Deskripsi Informan 3 Pengalaman Informan 3 Terkait Label Negatif

8 Makna Pengalaman Informan Terkait Pemberian Label Negatif dari Orang-orang Sekitar Informan cenderung melihat dan memaknai pengalamannya terkait pemberian label negatif dari significant others sebagai hal yang positif, yaitu sebagai pengalaman yang menyenangkan karena dapat mencairkan suasana dan sebagai motivasi serta bahan untuk memperbaiki diri dan berubah menjadi lebih baik. Informan menyatakan demikian: “Pengalaman ku itu ya apa ya, sebenarnya pengalaman berkesan juga engga, pengalaman biasa juga engga, yo untuk senang-senang aja. Jadi ya misalnya ngumpul bareng teman, misalnya udah garing banget candaannya, nah aku tu sukanya kan kadang gak dengerin kan, misalnya lagi asyik mainan apa gitu. Nah terus malah aku yang di-labeling, aku yang diece, malah aku jadi yang mencairkan suasana..kesannya tuh aku, jadi syukur deh malah bisa mencairkan suasana. Jadi, ehm sebenarnya fun sih. Terus kalau aku nangkepnya teman-teman tuh cenderungnya bukan nge-judge aku kayak gini, tapi cuma untuk bercandaan, ece-ecean, rame-ramean. Yo kalau misalnya gak “lholhog”ya udah buktiin aja, sama misalnya akademiknya lah, non-akademiknya lah. Yo pokoknya jadi motivasi untuk ngebuktiin kalau misalnya kita tuh gak kayak gitu. Buat aku sendiri juga jadi motivasi untuk merubah diri ” Informan 2, 148-155 dan 225-228

3. Informan 3

a. Deskripsi Informan 3

Informan penelitian merupakan seorang remaja putra yang berusia 16 tahun. Informan adalah seorang siswa kelas 3 SMA yang bersekolah di SMA Bopkri 2 Yogyakarta. Salah seorang sahabatnya memandang informan sebagai sosok yang mudah terpengaruh oleh orang lain. Bahkan informan juga sempat terpengaruh dengan pergaulan yang salah dan teman-teman yang tidak baik, sehingga pada awal SMA informan sering berperilaku salah dan tidak baik, seperti terlibat tawuran, membolos, dan sebagainya. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, dapat diketahui bahwa informan merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Adik informan yang berjenis kelamin laki-laki dan berusia 13 tahun adalah siswa kelas 2 SMP. Saat ini informan tinggal di Yogyakarta hanya dengan ibu dan adiknya saja, sebab ayah informan bekerja di Jakarta. Ayah informan yang berasal dari suku Batak merupakan seorang pegawai swasta, sementara ibunya yang berasal dari suku Jawa adalah seorang ibu rumah tangga. Informan dan keluarganya memeluk agama Kristen. Di sisi lain, informan mengaku bahwa ia sudah 7 tahun tidak bertemu dengan ayahnya dan ia cukup sering terlibat konflik dengan ibunya. Hal tersebut kemudian membuat informan tidak dekat dengan orang tuanya. Informan justru menyatakan bahwa dibandingkan dengan keluarga, ia lebih dekat dengan teman- temannya. Informan menganggap teman-temannya sebagai sosok keluarga, bahkan sosok yang melebihi keluarganya sendiri.

b. Pengalaman Informan 3 Terkait Label Negatif

Informan menyatakan bahwa ia diberi label negatif pemalas, nakal, dan penakut oleh orang tua, teman-teman, pacar, dan gurunya sejak kelas 1 SMA. Informan mengaku bahwa selama ini ia menanggapi pemberian label negatif dari significant others dengan diam, bersabar, dan berusaha untuk berlapang dada menerimanya. Akan tetapi informan menyatakan bahwa pada saat ia sudah tidak mampu menahan kesabarannya, maka ia akan marah dan menentang ibunya. Informan mengungkapkan bahwa ia sering diberi label negatif pemalas karena pada saat kelas 1 SMA, ia sering bermalas- malasan dan tidur di kelas serta kegiatannya pada saat di rumah hanya makan, tidur, dan menonton televisi. Kemudian, keterlibatan informan dalam suatu genk yang membuatnya sering terlibat dalam tawuran pelajar dan kebiasaannya melanggar peraturan sekolah membuat significant others informan memberi label negatif nakal kepadanya. Di samping itu, hal yang menyebabkan informan diberi label negatif penakut oleh teman-temannya di jurusan IPS adalah penampilan fisiknya yang menurut informan sendiri cupu karena ia memakai kaca mata. Pemberian label negatif dari significant others informan membuatnya merasakan berbagai dampak negatif. Sebagi contoh, informan merasa tidak mengenal dirinya sendiri atau tidak mengetahui siapa dirinya, stress, tidak bersemangat untuk beraktifitas, enggan atau tidak ingin bertemu orang lain, dan sebagainya. Informan menyatakan bahwa pengalamannya terkait label negatif merupakan pengalaman yang buruk karena ia banyak dinilai secara negatif oleh orang lain. Kemudian, informan juga mengaku bahwa saat ini ia masih diberi label pemalas oleh teman- teman dan orang tuanya.

c. Pelaksanaan Wawancara Informan 3