Pemerintah dengan tolak ukur kinerja yang ditetapkan. Melalui kegiatan pengendalian ini dapat dinilai kinerja pimpinan
manajer dalam menjalankan tugas. Informasi dan komunikasi merupakan suatu proses pengumpulan dan
pertukaran informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan, mengelola dan mengendalikan kegiatan instansi. Informasi yang diperoleh dari sumber internal
dan eksternal disampaikan kepada pimpinan Instansi Pemerintah sebagai bagian dari laporan kinerja operasional pimpinan manajer terhadap tujuan Instansi
Pemerintah yang telah ditetapkan. Pemantauan adalah proses penilaian atas mutu kinerja yang dilakukan
dalam satu periode tertentu. Pemantauan pengendalian intern berkaitan erat dengan upaya pencapaian misi organisasi yang telah ditetapkan dalam
perencanaan strategis dan dijabarkan dalam perencanaan kinerja. Pemantauan dilakukan untuk memastikan apakah pengendalian intern telah berfungsi seperti
yang diharapkan dalam pelaksanaan kegiatan terhadap pencapaian tujuan organisasi dan penilaian kinerja dari aparat pemerintah.
Soeseno 2009, dalam penelitiannya menyatakan dengan adanya pengendalian intern maka seluruh proses kegiatan audit, review, evaluasi,
Universitas Sumatera Utara
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai
dengan tolak ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisiensi untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik. Oleh
karena itu diharapkan dengan Sistem Pengendalian Intern yang efektif akan berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.
3.2 Hipotesis