Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Manfaat penelitian Kerangka Konsep

diatas jelas bahwa saat ini baik itu remaja, bahkan orang dewasa sekalipun sudah sangat tergantung dengan handphone yang memiliki aplikasi internet.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengajukan perumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana ketergantungan siswa SMP Negeri 1 Sei Suka, Kabupaten Batu Bara terhadap ponsel yang memiliki aplikasi Facebook dan Twitter?”

I.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1 Penelitian bersifat deskriptif, yang mana hanya memaparkan suatu situasi atau peristiwa secara sistematis, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. 2 Penelitian ini terbatas pada ketergantungan pelajar SMP Negeri 1 Sei Suka terhadap ponsel yang memiliki aplikasi facebook dan twitter. 3 Yang menjadi objek penelitian adalah kelas VIII SMP Negeri 1 Sei Suka. 4 Penelitian dilakukan pada bulan November 2010. Universitas Sumatera Utara I.4.Tujuan Penelitian 1 Untuk mengetahui bagaimana ketergantungan pelajar kelas VIII SMP Negeri 1 Sei Suka terhadap ponsel yang memiliki aplikasi browser. 2 Untuk mengaplikasikan teori dependensi mengenai efek komunikasi massa pada khalayak. 3 Untuk mengetahui bagaimana intensitas pelajar kelas VIII SMP Negeri 1 Sei Suka dalam mengakses internet melalui ponsel.

I.5 Manfaat penelitian

1 Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menguji kembali penggunaan teori dependensi dalam bidang penelitian Komunikasi Massa. 2 Secara akademis, penelitian ini dapat memperkaya khasanah penelitian bidang sosial, khususnya dalam bidang komunikasi di FISIP USU

I.6. Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan teori sebagai dasar menjelaskan berbagai fenomena-fenomena yang penting dalam bidang yang diteliti. Kerlinger menyebutkan, teori adalah himpunan konstruk konsep, defenisi dan proposisi yang mengemukakan Universitas Sumatera Utara pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Rakhmat, 2004:6. Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti permasalahannya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana akan disoroti Nawawi,2001:39. Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan antara lain: I.6.1.Pendekatan Teori Dependensi Hubungan media massa dengan khalayaknya tidak dapat dilihat secara terpisah melainkan sebagai satu kesatuan. Banyak penelitian komunikasi yang telah dilakukan untuk melihat hubungan antara media dengan khalayaknya. Salah satunya adalah menggunakan teori dependensi. Teori dependensi adalah teori komunikasi yang menyatakan bahwa media massa dalam melakukan fungsinya bergantung kepada sumber daya yang dikontrol oleh sistem politik, ekonomi, dan sistem-sistem lainnya dalam suatu masyarakat dimana media itu beroperasi. Teori yang dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin De Fleur 1976 memfokuskan perhatiannya pada kondisi struktural suatu masyarakat yang mengatur kecendrungan terjadinya suatu efek media massa. Pemikiran terpenting dari teori ini adalah bahwa dalam masyarkat modern, audience menjadi tergnatung pada media massa sebagai sumber informasi bagi pengetahuan tentang, dan orientasi kepada, apa yang terjadi dalam masyarakatnya. Universitas Sumatera Utara Lebih lanjut Ball-Rokeach dan DeFleur mengemukakan bahwa ketiga komponen yaitu audience, system media dan system social. Jenis dan tingkat ketergantungan akan dipengaruhi oleh sejumlah kondisi struktural, meskipun kondisi terpenting terutama berkaitan dengan tingkat perubahan, konflik atau tidak stabilnya masyarakat tersebut S. Djuarsa.2005:5.26-5.27

I.6.2. Komunikasi dan Komunikasi Massa

Menurut Carl Hovland dalam karyanya yang berjudul Social Communication memunculkan istilah science of communication yang didefenisikan sebagai suatu upaya yang sistematis untuk merumuskan dengan cara setepat-tepatnya asas-asas pentrasmisian informasi serta pembentukan opini dan sikap Effendy, 2005:13. Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari bahasa latin comunis yang berarti “sama”, communico, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” to make common. Istilah pertama communis adalah istilah yang paling sering sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan dianut secara sama Mulyana, 2005:41. Dalam setiap peristiwa komunikasi, meliputi lima unsur di dalamnya yaitu komunikator, pesan, media, komunikan, efek Effendy, 2005:10. Dalam buku Ardianto 2004:7, Rakhmat merangkum defenisi-defenisi komunikasi massa, komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang Universitas Sumatera Utara tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak maupun elektronik sebagai pesan yang sama yang dapat diterima secara serentak dan sesaat. Pada dasarnya, komunikasi massa adalah komunikasi melalui massa media cetak dan media elektronik. Ada beberapa bentuk komunikasi massa, antara lain: televisi, radio, majalah, koran, tabloid, buku dan film Nurudin, 2004:2. Menurut Mcquail 1996:7 komunikasi massa dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massa dan untuk menjangkau khalyak dalam jumlah besar. Sehubungan dengan defenisi-defenisi komunikasi massa diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalyak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak dan elektronik sebagai pesan yang dapat diterima secara serentak dan sesaat.

I.6.3 Teknologi Komunikasi

Teknologi merupakan sebuah seperangkat untuk membantu aktifitas kita dan dapat mengurangi ketidakpastian yang disebabkan oleh hubungan sebab akibat yang melingkupi dalam mencapai suatu tujuan Noegroho, 2010:2. Sedangkan menurut Mulyana, teknologi didefenisikan sebagai tindakan yang dilakukan seseorang terhadap suatu objek dengan atau tanpa bantuan alat mekanis, untuk melakukan suatu perubahan dalam objek tertentu. Teknologi komunikasi William, 1987 adalah istilah yang merujuk pada teknologi komunikasi modern yang terutama mencerminkan aplikasi computer, Universitas Sumatera Utara telekomunikasi, atau kombinasi keduanya Mulyana, 2008:164. Teknologi komunikasi dapat membawa seseorang individu melintasi batas ruang dan waktu serta mendapatkan informasi yang tidak di dapat sebelumnya. Manusia telah menjadikan teknologi media sebagai jendela dunia atau “a window to the world” dan dapat mengetahui kejadian-kejadian yang jauh jaraknya tanpa kita hadir langsung di lokasi kejadian. Perkembangan teknologi komunikasi ini berlangsung demikian pesatnya sehingga para ahli menyebut gejala ini sebagai suatu revolusi. Menurut Dissayanake dalam Noegroho 2010:7 mengartikan revolusi komunikasi sebagai peledakan teknologi komunikasi seperti terlihat melalui meningkatnya penggunaan satelit, dan lain-lain.

I.6.4. Remaja

Menurut Konopka pikunas, 1976 masa remaja yang dimaksud itu meliputi remaja awal 12-15 tahun, remaja madya 15-18 tahun dan remaja akhir 19-22 tahun. Kebutuhan akan informasi di usia remaja inipun, menjadi salah satu alasan mengapa remaja menggunakan media. Remaja sangat mudah memahami perkembangan media, media online pada umumnya. Internet, adalah media yang paling digemari remaja. Remaja pada mulanya, memiliki hasrat yang sama untuk membaca, menonton, mendengar. Sehingga banyak perusahaan media massa menjadikan remaja sebagai pangsa bisnisnya, karena pada dasarnya remajalah yang paling mudah ditarik perhatiannya. Universitas Sumatera Utara Ditambahkan oleh Monks, bahwa remaja tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dikarenakan alasan ekonomi, alasan psikologis, serta alasan sosiologis. Alasan ekonomi dimaksudkan bahwa mereka diharapkan lekas dapat membantu mencarinafkah orang tuanya atau orang tua tidak sanggup membiayai ongkos pendidikan diperguruan tinggi. Alasan psikologis berhubungan dengan tingkat perkembangan yang telahdicapai, yaitu remaja ingin mewujudkan dirinya sendiri, ingin mempunyai nafkah sendiri,ingin merdeka dan menentukan hidupnya sendiri. Alasan sosiologis yang dimaksud sepertiyang diungkapkan oleh Rolf yakni berhubungan dengan ”watak sosial” kelas buruh. Wataksosial ini menyebabkan tingkah laku seseorang sangat terikat lingkungan. Remaja dari lingkungan sosial yang lebih rendah kurang terdorong untuk melanjutkan sekolahnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Murdock dan Phelps terhadapmurid-murid secondary modern school di Inggris menemukan bahwa dari anak-anak buruh kelas yang lebih rendah hanya ada 13 yang mau melanjutkan sekolahnya sesudah umur 16 tahun Monks, 2006: 296.

I.7. Kerangka Konsep

Menurut kerlinger, konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus Rakhmat, 2004:12. Bungin mengartika konsep sebagai generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk menggambarkan semua fenomena yang sama Krisyantono, 2006:17. Universitas Sumatera Utara Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah ketergantungan remaja terhadap media telepon seluler.

I.8 Model Teoritis