Kegemukan yang terjadi akan mengakibatkan timbunan lemak di beberapa bagian tubuh, seperti; perut, lengan, dan paha. Gizi lebih atau kegemukan bisa kita
tentukan dengan menggunakan IMT Indeks Massa Tubuh, gizi lebih diangka 25- 27 dan lebih dari 27 dikatakan obesitas.
2.2 Masalah Gizi Lebih
Dalam 10 tahun terakhir ini, angka prevalensi atau kejadian obesitas diseluruh dunia menunjukkan peningkatan yang signifikan. Saat ini, 1,6 miliar
orang dewasa di seluruh dunia mengalami berat badan lebih overweight, dan sekurang-kurangnya 400 juta diantaranya mengalami obesitas. Pada tahun 2015,
diperkirakan 2,3 miliar orang dewasa akan mengalami overweight dan 700 juta di antaranya mengalami obesitas. Kejadian obesitas di negara
– negara maju seperti di negara
– negara Eropa, Amerika, dan Australia telah mencapai tingkatan epidemi. Kejadian ini tidak hanya terjadi di negara
– negara maju saja, obesitas di beberapa negara berkembang bahkan telah menjadi masalah kesehatan yang lebih
serius. Sebagai contoh, 70 dan penduduk dewasa Polynesia di Samoa masuk kategori obesitas WHO, 1998.
Badan kesehatan dunia atau World of Healty Organitation WHO, bahkan menyatakan masalah kelebihan bobot tubuh ini sudah menjadi epidemi dunia.
Laporan Newsweek edisi 11 Agustus 2003, kasus obesitas di dunia meningkat 2 50 dalam sepuluh tahun terakhir ini. Lembaga obesitas internasional di London,
Inggris, memperkirakan sebanyak 1,7 milyar orang di bumi ini mengalami kelebihan berat badan. Sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam
American Journal of Epidemiology mengungkapkan, obesitas yang dialami seseorang pada saat remaja berkaitan erat dengan peningkatan risiko kematian di
Universitas Sumatera Utara
usia paruh baya. Penelitian tersebut melibatkan 227 ribu pria dan wanita Norwegia yang diukur tinggi dan berat badannya antara tahun 1963-1975 saat
mereka berusia antara 14-19 tahun. Dengan mengikuti perkembangan mereka sampai tahun 2004, saat mereka rata-rata berusia 52 tahun, 9650 orang
diantaranya meninggal. Hasil penelitian Nita dalam Pratama 2009 diketahui bahwa mereka yang mengalami obesitas atau overweight kelebihan berat badan
saat remaja diketahui 3-4 kali lebih berisiko mengalami penyakit jantung yang berujung pada kematian. Resiko kanker kolon serta penyakit pernapasan seperti
asma dan emfisema juga meningkat 2-3 kali. Prevalensi overweight dan obesitas juga meningkat sangat tajam di
kawasan Asia – Pasifik. Sebagai contoh, 20,5 dari penduduk Korea Selatan
tergolong overweight dan 1,5 tergolong obesitas. Di Thailand, 16 penduduknya mengalami overweight dan 4 mengalami obesitas. Didaerah
perkotaan Cina, prevalensi overweight adalah 12, pada laki-laki dan 14,4 pada perempuan, sedang di daerah pedesaan prevalensi overweight pada laki-laki dan
perempuan masing – masing adalah 5,3 dan 9,8 Vichuda, 2011.
Masalah gizi di Indonesia saat ini memasuki masalah gizi ganda. Artinya, masalah gizi kurang masih belum teratasi sepenuhnya, sementara sudah muncul
masalah gizi lebih. Kelebihan gizi yang menimbulkan obesitas dapat terjadi baik pada anak-anak hingga usia dewasa. Negara kita sekarang dihadapkan pada
masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang dan gizi lebih pada waktu yang bersamaan. Masalah gizi lebih semakin tinggi terjadi karena pola hidup yang
kurang tepat di masyarakat. Masalah gizi kurang telah lama ada di Indonesia, tetapi kasusnya masih tetap ada sampai saat ini.
Universitas Sumatera Utara
Status gizi pada kelompok dewasa di atas 18 tahun didominasi dengan masalah obesitas, walaupun masalah kurus juga masih cukup tinggi. Angka
obesitas pada perempuan cenderung lebih tinggi dibanding laki-laki. Secara nasional dapat dilihat masalah gizi pada penduduk dewasa di atas 18 tahun adalah:
12,6kurus, dan 21,7 gabungan kategori berat badan lebih dan obese, yang bisa juga disebut obesitas Novitasary, 2013.
Pada tahun 2013, prevalensi obesitas perempuan dewasa 18 tahun 32,9, naik 18,1 dari tahun 2007 13,9 dan 17,5 dari tahun 2010 15,5.
Sedangkan kecenderungan prevalensi obesitas penduduk laki-laki dewasa 18 tahun di masing-masing provinsi tahun 2007, 2010 dan 2013. Prevalensi
penduduk laki-laki dewasa obesitas pada tahun 2013 sebanyak 19,7, lebih tinggi dari tahun 2007 13,9 dan tahun 2010 7,8.
Gizi lebih saat ini menjadi tren baru yang mengakibatkan banyak penyakit degeneratif yang menyertainya. Gizi lebih dapat disebabkan oleh banyak faktor.
Di Indonesia saat ini angka gizi lebih terus meningkat disertai meningkatnya penyakit degeneratif. Perubahan gaya hidup terjadi di semua lapisan masyarakat
di Indonesia. Perubahan aktivitas dan pola makan menjadi faktor yang mengakibatkan gizi lebih.
Menurut Azrul dalam Riska 2012 masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya
pengetahuan tentang gizi. Soekirman 2000 juga menyebutkan bahwa masalah gizi merupakan masalah di tiap-tiap negara, baik negara miskin, negara
berkembang, dan negara maju. Negara miskin cenderung dengan masalah gizi
Universitas Sumatera Utara
kurang dan berhubungan dengan penyakit infeksi dan negara maju cenderung dengan masalah gizi lebih.
2.3 Penentuan Status Gizi