tercapainya kompetensi lulusan dan pemecahan masalah kesehatan masyarakat.
c. Menyelenggarakan dan mengembangkan pengabdian masyarakat yang dapat
memberi kontribusi untuk pengembangan seni, ilmu, teknologi kesehatan masyarakat, kompetensi lulusan dan pemecahan masalah kesehatan
masyarakat.
4.2 Karateristik Mahasiswa FKM USU
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa berdasarkan jenis kelamin sebagian besar jenis kelamin mahasiswa adalah perempuan yaitu sebanyak 79
mahasiswa 73,1. Pada kategori umur mahasiswa terbanyak berada pada kategori umur 20-23 tahun yaitu sebanyak 65 mahasiswa 60,2.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Mahasiswa FKM USU Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin
Frekuensi
1 Laki-laki
29 26,9
2 Perempuan
79 73,1
Jumlah 100,0
No Umur
Frekuensi
1 17-19
43 39,8
2 20-23
65 60,2
Jumlah 100,0
4.3 Pengetahuan Mahasiswa FKM USU
Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa kategori pengetahuan dari 108 mahasiswa sebanyak 35 mahasiswa 32,4 berada pada
kategori baik dan sebagian besar berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 73 mahasiswa 67,6. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Distribusi Pengetahuan Mahasiswa FKM USU No
Kategori Pengetahuan Frekuensi
1 Baik
35 32,4
2 Cukup
73 67,6
Jumlah 100,0
4.4 Pola Makan Mahasiswa FKM USU
Menurut hasil penelitian diketahui pada variabel pola makan terdiri dari tiga faktor yaitu jenis makanan, jumlah makan, dan frekuensi.
4.4.1 Jenis Makanan
Kategori jenis makanan dari 108 mahasiswa sebagian besar pada kategori lengkap yaitu sebanyak 89 mahasiswa 82,4. Untuk memperjelas pemahaman
dapat dilihat di tabel 4.3.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pola Makan Mahasiswa FKM USU Berdasarkan Jenis Makanan
No Jenis Makanan
Frekuensi
1 Lengkap
89 82,4
2 Tidak Lengkap
19 17,6
Jumlah 100,0
4.4.2 Kecukupan Energi
Untuk tingkat kecukupan energi pada kategori kurang terdapat sebanyak 64 mahasiswa 59,3, pada kategori lebih sebanyak 35 mahasiswa 32,4, dan
kategori baik sebanyak 6 mahasiswa 8,3.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kecukupan Energi No
Asupan Energi Frekuensi
1 Kurang
64 59,3
2 3
Baik Lebih
9 35
8,3 32,4
Jumlah 108
100,0
Universitas Sumatera Utara
4.4.3 Kecukupan Protein
Untuk tingkat kecukupan protein pada pada kategori lebih sebanyak 67 mahasiswa 62, kategori kurang terdapat sebanyak 37 mahasiswa 34,3, ,
dan kategori baik sebanyak 4 mahasiswa 3,7. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kecukupan Protein
No Asupan Protein
Frekuensi
1 Kurang
37 34,3
2 3
Baik Lebih
4 67
3,7 62,0
Jumlah 108
100,0 4.4.4 Kecukupan Lemak
Untuk tingkat kecukupan protein pada pada kategori lebih sebanyak 52 mahasiswa 48,1, kategori kurang terdapat sebanyak 47 mahasiswa 43,5,
dan kategori baik sebanyak 9 mahasiswa 8,3.
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kecukupan Lemak No
Asupan Lemak Frekuensi
1 Kurang
47 43,5
2 3
Baik Lebih
9 52
8,3 48,1
Jumlah 108
100,0 4.5
Frekuensi Makan Mahasiswa FKM USU Berdasarkan Kelompok Makanan
4.5.1 Frekuensi Makan Mahasiswa FKM USU Berdasarkan Kelompok Makanan Pokok
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan kepada 108 mahasiswa di FKM USU, untuk kelompok makanan sumber karbohidrat, nasi merupakan jenis
makanan yang selalu dikonsumsi, yaitu 2-3 kali sehari sebanyak 93,5 atau 101 mahasiswa.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Makan Mahasiswa FKM USU Berdasarkan Kelompok Makanan Pokok
Kelompok Makanan Pokok
Frekuensi Makan Tidak
Pernah Selalu 2-3
kali sehari
Sering 3-5 kali
seminggu Jarang 1-
2 kali sebulan
Total
n n
N n
n
Nasi 4
3,7 101 93,5
3 2,8 108
100 Mie
48 44,4
60 55,6 108
100 Roti
23 21,3
53 49,1
32 29,6 108
100
4.5.2 Frekuensi Makan Mahasiswa FKM USU Berdasarkan Kelompok Makanan Lauk Pauk
Untuk kelompok makanan lauk pauk, ikan merupakan yang selalu 2-3 kali sehari dikonsumsi oleh 78 mahasiswa atau sebanyak 72,2 dan yang sering
3-5 kali seminggu dikonsumsi adalah ayam sebanyak 58,3. Untuk lauk pauk dari sumber nabati, tempe merupakan jenis yang sering 3-5 kali seminggu
dikonsumsi oleh 67 mahasiswa atau sebanyak 62.
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Makanan Mahasiswa FKM USU
Berdasarkan Kelompok Makanan Lauk Pauk
Bahan Makanan Lauk Pauk
Frekuensi Makan Tidak
Pernah Selalu 2-3
kali sehari
Sering 3-5 kali
seminggu Jarang 1-
2 kali sebulan
Total
n n
n n
n
Ikan 78
72,2 26
24,1 4
3,7 108 100
Telur 30
27,8 57
52,8 21
19,4 108 100
Ayam 17
15,7 63
58,3 28
25,9 108 100
Daging 12 11,1
9 8,3
7 6,5
80 74,1 108
100 Tahu
12 11,1 15
13,9 55
50,9 26
24,1 108 100
Tempe 4
3,7 14
13,0 67
62,0 23
21,3 108 100
Universitas Sumatera Utara
4.5.3 Frekuensi Makanan Mahasiswa FKM USU Berdasarkan Kelompok Makanan Sayuran
Pada kelompok makanan sayuran, daun ubi merupakan jenis makanan yang sering 3-5 kali seminggu dikonsumsi oleh 58 mahasiswa atau sebanyak
53,7, wortel sebanyak 52,8 dan terbanyak ketiga adalah bayam dengan 50,9.
Tabel 4.9 Distribusi
Frekuensi Makan
Mahasiswa FKM
USU Berdasarkan Kelompok Makanan Sayuran
Bahan Makanan Sayuran
Frekuensi Makan Tidak
Pernah Selalu 2-3
kali sehari
Sering 3-5 kali
seminggu Jarang 1-
2 kali sebulan
Total
n n
n n
n
Daun Ubi 3
2,8 5
4,6 58
53,7 42
38,9 108 100
Wortel 11
10,2 57
52,8 40
37,0 108 100
Kol 29 26,9
4 3,7
19 17,6
56 51,9 108
100 Sawi
6 5,6
6 5,6
52 48,1
44 40,7 108
100 Buncis
15 13,9 4
3,7 41
38,0 48
44,4 108 100
Bayam 19 17,6
12 11,1
55 50,9
22 20,4 108
100 Kangkung
3 2,8
13 12,0
54 50,0
38 35,2 108
100
4.5.4 Frekuensi Makan Mahasiswa FKM USU Berdasarkan Kelompok Makanan Buah-Buahan
Untuk buah-buahan sebagian besar mahasiswa jarang 1-2 kali sebulan mengonsumsi buah-buahan. Buah yang selalu 2-3 kali sehari dikonsumsi
mahasiswa adalah pisang sebanyak 13,9, buah yang sering 3-5 kali seminggu dikonsumsi adalah nenas sebanyak 45,4 dan buah yang jarang 1-2 kali
sebulan dikonsumsi adalah semangka sebanyak 48,1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10 Distribusi
Frekuensi Makan
Mahasiswa FKM
USU Berdasarkan Kelompok Makanan Buah-Buahan
Kelompok Makanan
Buah-Buahan Frekuensi Makan
Tidak Pernah
Selalu 2-3 kali
sehari Sering 3-5
kali seminggu
Jarang 1- 2 kali
sebulan Total
n n
n n
n
Pisang 15 13,9
15 13,9
37 34,3
41 38,0 108
100 Pepaya
11 10,2 24
22,2 34
31,5 39
36,1 108 100
Semangka 5
4,6 19
17,6 32
29,6 52
48,1 108 100
Jeruk 2
1,9 14
13,0 46
42,6 46
42,6 108 100
Nenas 22 20,4
7 5,6
49 45,4
30 27,8 108
100
4.5.5 Frekuensi Makan Mahasiswa FKM USU Berdasarkan Kelompok Minuman
Pada kelompok minuman yang selalu 2-3 kali sehari dikonsumsi adalah susu sebanyak 50,9. Untuk teh manis sering 3-5 kali seminggu dikonsumsi
sebanyak 37.
Tabel 4.11 Distribusi
Frekuensi Makan
Mahasiswa FKM
USU Berdasarkan Kelompok Minuman
Kelompok Minuman
Frekuensi Makan Tidak
Pernah Selalu 2-3
kali sehari
Sering 3-5 kali
seminggu Jarang 1-
2 kali sebulan
Total
n n
n n
n
Teh Manis 18 16,7
21 19,4
40 37,0
29 26,9 108
100 Kopi
37 34,3 9
8,3 18
16,7 44
40,7 108 100
Susu 3
2,8 55
50,9 37
34,3 13
12,0 108 100
4.5.6 Frekuensi Makan Mahasiswa FKM USU Berdasarkan Kelompok
Makanan Jajanan
Jajanan yang sering 3-5 kali seminggu dikonsumsi adalah gorengan sebanyak 57,4. Untuk siomay dan burger merupakan jajanan yang paling jarang
1-2 kali sebulan dikonsumsi sebanyak 64,8. Tetapi, tidak ada kelompok makanan jajanan yang selalu dikonsumsi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Distribusi
Frekuensi Makan
Mahasiswa FKM
USU Berdasarkan Kelompok Makanan Jajanan
Kelompok Makanan
Jajanan Frekuensi Makan
Tidak Pernah
Selalu 2-3 kali
sehari Sering 3-5
kali seminggu
Jarang 1- 2 kali
sebulan Total
n n
n n
n
Gorengan 3
2,8 6
5,6 62
57,4 37
34,3 108 100
Mie Ayam 21
19,4 4
3,7 16
14,8 67
62,0 108 100
Siomay 27
25,0 11
10,2 70
64,8 108 100
Burger 23
21,3 15
13,9 70
64,8 108 100
Bakso 9
8,3 2
1,9 40
37,0 57
52,8 108 100
4.6 Aktivitas Fisik Mahasiswa FKM USU
Aktivitas fisik dari 108 mahasiswa, sebagian besar aktivitas fisik
mahasiswa berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 55 mahasiswa 50.9.
untuk memperjelas pemahaman dapat dilihat tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Aktivitas Fisik Mahasiswa FKM USU No
Kategori Aktivitas Fisik Frekuensi
1 Ringan
49 45,4
2 3
Sedang Berat
55 4
50,9 3,7
Jumlah 100,0
4.7 Status Gizi Mahasiswa FKM USU
Menurut hasil penelitian diketahui bahwa berdasarkan status gizi dari 108 mahasiswa, berada pada kategori normal yaitu sebanyak 54 mahasiswa 50 dan
gizi lebih sebanyak 54 mahasiswa 50. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 4.9 dibawah ini. Tabel 4.14 Distribusi Status Gizi Mahasiswa FKM USU
No Kategori Pengetahuan
Frekuensi
1 Normal
54 50
2 Gizi Lebih
54 50
Jumlah 100,0
Universitas Sumatera Utara
4.7.1 Status Gizi Mahasiswa FKM USU Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa berdasarkan jenis kelamin dari 108 mahasiswa sebagian besar perempuan memiliki status gizi normal
sebanyak 40 mahasiswa 50,6 dan pada laki-laki paling banyak pada status gizi lebih sebanyak 15 mahasiswa 51,7.
Tabel 4.15 Distribusi Status Gizi Mahasiswa FKM USU Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin
Status Gizi Total
Normal Gizi Lebih
n n
1 Laki-laki
14 48,3
15 51,7
29 100
2 Perempuan
40 50,6
39 49,4
79 100
4.8 Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Gizi Lebih
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa dari 35 mahasiswa dengan pengetahuan baik sebanyak 21 mahasiswa 60 memiliki
status gizi normal dan 14 mahasiswa 40 memiliki status gizi lebih. Sedangkan dari 73 mahasiswa dengan pengetahuan sedang sebanyak 37 mahasiswa 50,7
status gizi normal dan 36 mahasiswa 49,3 gizi lebih. Sehingga berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji chi square diketahui bahwa tidak ada
hubungan antara pengetahuan dengan kejadian gizi lebih p= 0,364 0,005. Tabel 4.16 Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Gizi Lebih
No Pengetahuan
Status Gizi P
Normal Gizi Lebih
Total n
n n
1 2
Baik Cukup
21 37
60 50,7
14 36
40 49,3
35 73
100 100
0,364
4.9 Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gizi Lebih
Universitas Sumatera Utara
4.9.1 Hubungan Jenis Makanan dengan Kejadian Gizi Lebih
Penelitian yang telah dilakukan menyebutkan bahwa dari 89 mahasiswa dengan jenis makanan lengkap sebanyak 56 mahasiswa 62,9 memiliki status
gizi normal dan 33 mahasiswa 37,1 memiliki status gizi lebih. Sedangkan dari 19 mahasiswa dengan jenis makanan tidak lengkap sebanyak 2 mahasiswa
10,6 normal dan 17 mahasiswa 89,4 memiliki status gizi lebih. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji chi square diketahui bahwa
terdapat hubungan antara jenis makanan dengan kejadian gizi lebih p= 0,0001 0,005.
Tabel 4.17 Hubungan Jenis Makanan dengan Kejadian Gizi Lebih No
Jenis Makanan Status Gizi
P Normal
Gizi Lebih Total
n n
n
1 2
Lengkap Tidak Lengkap
56 2
62,9 10,6
33 17
37,1 89,4
89 19
100 100
0,0001
4.9.2 Hubungan Kecukupan Energi, Protein, dan Lemak dengan Kejadian Gizi Lebih
Penelitian yang telah dilakukan menyebutkan bahwa dari 64 mahasiswa dengan jumlah kecukupan energi pada kategori kurang sebanyak 35 mahasiswa
54,7 memiliki status gizi normal dan 29 mahasiswa 45,3 memiliki status gizi lebih. Sedangkan dari 9 mahasiswa dengan kategori baik sebanyak 4
mahasiswa 44,4 normal dan 5 mahasiswa 55,6 memiliki status gizi lebih. Pada kategori lebih terdapat 19 mahasiswa 54,2 untuk status gizi normal dan 9
mahasiswa 45,8 untuk status gizi lebih. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji pearson chi square diketahui bahwa tidak terdapat hubungan
antara kecukupan energi dengan kejadian gizi lebih p= 0,844 0,005.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa dari 36 mahasiswa dengan jumlah kecukupan protein pada kategori kurang sebanyak 18 mahasiswa 50 memiliki
status gizi normal dan 18 mahasiswa 50 memiliki status gizi lebih. Sedangkan semua mahasiswa dengan jumlah kecukupan protein pada kategori memiliki
status gizi normal. Untuk kategori lebih terdapat 64 mahasiswa, pada status gizi normal terdapat sebanyak 36 mahasiswa 52,9 dan pada status gizi lebih
terdapat sebanyak 32 mahasiswa 47,1. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji pearson chi square diketahui bahwa tidak terdapat hubungan
antara kecukupan protein dengan kejadian gizi lebih p= 0,160 0,005. Penelitian yang telah dilakukan menyebutkan bahwa semua mahasiswa
dengan kecukupan lemak pada kategori kurang memiliki status gizi normal. Sedangkan dari 9 mahasiswa dengan kecukupan lemak pada kategori baik
sebanyak 3 mahasiswa 33,3 normal dan 6 mahasiswa 66,7 gizi lebih. Dan dari 52 mahasiswa dengan kecukupan lemak pada kategori baik sebanyak 8
mahasiswa 15,4 status gizi normal dan 44 mahasiswa 84,6 status gizi lebih. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji pearson chi square
diketahui bahwa terdapat hubungan antara kecukupan lemak dengan kejadian gizi lebih p= 0,0001 0,005.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.18 Hubungan Kecukupan Energi, Protein, dan Lemak dengan Kejadian Gizi Lebih
No Kecukupan
Energi
Status Gizi P
Normal Gizi Lebih
Total n
n n
1 2
3 Kurang
Baik Lebih
35 4
19 54,7
44,4 54,2
29 5
16 45,1
55,6 45,8
64 9
35 100
100 100
0,844
No Kecukupan
Protein
Status Gizi P
Normal Gizi Lebih
Total n
n n
1 2
3 Kurang
Baik Lebih
18 4
36 50
100 52,9
18 32
50 47,1
36 4
68 100
100 100
0,160
No Kecukupan
Lemak
Status Gizi P
Normal Gizi Lebih
Total n
n n
1 2
3 Kurang
Baik Lebih
47 3
8 100
33,3 15,4
6 44
66,7 84,6
47 9
52 100
100 100
0,0001
4.10 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Gizi Lebih
Menurut penelitian yang dilakukan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara diketahui bahwa semua mahasiswa yang aktivitasnya
ringan status gizi normal. Dari 55 mahasiswa dengan aktivitas fisik sedang sebanyak 5 mahasiswa 9,1 memiliki status gizi normal dan 55 mahasiswa
90,9 memiliki status gizi lebih. Sedangkan semua yang beraktivitas fisik berat memiliki status gizi lebih. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji
pearson chi square diketahui bahwa terdapat hubungan antara aktivitas fisik
dengan kejadian gizi lebih p= 0,0001 0,005. Tabel 4.19
Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Gizi Lebih
No Aktivitas Fisik
Status Gizi P
Normal Gizi Lebih
Total n
n n
1 2
3 Ringan
Sedang Berat
49 5
4 100
9,1 100
50 90,9
0,0 49
55 4
100 100
100 0,0001
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Gizi Lebih
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa dengan pengetahuan baik sebanyak 60 memiliki status gizi normal dan 40 memiliki status gizi lebih.
Sedangkan mahasiswa dengan pengetahuan cukup sebanyak 50,7 status gizi normal dan 49,3 berstatus gizi lebih. Sehingga berdasarkan hasil uji statistik
menggunakan uji chi square diketahui bahwa tidak ada hubungan antara
pengetahuan dengan kejadian gizi lebih p= 0,364 0,005.
Hasil penelitian Yani 2013 menunjukkan hasil bahwa dari uji chi- square diperoleh hasil bahwa antara pengetahuan dan obesitas pada mahasiswa ini tidak
terdapat hubungan signifikan. Hal ini sejalan dengan penelitian Sada yang dilakukan di Makassar, mendapatkan hasil uji bahwa tidak ditemukan hubungan
antara pengetahuan gizi dengan status gizi. Kenyataan ini sesuai dengan teori Notoadmodjo yang menyatakan bahwa
seseorang yang tingkat pengetahuan baru ke tingkat awal yaitu tahu know dapat di artikan seseorang mengingat materi yang sudah dipelajari sebelumnya, namun
belum berarti seseorang itu berada ditingkat aplikasi aplication yang artinya seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan materi yang di pelajari pada
situasi atau kondisi nyata dalam kehidupannya Notoatmodjo, 2010. Dalam penelitian ini sebagian besar mahasiswa berada pada kategori
cukup sehingga mereka belum mengetahui mengenai materi gizi yang sudah dipelajari sebelumnya sehingga pada saat aplikasi juga belum baik dan membuat
terdapatnya mahasiswa dengan status gizi lebih.
Universitas Sumatera Utara