yang, dan luka bedah,
Kontaminasi tindakan beresiko tinggi, misalnya, endoskopi, bronkoskopi dan pemesangan kateter urin. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat menjadi
faktor meningkatkan risiko infeksi nosokomial sepsis dan syok septik dengan bakteri Klebsiella.
tromboflebitis, kolesistitis, diare, infeksi saluran pernapasan atas, osteomielitis, meningitis, bakteremia, septikemia dan invasif.
Pengobatan :
Organisme Klebsiella sering resisten terhadap antibiotik, kemampuan untuk menghasilkan extended-spectrum beta-laktamase ESBL tahan terhadap
banyak antibiotik. Resistensi sering golongan Aminoglikosida, Fluoroquinolones, Tetrasiklin, dan Trimetoprimsulfametoksazol. Pemilihan tergantung pada pola-
kerentanan tergantung tubuh yang terinfeksi. Untuk infeksi berat, penggunaan awal singkat 48-72 jam dari terapi kombinasi, beralih ke mono terapi setelah
pola kerentanan. Jika Klebsiella tidak memiliki resistensi antibiotik, antibiotik digunakan
seperti Ampisilin sulbaktam, Piperacillin tazobactam, Tikarsilin klavulanat, Ceftazidime, Sefepime, Levofloxacin, Meropenem, dan Ertapenem. Meropenem
pilihan terbaik dengan Klebsiella ESBL+, hindari penyebaran infeksi Klebsiella antara pasien dengan tenaga kesehatan harus taat pencegahan dan pengendalian
Tind, 2012.
2.8.6. Citrobacter freundii
Fakultatif anaerob Gram-negatif, basil keluarga Enterobacteriaceae, bentuk batang panjang dikelilingi flagella bergerak, non-motil. Ditemukan di
Universitas Sumatera Utara
tanah, air, limbah, makanan dan saluran pencernaan dan infeksi oportunistik, infeksi nosokomial
Patogenesis :
Citrobacter freundii adalah mikroba oportunistik, infeksi nosokomial, dan tidak menyebabkan penyakit atau gejala pada manusia yang sehat, hanya
menimpa orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah cenderung menyebabkan infeksi saluran kemih, saluran pernapasan, darah, pankreas, hati
dan penyakit empedu.
Gejala :
Infeksi saluran kemih : rasa terbakar saat buang air kecil, dorongan untuk buang air kecil, urin berbau, sedikit buang air kecil, darah dalam urin, demam, dan
terasa panas atau nyeri di punggung bawahatau panggul. Penyebab paling signifikan gerakan dan tingkat kebersihan yang buruk setelah hubungan seksual
menyebabkan perubahan inflamasi abnormal pada usus, mengakibatkan perubahan nekrotik, meningitis neonatal. Meninges atau penutup dari otak bisa
meradang karena infiltrasi bakteri, dapat menembus sawar darah-otak yang terdiri dari endotelium kapiler otak dan pleksus koroid epitel. Hal ini dapat
menyerang dan mereplikasi di otak. Gejala antara lain: demam tinggi, muntah proyektil dan kejang. Infeksi peritonitis dan infeksi juga telah dilaporkan sering
terlihat pada pasien rawat inap dan kekebalan menurun dan bersal dari pemesangan kateter kemih Whalen, 2007.
Pengobatan :
Universitas Sumatera Utara
Diberikan antibiotik Amikasin, Amikasin, Cefepime, Cefotetan, Ceftazidime, Ceftriaxone, Cefuroxime, Ciprofloxacin, Meropenem, Levofloxacin,
Nitrofurantoin, Ofloxacin, Piperacillin.
2.8.7. Aerogenes Enterobacter
Aerogenes Enterobacter Gram-negatif, oksidase negatif, katalase positif, sitrat positif, indol negatif, bakteri berbentuk batang, infeksi nosokomial infeksi
oportunistik. Mayoritas sensitif terhadap antibiotik, mekanisme resistensi, laktamase berarti cepat menjadi resisten terhadap antibiotik, membutuhkan
perubahan antibiotik menghindari memburuknya sepsis.
• Demam tinggi atau hipotermia • Takikardia
• Hipoksemia • Takipnea
• Sianosis Tanda dan gejala :
Patogenesis :
Infeksi nosokomial, keganasan, penyakit hepatobilier, borok saluran pencernaan, penggunaan kateter, luka bakar, ventilasi mekanis, dan imunosupresi.
Sumber endogen melalui kolonisasi kulit, saluran pencernaan, atau saluran kemih atau eksogen, tangan, tindakan bronkoskopi, endoskopi, tensimeter
stetoskop sumber infeksi. Sumber berasal: nutrisi parenteral, larutan saline isotonik, albumin, termometer digital, dan peralatan dialisis Siegel, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Pengobatan :
Antimikroba hampir semua infeksi Enterobacter antimikroba dapat diberikan meliputi:
• Beta-laktam: Carbapenem, Sefalosporin • Aminoglikosida
• Fluoroquinolon • Trimethoprim-
2.8.8. Escherichia coli