Waktu Penelitian Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia

rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel terikat dependen berdasarkan nilai variabel bebas independen yang diketahui.

1. Pengujian Hipotesis

Hipotesis adalah suatu anggapan atau pendapat yang diterima untuk menjelaskan suatu fakta atau yang dipakai sebagai dasar bagi suatu penelitian. Hipotesis yang dirumuskan adalah hipotesis nol Ho dan hipotesis alternatif Ha. Hipotesis yang dirumuskan ini disebut hipotesis nol atau tidak memiliki perbedaan hipotesis yang sebenarnya. Pembuktian hipotesis dala penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi dengan bantuan program SPSS versi 16. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:  Menentukan formulasi Ho dan Ha a. Suku Bunga Kredit terhadap PMDN di Indonesia H : Suku Bunga Kredit tidak berpengaruh terhadap PMDN di Indonesia H a : Suku Bunga Kredit berpengaruh terhadap PMDN di Indonesia b. Inflasi terhadap PMDN di Indonesia H : Inflasi tidak berpengaruh terhadap PMDN di Indonesia H a : Inflasi berpengaruh terhadap PMDN di Indonesia c. Nilai Tukar Rupiah terhadap PMDN di Indonesia H : Kurs tidak berpengaruh terhadap PMDN di Indonesia H a : Kurs berpengaruh terhadap PMDN di Indonesia Tingkat kesalahan yang dikehendaki pada penelitian ini yaitu α = 10 dengan level of confidence sebesar 90. Makin besar tingkat kesalahan maka semakin kecil pula jumlah sampel yang diperlukan. Dan sebaliknya, semakin kecil tingkat kesalahan maka semakin besar sampel yang diperlukan Sugiyono, 2012:86.

2. Pengujian Prasyarat Regresi

a Pengujian Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Normalitas dapat dilihat dengan menggunakan cara nilai skewness, nilai ini digunakan untuk mengetahui bagaimana distribusi nomal data dalam variabel dengan menilai kemiringan kurva. Normalitas dalam penelitian ini dilihat dengan menggunakanuji normalitas Kolmogorov-smirnov : D = max [F X 1 -S n X 1 ] Keterangan: d : Deviasi maksimum F X 1 : Fungsi distribusi kumulatif yang ditentukan S n X 1 : Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi Jika nilai asymp. sig taraf nyata 0,10, maka distribusi data variabel penelitian dinyatakan tidak normal. Dan sebaliknya jika asymp. sig taraf nyara 0,10 maka variabel penelitian dinyatakan normal. b Pengujian Linearitas Asumsi linearitas dapat terpenuhi apabila nilai residual dan nilai prediksi tidak menggambarkan satu pola hubungan tertentu atau dengan kata lain jika menggambarkan suatu hubungan yang acak, maka asumsi linearitas terpenuhi. Adapun rumusnya yaitu: = Keterangan: F : harga bilangan F untuk garais regresi KR1 : harga kuadrat rata-rata garis regresi KR2 : harga kuadrat residu Kriteria penerimaan data ini linear atau tidak adalah apabila F hitung lebih besar dari level of signifiikan α 0,10 maka hubungan data linier. Se dangkan apabila F hitung lebih kecil dari level of signifikan α 0,10 maka hubungan data tidak linier.

3. Uji Asumsi Klasik

Untuk mendapatkan regresi yang dapat digunakan untuk melakukan estimasi, maka dilakukan uji mengenai ada tidaknya penyimpangan terhadap asumsi klasik yaitu: a Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui adanya hubungan linear yang sempurna diantara beberapa atau semua variabel independen dari model regresi. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Adapun rumus korelasinya sebagai berikut: = N XY – √ - X 2 ] [N - Y 2 ] Keterangan: R : Koefisien korelasi Y : Skor Variabel Y X : Skor Variabel X N : Jumlah Data Kriteria penerimaan dalam analisis uji multikolinearits adalah sebagai berikut: VIF 5 tidak terjadi multikolinearitas VIF 5 terjadi multikolinearitas b Uji Heteroskedasitas Heterokedastisitas adalah suau keadaan dimana varians dan kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua nilai variabel bebas. Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka dinamakan homoskedasitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedasitas atau tidak terjadi heteroskedasitas. Untuk menguji ada tidaknya masalah heteroskedastisitas pada model regresi yang diperoleh digunakan uji Glejser dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Untuk menentukan terjadi tidaknya masalah heterokedastisitas maka digunakan ketentuan sebagai berikut: 1. Jika signifikansi antara variabel independen dengan nilai absolutnya residualnya 0,10, maka tidak terjadi heterokedastisitas. 2. Jika signifikansi antara variabel independen dengan nilai absolutnya residualnya 0,10, maka terjadi heterokedastisitas. Selain uji Glejser, salah satu cara untuk melihat adanya problem heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya SRESID Wijaya, 2012:124. Cara menganalisisnya: - Dengan melihat apakah titik-titik memiliki pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit, jika terjadi maka mengindikasikan terdapat heterokedastisitas. - Jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 10 pada sumbu Y maka mengindikasikan tidak terjadi heterokedastisitas. c Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Beberapa uji statistik yang sering digunakan adalah uji Durbin-Watson, Dimana : E : gangguan estimasi T dan t-1 : observasi terakhir dan sebelumnya T dan t-2 : nilai observasi D : Durbin Watson Ada tidaknya autokorelasi dalam uji ini dengan nilai DW, yaitu: DW KESIMPULAN 1,10 Ada Autokorelasi 1,10 – 1,54 Tanpa kesimpulan 1,55 – 2,46 Tidak Ada Autokorelasi 2,47 – 2,90 Tanpa Kesimpulan 2,91 Ada Autokorelasi

4. Uji Statistik

a Uji F Uji statistik F pada dasarnya untuk melihat apakah model regresi bisa digunakan atau tidak dalam penelitian. R 2 k F hitung = 1-R 2 n-k-1 Keterangan: F : Harga F garis regresi R : Koefisien korelasi berganda K : Jumlah variabel independen N : Jumlah anggota sampel Cara menentukan formula Ho dan Ha: Ho : model regresi tidak dapat digunakan. Ha : model regresi dapat digunakan. Menentukan F tabel: Dipilih tingkat signifikansi α = 10, artinya taraf kesalahan hanya 10 saja, nilai level of confidence sebesar 90 dengen degree of freedom df n- k-l F tabel = F α, k,n n-k-l Keterangan: Df : degree of freedom N : banyaknya predicator K : jumlah variabel Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis uji F adalah sebagai berikut: 1. Apabila nilai F hitung F tabel, berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga semua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 2. Apabila nilai F hitung F tabel, berarti Ho ditterima dan Ha ditolak sehingga semua variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 47

BAB IV GAMBARAN UMUM

A. Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia

Investasi merupakan motor penggerak pertumbuhan ekonomi. Dinamika investasi mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi, hal ini mencerminkan marak lesunya pembangunan. Sedangkan modal merupakan pendorong perkembangan ekonomiuntuk mengadakan investasi atas dana yang diperoleh dari tabungan masyarakat maupun pinjaman luar negeri. Salah satunya yaitu PMDN Penanaman Modal Dalam Negeri yang merupakan sumber pembiayaan penting pada wilayah dan berkontribusi pada pembangunan nasional. Penanaman Modal Dalam Negeri atau PMDN sesuai dengan UU No. 25 Tahun 2007 adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Penanaman Modal Dalam negeri PMDN menghasilkan kenaikan output nasional dan pendapatan nasional sehingga dapat memecahkan masalah neraca pembayaran dan melunasi utang luar negeri. Sedangkan tujuan penanaman modal yaitu: 1. meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional; 2. menciptakan lapangan kerja; 3. meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan; 4. meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional; 5. meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional; 6. mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan; 7. mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri; dan 8. meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

B. Syarat Penanaman Modal Dalam Negeri

Pasal 1 angka 2 UUPM menyebutkan bahwa PMDN adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara RI yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Sedangkan yang dimaksud dengan penanam modal dalam negeri adalah perseorangan WNI, badan usaha Indonesia, Negara RI, atau daerah yang melakukan penanaman modal di wilayah Negara RI Pasal 1 angka 5 UUPM. Sesuai dengan UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang menjelaskan bahwa Penanaman modal dalam negeri dapat dilakukan dalam bentuk badan usaha yang berbentuk badan hukum, tidak berbadan hukum atau usaha perseorangan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bidang usaha yang dapat menjadi garapan PMDN adalah semua bidang usaha yang ada di Indonesia. Namun ada bidang-bidang yang perlu dipelopori oleh pemerintah dan wajib dilaksanakan oleh pemerintah. Seperti: 1. Yang berkaitan dengan rahasia dan pertahanan Negara. PMDN di luar bidang- bidang tersebut dapat diselenggarakan oleh swasta nasional. Misal : perikanan, perkebunan, pertanian, telekomunikasi, jasa umum, perdagangan umum. 2. PMDN dapat merupakan sinergi bisnis antara modal Negara dan modal swasta nasional. Misal: di bidang telekomunikasi, perkebunan. Sedangkan kriteria Perusahaan Penanaman Modal Negeri yang mendapatkan fasilitas dari pemerintah antara lain: 1. Menyerap banyak tenaga kerja 2. Termasuk skala prioritas tertinggi 3. Melakukan alih teknologi 4. Melakukan industri pionir 5. Menjaga kelestarian lingkungan hidup Dilihat dari banyaknya jenis investasi dalam negeri, maka pemerintah memberikan syarat-syarat bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di dalam negeri sebagai berikut: