B B B PERMASALAHAN BI DANG

56

3.2 PERMASALAHAN BI DANG

PENATAAN RUANG PROPI NSI JAWA TENGAH

3.2.1 B

ELUM MANTAPNYA RTRWP SEBAGAI BASI S PEMBANGUNAN WI LAYAH Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Tengah untuk saat ini merupakan penyusunan RTRWP Tahun 2001. Walaupun merupakan hasil kajian dari RTRWP sebelumnya tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan yang ada hingga saat ini. Hal yang mendasar dari penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Tengah yakni belum diperdakannya RTRWP tersebut sehingga menimbulkan permasalahan-permasalahan sebagai berikut : Ø Tidak ada kesepakatan kabupaten maupun kota terhadap RTRWP sehingga belum dapat disosialisasikan secara luas. Ø Tidak adanya rencana operasional RTRWP rencana yang lebih detail. Kecuali untuk penyusunan Kawasan Strategis Andalan Tertentu dari 17 kawasan yang ditetapkan 4 RTR. Di samping itu belum disusun RTR Kawasan perbatasan propinsi lima kawasan perbatasan. Ø Belum tersedianya pedoman operasionalisasi RTRWP yang lengkap. Ø Belum dikembangkannya sistem operasionalisasi RTRWP antara lain karena : 1. Fungsi TKPRD belum optimal. 2. Forum konsultan lokal dan regional lintas wilayah sektor belum efektif. 3. Sistem informasi penataan ruang belum dikembangkan. Ø Belum adanya mekanisme pengendalian RTRWP yang baku.

3.2.2 B

ELUM OPTI MALNYA P EMBI NAAN P ENGELOLAAN K AWASAN S TRATEGI S A NDALAN DAN K AWASAN T ERTENTU Pembinaan pengelolaan Kawasan Strategis Andalan dan Kawasan Tertentu belum terkoordinasi dengan baik terlihat dari hasil-hasilnya, sebagai berikut : a. Baru terbentuk satu MOU kerjasama lintas kabupaten kota dan sekretariat bersama pada kawasan strategis Kedungsempur. b. Belum terfasilitasinya kerjasama antar Pemda dalam satu kawasan secara optimal.

3.2.3 B

ELUM OPTI MALNYA PENYELENGGARAAN P ENATAAN R UANG DI DAERAH Penyelenggara Tata Ruang di Daerah yang berada pada wewenang dinas-dinas terkait belum memperlihatkan hasil-hasil yang optimal akibat kurangnya koordinasi sehingga menimbulkan beberapa permasalahan. Belum optimalnya Penyelenggara Penataan Ruang di Daerah, seperti: ü Peran dan fungsi TKPRD belum optimal; ü Masih terbatas apresiasi anggota legislatif di bidang tata ruang; ü SDM dalam penataan ruang masih sangat terbatas baik dalam perencanaan, pemanfaatan maupun pengendalian; ü Penyebaran informasi tentang penataan ruang masih terbatas. Terjadinya konflik rencana penataan ruang dengan teknis dilapangan, seperti : ü Terjadinya konflik tata ruang; ü Kualitas dokumen tata ruang masih kurang; ü Pengendalian pemanfaatan ruang belum efektif; ü Masih banyaknya permasalahan penataan ruang lintas wilayah dan sektor, terutama antara daerah hulu dan hilir. 57

3.3 PERMASALAHAN SEKTOR DI KAWASAN STRATEGI S