Saran Pengertian Struktur Komunitas Amfibi

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian mengenai struktur komunitas yang dilakukan di kawasan Ekowisata Lau Bertu Desa Rumah Galuh Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat Sumatera Utara dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Amfibi yang ditemukan terdiri atas 16 spesies yang termasuk kedalam 9 genus, 5 famili dan 1 ordo. Pada lokasi 1 ditemukan 7 genus, 4 famili dan 13 spesies. Pada lokasi 2 ditemukan 7 genus, 5 famili dan 12 spesies. b. Nilai kepadatan dan frekuensi spesies tertinggi pada lokasi 1 adalah Rana hosii dengan nilai masing-masing 13,38 indHa dan 75 sedangkan pada lokasi 2 adalah Rana chalconata dengan nilai masing-masing 12,22 indHa dan 75 termasuk kategori konstan. c. komposisi komunitas amfibi tertinggi pada lokasi 1 adalah Rana hosii dan pada lokasi 2 adalah Rana chalconata. d. Spesies Amfibi yang dapat hidup dan berkembang biak dengan baik pada lokasi penelitian adalah Bufo asper, Rana chalconata, dan Rana hosii. e. Nilai indeks keanekaragaman dan keseragaman pada lokasi 2 lebih tinggi dengan nilai masing-masing 1,89 dan 0,76. f. Nilai Indeks kesamaan Amfibi pada lokasi tergolong mirip dengan nilai 72.

5.2. Saran

Perlu dilakukan penelitian selanjutnya mengenai pengaruh musim dengan kehidupan amfibi.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Struktur Komunitas

Struktur komunitas merupakan suatu konsep yang mempelajari sususan atau komposisi spesies dan kelimpahannya dalam suatu komunitas. Secara umum ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk mennggambarkan struktur komunitas yaitu keanekaragaman spesies, interaksi spesies dan interaksi fungsional Schowalter, 1996.

2.2. Amfibi

Amfibi merupakan salah satu fauna penyusun ekosistem dan merupakan bagian keanekaragaman hayati yang menghuni habitat perairan, daratan hingga arboreal. Sebagai salah satu komponen ekosistem, amfibi memegang peranan penting pada rantai makanan dan dalam lingkungan hidupnya, juga bagi keseimbangan alam serta bagi manusia, selain itu juga jenis-jenis tertentu dapat dijadikan bio-indikator kerusakan lingkungan Primack et al. 1998. Amfibi berasal dari kata amphi yang berarti ganda dan bio yang berarti hidup. Secara harfiah amfibi diartikan sebagai hewan yang hidup di dua alam, yakni dunia darat dan air. Amfibi dikenal sebagai hewan bertulang belakang yang suhu tubuhnya tergantung pada lingkungan, mempunyai kulit licin dan berkelenjar serta tidak bersisik. Sebagian besar mempunyai anggota gerak dengan jari Liswanto, 1998. Brotowidjoyo 1989 menyatakan bahwa amfibi adalah hewan yang secara tipikal dapat hidup dengan baik di air tawar maupun di darat. Sebagian besar amfibi mengalami metamorfosis dari berudu akuatis dan bernapas dengan insang ke dewasa amfibius dan bernapas dengan paru-paru, namun beberapa spesies amfibi tetap mempunyai insang selama hidupnya. Spesies-spesies yang sekarang ada tidak mempunyai sisik luar, kulit biasanya tipis dan basah. Tengkorak lebar dengan rongga otak yang kecil. Kaki depan umumnya memiliki 4 jari sedangkan kaki belakang 5 jari.

2.3. Klasifikasi Amfibi