Klasifikasi Amfibi Struktur Komunitas Amfibi di Kawasan Ekowisata Lau Bertu Desa Rumah Galuh Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat Sumatera Utara

2.3. Klasifikasi Amfibi

Amfibi terdiri dari 3 ordo yaitu Sesilia, Caudata dan Anura. Ordo Sesilia dikenal juga dengan nama Apoda atau Gymnophiona. Ini adalah amfibi yang tidak memiliki kaki dan sepintas mirip dengan cacing. Hewan ini jarang muncul di permukaan, biasanya berada di dalam tanah, di dalam tumpukan serasah atau di air. Sesilia dijumpai di Amerika Selatan dan Amerika Tengah, Afrika dan Asia, termasuk Indonesia. Berbeda dengan kebanyakan katak yang kawin secara eksternal, diduga semua Sesilia memiliki fertilisasi internal. Beberapa larva Sesilia memiliki larva yang bersifat akuatik namun beberapa jenis lainnya memiliki telur yang akan berkembang langsung menjadi bentuk dewasa teresterial atau bahkan melahirkan anak Kusrini, 2013. Ordo Caudata merupakan amfibi yang bentuk dewasanya mempunyai ekor. Tubuhnya terbentuk seperti bengkarung kadal. Sabuk-sabuk skelet memiliki peranan sedikit dalam menyokong kaki. Tubuhnya terbagi menjadi 3 bagian yaitu kepala, badan dan ekor, kaki-kakinya memiliki ukuran yang sama besar. Jika akuatis bentuk larva sama seperti yang dewasa. Dari larva menjadi dewasa memerlukan waktu beberapa tahun Brotowidjoyo, 1989. Ordo Anura merupakan ordo yang paling dikenal orang masyarakat luas dan ditemukan hampir diseluruh belahan dunia. Sebagian besar amfibi Indonesia umumnya masuk ke dalam kelompok ini. Anggota ordo inilah yang disebut sebagai katak dan kodok dalam bahasa Indonesia. Tubuh umumnya pendek dan lebar, terdiri dari kepala dan bagian badan serta memiliki dua pasang tungkai dimana tungkai belakang lebih besar daripada tungkai depan. Umumnya kaki memiliki selaput yang digunakan untuk melompat dan berenang. Anura memiliki pita suara dan jantan akan mengeluarkan suara untuk menarik betina. Fertilisasi umumnya berlangsung eksternal. Telur yang menetas biasanya akan tumbuh menjadi larva yang berbeda dengan bentuk dewasa dan dikenal dengan nama berudu. Hampir semua berudu akan mengalami metamorfosis saat berubah menjadi dewasa, walau ada yang langsung menjadi bentuk dewasa Kusrini, 2013.

2.4. Ekologi Amfibi