Acinetobacter baumanii . Bakteri Klebsiella pneumoniae ESBL positif

bronkopneumonia kistik, syok septik, gangrenosum lesi kulit, infeksi saluran kemih, infeksi gastrointestinal, Nekrotik enterokolitis, bayi prematur dan kanker, infeksi jaringan lunak, infeksi perdarahan, nekrosis luka bakar dan telinga luar otitis eksternal. Pseudomonas penyebab pneumonia komunitas, ventilator pneumonia. Infeksi oportunistik kronis, peralatan medis Todars, 2004. Pengobatan : Pseudomonas aeruginosa resisten terhadap berbagai macam antibiotik terapi P. aeruginosa dapat dikombinasikan dengan antibiotik yang memiliki aktivitas terhadap P. aeruginosa mungkin termasuk aminoglikosida Gentamisin, Amikasin, kuinolon Ciprofloxacin, Levofloxacin, Sefalosporin Ceftazidime, Sefepim, Cefoperazone Penisilin anti Pseudomonas : Karbenisilin dan Tikarsilin, dan piperasilin. P. aeruginosa tahan terhadap semua penisilin Carbapenems Meropenem, Imipenem, Polymyxins Polimiksin B dan Colistin monobactam Aztreonam, di beberapa rumah sakit pada infeksi dangkal misalnya: infeksi telinga atau infeksi kuku, Gentamisin topikal atau colistin dapat digunakan Hachem, 2007.

2.8.3. Acinetobacter baumanii

A.baumannii Bakteri gram negatif, infeksi nosokomial. Bakteri dapat hidup Suhu 44°C, karbohidrat sebagai Sumber nutrisi, melekat pada sel epitelial manusia. Aerobik berbentuk basilcoccus dan tahan berbagai antibiotik tumbuh diperalatan medis, persalinan, dan luka bakar, di rumah sakit infeksi nosokomial Universitas Sumatera Utara seperti meningitis, pneumonia, bakteremia dan terhadap kontaminasi tangan petugas kesehatan Jordi, 2007. Patogenesis : Bakteri masuk kedalam tubuh melalui nosokomial, kulit, peralatan medis, luka kotor, tindakan ventilator di unit perawatan intensif, pemasangan voley kateter, pamasangan kateter vena central, kontak makanan, air tercemar masuk melalui mulut, hidung, kulit yang terluka masuk ke pembuluh darah bakteremia kemudian masuk paru paru menyebabkan infeksi paru pneumonia masuk otak meningitis masuk kesaluran kemih infeksi saluran kemih sangat menular pada penyakit imunokompromise yang mendasarinya seperti diabetes ulkus gangrenosum. Gejala klinis : Tanda dan gejala demam, merah, bengkak, hangat, nyeri daerah kulit atau luka, kulit bergelombang dengan lecet, batuk, nyeri dada, atau kesulitan bernapas nyeri perasaan saat buang air kecil, kantuk, sakit kepala, atau leher kaku. Pengobatan : Terapi Acinetobacter baumannii dengan aminoglikosida, seperti Amikasin, kombinasi dengan beta - laktamase - seperti Piperasilin bersama beta - laktamase inhibitor - tazaobactam atau Meropenem. Inhibitor beta - laktamase, terutama sulbaktam.

2.8.4 . Bakteri Klebsiella pneumoniae ESBL positif

Universitas Sumatera Utara Extended - spectrumbeta - laktamase ESBL keluarga Enterobacteriaceae mengekspresikan plasmid - dikodekan - laktamase misalnya, TEM-1, TEM-2, dan SHV-1 yang resisten terhadap Penisilin.Pada b-laktamase ESBL, ESBL adalah beta-laktamase menghidrolisis sefalosporin Cefotaksim, Ceftriakson, dan Ceftazidime, Aztreonam oxyimino-monobactam. Jadi ESBL resisten terhadap antibiotik tersebut dan laktam oxyimino-beta. Dalam keadaan biasa, gen TEM-1, TEM-2, atau SHV-1 mengubah konfigurasi asam amino di sekitar-laktamase, laktam rentan terhadap hidrolisis enzim. Peningkatan jumlah ESBL bukan dari TEM atau SHV tetapi ESBL sering plasmid yang produksi ESBL. Gen yang kode resistensi terhadap golongan obat misalnya, aminoglikosida oleh karena itu, pilihan antibiotik dalam pengobatan organisme ESBL-memproduksi sangat terbatas. Organisme produksi ESBL rentan terhadap beberapa sefalosporin, namun pengobatan antibiotik tersebut tingkat kegagalan yang tinggi Bush, 2010

2.8.5. Klebsiella pneumonia

Dokumen yang terkait

Perbandingan Kenyamanan Pasien Yang Dilakukan Bronkoskopi Serat Optik Lentur Dengan Anastesi Lokal Secara Spray dan Nebul di RSUP H. Adam Malik Medan

3 73 106

Perbandingan Kenyamanan Pasien yang Dilakukan Bronkoskopi Serat Optik Lentur dengan Anastesi Lokal Secara Spray dan Nebul di RSUP H. Adam Malik Medan

3 76 106

Penilaian Visualisasi Pemeriksaan Bronkoskopi Serat Optik Lentur Dengan Konfirmasi Pemeriksaan Sitologi Bronkus Dalam Menegakkan Diagnosis Kanker Paru

5 129 80

Profil Penderita Yang Dilakukan Tindakan Bronkoskopi Serat Optik Lentur Di Instalasi Diagnostik Terpadu (IDT) RSUP H. Adam Malik Medan

3 49 53

Perbandingan Kenyamanan Pasien Yang Dilakukan Bronkoskopi Serat Optik Lentur Dengan Anastesi Lokal Secara Spray dan Nebul di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 8

Perbandingan Kenyamanan Pasien Yang Dilakukan Bronkoskopi Serat Optik Lentur Dengan Anastesi Lokal Secara Spray dan Nebul di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 20

Perbandingan Kenyamanan Pasien yang Dilakukan Bronkoskopi Serat Optik Lentur dengan Anastesi Lokal Secara Spray dan Nebul di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 8

Pola Kuman Bilasan Bronkus Pada Tindakan Bronkoskopi Serat Optik Lentur (BSOL) Di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 1 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Bronkoskopi Bronkoskopi (broncos = saluran napas, skopi = melihat) adalah teknik - Pola Kuman Bilasan Bronkus Pada Tindakan Bronkoskopi Serat Optik Lentur (BSOL) Di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 0 49

Pola Kuman Bilasan Bronkus Pada Tindakan Bronkoskopi Serat Optik Lentur (BSOL) Di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 0 17