Syarat Penanaman Modal Dalam Negeri

Bidang usaha yang dapat menjadi garapan PMDN adalah semua bidang usaha yang ada di Indonesia. Namun ada bidang-bidang yang perlu dipelopori oleh pemerintah dan wajib dilaksanakan oleh pemerintah. Seperti: 1. Yang berkaitan dengan rahasia dan pertahanan Negara. PMDN di luar bidang- bidang tersebut dapat diselenggarakan oleh swasta nasional. Misal : perikanan, perkebunan, pertanian, telekomunikasi, jasa umum, perdagangan umum. 2. PMDN dapat merupakan sinergi bisnis antara modal Negara dan modal swasta nasional. Misal: di bidang telekomunikasi, perkebunan. Sedangkan kriteria Perusahaan Penanaman Modal Negeri yang mendapatkan fasilitas dari pemerintah antara lain: 1. Menyerap banyak tenaga kerja 2. Termasuk skala prioritas tertinggi 3. Melakukan alih teknologi 4. Melakukan industri pionir 5. Menjaga kelestarian lingkungan hidup Dilihat dari banyaknya jenis investasi dalam negeri, maka pemerintah memberikan syarat-syarat bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di dalam negeri sebagai berikut: 1. Permodalan: menggunakan modal yang merupakan kekayaan masyarakat Indonesia baik langsung maupun tidak langsung 2. Pelaku Investasi : Negara dan swasta Pihak swasta dapat terdiri dari orang dan atau badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum di Indonesia 3. Bidang usaha : semua bidang yang terbuka bagi swasta, yang dibina, dipelopori atau dirintis oleh pemerintah. 4. Perizinan dan perpajakan : memenuhi perizinan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. Antara lain : izin usaha, lokasi, pertanahan, perairan, eksplorasi, hak-hak khusus, dan lain-lain 5. Batas waktu berusaha : merujuk kepada peraturan dan kebijakan masing-masing daerah 6. Tenaga kerja: wajib menggunakan tenaga ahli bangsa Indonesia, kecuali apabila jabatan-jabatan tertentu belum dapat diisi dengan tenaga bangsa Indonesia. Mematuhi ketentuan UU ketenagakerjaan merupakan hak dari karyawan.

C. Kebijakan Penanaman Modal Dalam Negeri

Pada era reformasi kebijakan penanaman modal dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan percepatan pembangunan perekonomian dan pembangunan hukum nasional. Di samping itu pengaruh globalisasi ekonomi yang melanda dunia, memaksa pemerintah untuk menyusun perangkat perundangan mengenai penanaman modal agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Undang-undang yang mengatur penanaman modal, yaitu Undang-Undang No. 8 tahun 1970 dan Undang- Undang No. 12 tahun 1970 diubah dan disatukan dalam Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Kebijakan pemerintah dalam rangka penanaman modal, meliputi: 1. Memberi perlakuan yang sama bagi penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional; 2. Menjamin kepastian hukum, kepastian berusaha, dan keamanan berusaha bagi penanam modal sejak proses pengurusan perijinan sampai dengan berakhirnya kegiatan penanaman modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; dan 3. Membuka kesempatan bagi perkembangan dan memberikan perlindungan kepada usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi. 4. Kebijakan dasar dimaksud diwujudkan dalam bentuk Rencana Umum Penanaman Modal.

D. Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia

Lembaga yang mengkoordinir penanaman modal dalam negeri maupun asing adalah Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM. BKPM juga menerbitkan berbagai macam informasi terkini terkait penanaman modal di Indonesia. Salah satunya PMDN. BKPM sendiri menyatakan optimis kepada Indonesia karena masih dianggap negara yang menarik dan dipercaya oleh investor untuk melakukan