Kepadatan IndividuHa, Kepadatan Relatif , dan Frekuensi Kehadiran Amfibi

Spesies yang hanya ditemukan pada lokasi 1 yaitu Limnonectes macrodon, Megophrys nasuta, Huia sumatrana dan Rana debussy sedangkan spesies yang hanya ditemukan pada lokasi 2 yaitu Leptobrachium hendricksoni, Microhyla berdmorei dan Rana nigrovittata. Hal ini disebabkan spesies-spesies ini memiliki habitat spesifik yang berbeda. Limnonectes macrodon terdapat di sepanjang sungai yang jernih, Megophrys nasuta hidup diantara serasah dedaunan Iskandar, 1998. Huia sumatrana merupakan jenis yang hidup di sungai yang jernih, berbatu dan berarus deras Mistar, 2003. Rana debussy terdapat di pegunungan dataran rendah. Leptobrachium hendricksoni terdapat di air yang tenang atau mengalir lambat Inger Stuebing, 1999. Microhyla berdmorei kadang dijumpai di sekitar pemukiman yang berbatasan dengan hutan Mistar Siregar 2012.

4.2. Kepadatan IndividuHa, Kepadatan Relatif , dan Frekuensi Kehadiran Amfibi

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, didapatkan nilai Kepadatan dan Kepadatan Relatif Amfibi seperti pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Nilai Kepadatan IndividuHa dan Kepadatan Relatif Amfibi dan Frekuensi Kehadiran pada Lokasi Penelitian No Spesies Lokasi 1 Lokasi 2 K KR FK K KR FK 1. Bufo asper 6,00 21,23 60 3,55 12,59 55 2. Bufo divergens 1,38 4,88 35 1,11 3,93 25 3. Bufo juxtasper 0,61 2,15 15 0,66 2,34 10 4. Leptophryne borbonica 1,23 4,35 25 2,00 7,09 35 5. Fejervarya limnocaris 0,46 1,62 10 0,44 1,56 10 6. Limnonectes blythii 0,30 1,06 10 1,55 5,50 25 7. Limnonectes kuhlii 0,76 2,68 25 1,11 3,93 20 8. Limnonectes macrodon 0,15 0,53 5 - - - 9. Leptobrachium hendricksoni - - - 0,22 0,78 5 10. Megophrys nasuta 0,15 0,53 5 - - - 11. Microhyla berdmorei - - - 0,66 2,34 15 12. Huia sumatrana 0,15 0,53 5 - - - 13. Rana chalconata 2,46 8,70 40 12,22 43,36 75 14. Rana debussy 1,23 4,35 15 - - - 15. Rana hosii 13,38 47,34 75 3,55 12,59 35 16. Rana nigrovittata - - - 1,11 3,93 25 Jumlah 28,26 99,95 28,18 99,94 Keterangan : Lokasi 1 = Sungai di Hutan, lokasi 2 = Sungai di Perkebunan, K = Kepadatan, KR = Kepadatan Relatif, FK = Frekuensi Kehadiran Dari Tabel 4.2. terlihat bahwa nilai kepadatan total pada lokasi 1 dan 2 tidak jauh berbeda. Nilai kepadatan tertinggi didapatkan pada lokasi 1 dengan nilai 28,26 indHa, sedangkan pada lokasi 2 nilai kepadatan total 28,18 indHa. Hal ini disebabkan pada lokasi 1 dan 2 masing-masing memiliki 1 spesies dengan nilai kepadatan yang tinggi. Nilai kepadatan spesies tertinggi pada lokasi 1 yaitu spesies Rana hosii dengan nilai 13,38 indHa. Hal ini disebabkan pada lokasi 1 memiliki sungai dengan kondisi yang berbatu dan berarus yang deras yaitu 1,23 ms. Mistar 2008 menyatakan Rana hosii tergolong katak yang umum dijumpai di sekitar sungai berarus sedang hingga deras. Iskandar 1998 menyatakan bahwa Rana hosii biasanya selalu berhubungan dengan sungai. Nilai kepadatan spesies tertinggi pada lokasi 2 yaitu spesies Rana chalconata dengan nilai 12,22 indHa. Hal ini disebabkan pada lokasi 2 merupakan sungai dengan arus lambat yaitu 0,013 ms. Siregar 2010 menjelaskan Rana chalconata dijumpai pada berbagai jenis habitat seperti di kolam, di rerumputan, herba di bawah hutan dan di genangan-genangan air berarus lambat. Mistar 2008 menyatakan bahwa spesies ini hidup dalam hutan primer hingga ke hutan sekunder dan sering didapatkan di sekitar pemukiman dan biasanya bersuara di semak atau pohon kecil, dan sering dijumpai di kolam- kolam tepi sungai atau genangan air. Nilai kepadatan terendah pada lokasi 1 yaitu Limnonectes macrodon, Huia sumatrana dan Megophrys nasuta masing-masing dengan nilai 0,15 indHa. Hal ini disebabkan spesies ini susah ditemukan dan hanya ditemukan masing-msing 1 individu selama penelitian. Limnonectes macrodon hidup di aliran jernih. Huia Sumatrana hidup di daerah hutan dan sungai yang memiliki dasar yang berbatu dan cukup dalam yang menyebabkan arus sedang sampai deras Pradana, 2013. Mistar 2003 menjelaskan bahwa Huia sumatrana menempati habitat pinggiran sungai beraliran deras di hutan primer sampai hutan sekunder. Pada saat penelitian Huia sumatrana ditemukan di ranting pohon di pinggir sungai. Iskandar 1998 menyatakan Megophrys nasuta hidup diantara serasah-serasah daun untuk bertahan hidup sehingga sulit ditemukan. Nilai kepadatan terendah pada lokasi 2 yaitu Leptobrachium hendricksoni dengan nilai 0,22 indHa. Hal ini disebabkan spesies ini juga termasuk katak serasah dan berudunya sensitif terhadap lingkungan. Iskandar 1998 menyatakan berudu Leptobrachium sensitif terhadap kondisi mineral lingkungannya, apabila ada kekurangan mineral tertentu pada tahap perkembangan larvanya berudu akan gagal melakukan metamorfosis dan akan tetap menjadi larva selama hidupnya. Frekuensi kehadiran atau konstansi amfibi dapat dikelompokkan menjadi empat golongan. Golongan aksidental sangat jarang bila konstansinya 0-25, golongan assesori jarang bila konstansinya 25-50, golongan konstan sering bila konstansinya 50-75, dan golongan absolut sangat sering bila konstansinya lebih dari 75 Suin, 2002. Dari Tabel 4.2. terlihat bahwa pada lokasi 1 terdapat 2 spesies yang termasuk kategori konstan, 2 spesies yang termasuk kategori assessori dan 9 spesies termasuk kategori aksidental. Pada lokasi 2 terdapat 2 spesies yang termasuk kategori konstan, 2 spesies yang termasuk kategori assessori dan 8 spesies termasuk kategori aksidental. Hasil ini menunjukkan ada spesies pada lokasi 1 dan lokasi 2 yang lebih mendominasi yaitu Bufo asper dan Rana hosii pada lokasi 1 sedangkan pada lokasi 2 yaitu Bufo asper dan Rana chalconata. Hal ini disebabkan lokasi penelitian sesuai dengan habitat kesukaan spesies-spesies tersebut. Banyaknya spesies yang termasuk kategori aksidental disebabkan lokasi penelitian ini berada di kawasan wisata. Lokasi 1 dekat dengan objek wisata air terjun sedangkan lokasi 2 berada di perkebunan yang dilewati oleh pengunjung yang menuju air terjun tersebut.

4.3. Komposisi Komunitas Amfibi pada Lokasi penelitian