Budaya Kerja Guru Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan Di

80

E. Pembahasan

1. Budaya Kerja Guru Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan Di

Kecamatan Prambanan Berdasarkan hasil analisis data diatas menunjukkan bahwa adanya pengaruh budaya kerja terhadap kinerja guru sekolah menengah atas dan kejuruan di Kecamatan Prambanan. Hasil ini ditunjukkan dengan nilai t 6,472 0,025 dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,470. Budaya kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja guru sekolah menengah atas dan kejuruan di Kecamatan Prambanan. Dengan hasil yang didapatkan bahwa semakin tinggi nilai budaya yang dimiliki semakin tinggi pula kinerja yang guru Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan di Kecamatan Prambanan. Sumbangan efektif diperoleh dari koefisien determinasi R 2 sebesar 22,1. Maka dapat diartikan bahwa kinerja guru sekolah menengah atas dan kejuruan di kecamatan Prambanan 22,1 ditentukan oleh budaya kerja yang dimiliki oleh guru di sekolah menengah atas dan kejuruan Kecamatan Prambanan dan 77,9 ditentukan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Dari nilai yang diperoleh tersebut membuktikan bahwa budaya kerja memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kinerja guru Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan di kecamatan Prambanan. Akan tetapi budaya kerja bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi kinerja guru Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan di kecamatan Prambanan karena masih terdapat faktor yang mempengaruhi antara lain adalah sikap mental, pendidikan, keterampilan, manajemen kepemimpinan, tingkat penghasilan, gaji dan kesehatan, jaminan 81 sosial, budaya kerja, sarana prasarana, teknologi, dan kesempatan berprestasi M. Asrori Ardiansyah; 2011. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis penelitian yang berbunyi “terdapat pengaruh budaya kerja terhadap kinerja guru sekolah menengah atas dan kejuruan di Kecamatan Prambanan”. Hal ini membuktikan bahwa budaya kerja dapat mendukung guru dalam melaksanakan pekerjaannya, karena kinerja juga dipengaruhi oleh faktor budaya kerja yang merupakan faktor eksternal. Budaya kerja yang dimiliki oleh guru-guru Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan di kecamatan Prambanan sangat baik. Guru menyukai profesi yang dimilikinya, dan guru tidak terpaksa untuk melaksanakan pekerjaan, apabila guru sudah menyukai dan merasa ikhlas dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya maka guru melaksanakan pekerjaannya dengan senang hati yang nantinya akan berakibat pada hasil kinerja yang dimiliki khususnya dalam proses pembelajaran. Selain itu sebagian besar guru tidak begitu puas dengan hasil pembelajaran atau hasil kinerjanya, hal tersebut dapat terjadi karena guru ingin terus menambah kualitas dan meningkatkan pembelajaran serta kinerja agar lebih baik lagi dari yang sebelumnya. Budaya kerja guru merupakan merupakan suatu kebiasaan, tradisi yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya. Kebiasaan dan tradisi kerja guru tersebut terlihat dari bagaimana cara pemahaman guru mengenai pekerjaannya, sikap dan perilaku dalam bekerja. Guru yang memiliki budaya kerja yang baik akan melaksanakan pekerjaannya dengan penuh tanggungjawab, guru juga akan meningkat kualitas kinerja yang dimilikinya. Sebaliknya, jika guru 82 memiliki budaya kerja yang rendah, akan malas dan semaunya sendiri dalam bekerja. Guru yang malas dalam bekerja akan dapat mempengaruhi kinerjanya yang menyebabkan pencapaian kinerja yang rendah. Jadi, apabila guru memiliki budaya kerja yang tinggi akan memberikan sumbangan untuk meningkatkan kualitas kinerja dalam proses pembelajaran.

2. Kinerja Guru Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan Di Kecamatan