82
memiliki budaya kerja yang rendah, akan malas dan semaunya sendiri dalam bekerja. Guru yang malas dalam bekerja akan dapat mempengaruhi kinerjanya
yang menyebabkan pencapaian kinerja yang rendah. Jadi, apabila guru memiliki budaya kerja yang tinggi akan memberikan sumbangan untuk meningkatkan
kualitas kinerja dalam proses pembelajaran.
2. Kinerja Guru Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan Di Kecamatan
Prambanan
Berdasarkan pada anilisis hasil lapangan yang diperoleh maka kinerja guru sekolah menengah atas dan kejuruan di kecamatan Prambanan sangat tinggi. Hal
tersebut menunjukkan bahwa guru-guru disekolah tersebut sudah mampu untuk menyusun perencanaan pembelajaran, pelaksanaan interaksi belajar mengajar,
penilaian prestasi belajar peserta didik, dan pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik.
Kinerja guru dapat diwujudkan dengan adanya dorongan dari lingkungan tempat bekerja, pimpinan, rekan kerja, dan dirinya sendiri. Dari data yang
diperoleh di lapangan melalui angket yang telah diberikan kepada bapakibu guru Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan di kecamatan Prambanan sudah memiliki
kinerja yang tinggi dalam melaksanakan proses pembelajaran yang akan berpengaruh pada tingginya kualitas dari peserta didik. Hal tersebut dibuktikan
dengan jawaban yang diberikan guru dalam angket yang mengarah pada ketidakpuasan akan hasil yang diperoleh yang mana nantinya akan membuat guru
untuk lebih memperbaiki kinerja dalam proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang memuaskan.
83
Yusran Assagaf 2012 dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Budaya Kerja Terdahap Kinerja Karyawan pada PT. Hadji Kalla Cabang
Alaudin Makasar” membahas mengenai permasalahan yang muncul pada karyawan yang memiliki tingkat kedisiplinan rendah, dan rendahnya komitmen
bekerja yang dapat menyebabkan menurunnya tingkat pelayanan kepada masyarakat atau konsumen. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja yang
dimiliki oleh karyawan pada PT Hadji Kalla Cabang Alaudin Makasar masih rendah yang dikarenakan kedisiplinan dan komitmen terhadap pekerjaan rendah
yang merupakan bagian dari budaya kerja. Dalam proses pembelajaran mulai dari penyusunan perencanaan
pembelajaran sebagian guru sudah melaksanakannya dengan baik, hal tersebut ditunjukkan dengan kuesioner yang diberikan bahwa sebagian besar guru
merencanakan pengajaran dan mengganti rencana tersebut pada tiap semesternya. Pada pelaksanaan belajar mengajar, guru mampu untuk memotivasi siswa untuk
saling berinteraksi di kelas dengan baik, dan memotivasi siswa untuk lebih giat dalam belajar. Hal tersebut ditunjukkan dengan penggunaan bahasa yang
komunikatif pada saat pembelajaran di kelas agar siswa dapat dengan mudah menerima dan memahami materi yang disampaikan.
Penyimpulan materi yang dilakukan pada akhir pembelajaran akan dapat mendukung mengenai pemahaman siswa. Dalam menyimpulka materi guru dapat
melaksanakannya sendiri ataupun dengan siswa, dan dengan adanya penyimpulan materi guru dapat mengetahui apakah pokok bahasan yang diberikan kepada siswa
diterima dan dipahami secara jelas. Dalam hal menyimpulkan materi, guru-guru di
84
Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan di kecamatan Prambanan sudah banyak yang menyimpulkan materi sendiri maupun bersama dengan siswa, meskipun
masih terdapat beberapa yang jarang melaksanakannya.
3. Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Kinerj Guru Sekolah Menengah Atas