Tanggung Jawab Bank Terhadap Kerugian yang Diderita Pihak Pengirim

Cara Memperoleh Layanan : 1. Daftarkan nomor ponsel Anda di ATM BRICabang Bank BRI 2. Jika mendaftar di ATM BRI, masuk ke Menu Pendaftaran e-Banking, pilih SMS Banking dan tekan Pendaftaran SMS Banking BRI lalu ikuti langkah selanjutnya. 3. Setelah pendaftaran sukses, layanan SMS Banking Anda siap digunakan. 4. Bagi nasabah yang telah mendaftar via ATM, harap datang ke cabang Bank BRI untuk mengaktifkan layanan finansialnya transfer, pembayaran.

B. Tanggung Jawab Bank Terhadap Kerugian yang Diderita Pihak Pengirim

Uang Maupun Penerima Transfer Dalam melaksanakan jasa transfer, bank mempunyai prestasi dan kontra prestasi. Kewajiban bank dalam hal melaksanakan pretasinya harus disertai dengan tanggung jawab. Apabila tanggung jawab yang dibebankan kepada bank tersebut tidak ada, pelaksanaan prestasi tersebut tidak akan ada artinya menurut hukum. Apabila bank tidak dapat melaksanakan terhadap apa yang telah diperjanjikan yaitu melaksanakan apa yang telah disanggupi terhadap permintaan pengirimpemohon untuk menyampaikan amanat transfer kepada alamat yang dituju atau dikehendaki, terhadap hal ini bank dapat menyatakan telah ingkar janji wanprestasi dan dapat diminta pertanggung jawaban atas kerugian yang dierita oleh si pengirim. Dalam melaksanakan pengiriman uang melalui jasa transfer, bank dapat melakukan suatu kelalaian, yaitu : a. Uang yang dikirim hilang. Jika terjadi hal yang seperti ini bank harus bertanggung jawab membayarmengganti uang yang hilang tersebut, dan jika penggantian uang tersebut berlangsung lama, terhadap hal ini bank dibebankan untuk membayar bunga kepada si pengirimpenerima transfer. b. Uang terlambat dikirim ke alamat tempat tujuan. Jika keterlambatan pengiriman uang yang dilakukan oleh bank tersebut berakibat timbulnya kerugian bagi pengirimpenerima transfer, kerugian yang diderita pengirimpenerima transfer tersebut wajib dibayar oleh bank. c. Uang yang dikirim salah alamat. Jika pengiriman uang melalui jasa transfer yang dilakukan bank tidak sebaimana mestinya yaitu ke alamat yang bukan penerima uang, terhadap hal ini bank wajib mengganti kembali uang yang dikirim tersebut kepada pengirim uangpenerima uang yang sebenarnya, dan jika kesalahan pengiriman uang tersebut menimbulkan kerugian bagi pengirimpenerima, selain mengganti kembali uang yang dikirim tersebut, bank juga bertanggung jawab untuk mengganti kerugian kepada pengirimpenerima transfer. d. Uang yang dikirim berkurang jumlahnya. Si pengirim mengirim sejumlah Rp. 10.000.000,- tetapi sampai di pihak penerima sejumlah Rp. 9.000.000,- berarti kekurangannya Rp. 1.000.000,-. Terhadap kekurangan ini bank diwajibkan untuk menambah kembali pada pihak penerima, jumlah uang yang dikirim tersebut telah sesuai. Hal ini diatur dalam Pasal 1366 KUHPerdata dan Pasal 1250 KUHPerdata. Jika terjadi suatu keadaan memaksa dalam proses pengiriman uang melalui transfer oleh bank, misalnya kepada bank yang mengirim terkena likuidasi pencabutan izin, terhadap hal ini bank bersangkutan yang diwakili oleh team likuidator dari Bank Indonesia wajib membayar kembali uang yang dikirim tersebut kepada pengirimpenerima transfer. Dalam melaksanakan pengiriman uang melalui jasa transfer online, dapat melakukan suatu keadaan memaksa atau keadaan darurat, yaitu : a. Uang yang dikirim hilang atau terbakar karena adanya kebakaran b. Uang yang dikirim terlambat sampai di tempat tujuan, karena terjadi pemogokan kerja oleh karyawan. c. Uang yang dikirim salah alamat, karena kesalahan komputer, maka dalam hal ini bank wajib mengganti kembali uang yang dikirim tersebut serta kerugian akibat kesalahan bank kepada pengirimpenerima transfer. Akan tetapi tidak semua kelalaian bank yang menimbulkan kerugian bagi si pengirimpenerima transfer dapat dimintakan pertanggung jawabannya, dengan perkataan lain ada perbuatan-perbuatan yang tidak dapat dimintakan pertanggung jawaban dari pihak bank. Jadi dalam hal tanggung jawab, bank juga memperoleh pembatasan- pembatasanyang segala akibatnya di luar tanggung jawab bank. Adapun pembatasan- pembatasan terhadap tanggung jawab bank, pada umumnya disebutkan secara tertulis dalam aplikasi transfer yaitu ketentuansyarat-syarat yang telah ditentukan bank terhadap pengiriman uang yang merupakan suatu perjanjian baku standard contract. Adapun yang dimaksud dengan perjanjian baku adalah suatu perjanjian yang telah dipersiapkan sedemikian rupa dengan syarat-syarat yang ditentukan sendiri oleh bank tanpa melalui suatu kesepakatan dengan pihak yang berkepentingan. Perjanjian baku standard contract tersebut dapat memberikan batasan tanggung jawab pada pihak bank yaitu : 1. Bank dibebaskan dari tanggung jawab atas segala kerugian yang timbul karena kesalahankekeliruankurang jelasnya pengisianpenulisan formulir aplikasi transfer, keliru ditafsirkan oleh pihak bank. 2. Bank dibebakan dari tanggung jawab atas segala resiko yang mungkin timbul karena surat yang dibawa sendiri oleh pengirimpemohon. 3. Bank hanya berkewajiban melaksanakan pengiriman uang tersebut hanya dalam batas yang diperbolehkan untuk dibayar sesuai pembatasan Pemerintah atau pembatasan lain yang terdapat di dalam tempat pembayaran. Pada waktu perintah pembayaran diterima, Bank maupun Bank Koresponden yang ditunjuk atau ditentukan oleh Bank tidak bertanggung jawab atas keterlambatanatau kerugian apapun yang ditimbulkan oleh undang-undang danatau Peraturan PemerintahInstansi Pemerintah manapun. 4. Bank dapat mengirim berita pengiriman dalam bahasa, kode dan angka tertentu yang ditetapkan sendiri oleh bank. 5. Segala biaya yang timbul pada Bank pembayar di luar negeri pada saat pembayaran jumlah uang yang dikirim menjadi tanggung jawab atau beban si penerima beneficiary, kecuali ditentukan lain. Dengan adanya syarat-syarat tentang pengiriman uang yang memberikan batasan-batasan tanggung jawab pihak Bank, pihak Bank dapat membebaskan dirinya dari tanggung jawab yang dibebankan kepadanya, kecuali bila kerugian itu disebabkan oleh faktorunsur kesengajaan dari pihak Bank sendiri dan si pengirimpenerima harus menerima sebagai kenyataan. Mariam Darus Badrulzaman, berpendapat “Perjanjian Baku adalah perjanjian yang isinya dibakukan dan dituangkan dalam bentuk formulir”. 36 Dengan demikian syarat-syarat perjanjian baku yang tertulis di halaman belakang formulir aplikasi transfer mengandung kelemahan, karena syarat-syarat yangditentukan secara sepihak dan pihak lainnya menerima keadaan itu karena posisinya yang lemah. Kelemahan perjanjian standard ini juga diakui oleh beberapa para ahli. Pitlo mengemukakan : “Perjanjian Standard ini adalah “dwang contract”, karena kebebasan pihak-pihak yang dijamin oleh Pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata sudah dilanggar. Pihak yang lemah debitor terpaksa menerima hal ini sebab mereka tidak mampu berbuat lain”. 37 Selanjutnya Mariam Darus Badrulzaman, mengatakan bahwa : 36 Mariam Darus Badrulzaman, Pembentukan Hukum Nasional dan Permasalahannya, Bandung : Alumni, 1981, hal. 4. 37 Ibid, hal. 38. “Hal-hal di atas menunjukkan bahwa perjanjian standard bertentangan dengan azas-azas hukum perjanjian Pasal 1320 jo. 1338 KUHPerdata maupun kesusilaan. Akan tetapi di dalam praktik perjanjian ini tumbuh karena keadaan yang menghendaki dan harus diterima sebagai kenyataan”. 38 Dengan ditulisnya syarat-syarat pengiriman uang memberikan batasan- batasan apa yang menjadi tanggung jawab pihak Bank BRI Cabang Tanjung Balai, jika nantinya timbul masalah-masalah dalam pengiriman uang melalui jasa transfer sistem online.

C. Cara Penyelesaian Sengketa yang Timbul antara Pengirim Uang,