215
HASIL TRIANGULASI DATA 1 INFORMAN 2
1. Sebelumnya, mungkin bisa dijelaskan terlebih dulu kepada saya mengenai hubungan
antara bapak dengan H..apa hubungan antara bapak dengan H?
“Kalau hubungan..ya saya mengenal H, ngajar H, ngelesin H sudah sejak dia kelas 3 SMP, sudah 4 tahun ini saya kenal H. Jadi hubungan dengan dia ya sudah cukup dekat, saya sudah
cukup mengen al latar belakangnya”.
2. Sudah cukup dekat..memangnya seberapa dekat pak kalau boleh tahu?
“Ya setidaknya saya tahu bagaimana pola berpikirnya, bagaimana cara untuk menjelaskan konsep yang nyaman ke dia..ya segitu aja, kalau untuk masalah yang lain ya saya t
idak tahu”.
3. Okey, lalu bapak itu melihat sosok H seperti apa sih?
“H itu supel, open mind juga, tapi kadang kalau sudah kelewat apa..ehm mungkin untuk agenda- agenda yang terlalu banyak terus terlalu capek mungkin dia akan apa ya cara berpikirnya..ehm
kurang fokus, jadi ya terus suka dibilang lholhog sama teman- temannya ”.
4. Jadi apakah benar kalau selama ini H diberi label lholhog sama teman-teman? Lalu
lholhog nya itu sebenarnya dalam hal apa ya pak?
“Iya biasanya memang suka dibilang lholhog sama teman-temannya. Oh biasanya itu gini, misalnya kita lagi ngobrol topik A terus dia ga ngerti, nah pas kita sudah pindah ke topik B dia
baru nyambung sama yang topik A tadi”.
5. Oh begitu, lalu kalau bapak sendiri secara pribadi juga memberi label lholhog gak kepada
H?
“Ya kalau untuk menjelaskan materi, dalam hal memberi penjelasan materi ke H kadang dia itu bisa langsung menangkap materi yang saya jelaskan. Ehm tapi lebih seringnya harus dengan
dua kali menjelaskan dulu baru dia bisa mengerti”.
6. Okey, jadi bapak sendiri pernah mengatakan H itu lholhog atau lola dan sebagainya gak
sih pak?
“Ehm, jujur sih pernah..pernah seperti itu”.
7. Lalu seberapa sering bapak mengatakan H itu lholhog?
“Seberapa sering sih sebenarnya tergantung ya, pas dia apa ya..istilahnya pas lholhog nya lagi kambuh atau muncul aja sih biasanya. Ya tapi itu kan tergantung mood-nya juga, kalau dia
sudah capek, dia sudah ngantuk dia akan seperti itu lholhog..hal-hal yang seperti itu lholhog akan sering terjadi. Ehm karena kan biasanya terus dia jadi gak fokus atau gak konsen, tapi
ketika dia sudah fresh, serius maka kemungkinan seperti itu lholhog jarang terjadi”.
8. Sebenarnya apa alasan yang membuat bapak juga memberi label lholhog kepada H?
“Ya kadang pada saat saya menyampaikan materi kan dia harus fokus, nah pada saat dia kehilangan fokusnya dia akan mudah seperti itu lholhog, jadi saya harus mengulang lagi
216
materi, dua kali saya harus jelaskan ke dia baru dia bisa mengerti. Lalu, ketika ngobrol di luar materi dengan saya atau teman-temannya dia kadang juga seperti itu lholhog, kadang telat
nyambungnya, agak roaming lah bias anya”.
9. Nah pas bapak bilangin H itu lholhog itu biasanya bagaimana sih reaksinya?
“Reaksinya ya dia menyadari sih kalau dia seperti itu, biasanya terus dia suka tanya ‘aku salahnya dimana’, jadi sebetulnya dia sadar kondisinya seperti apa. Ya jadi selama ini kalau ada
orang yang ngatain dia, entah itu saya atau teman-temannya ya dia tidak akan marah karena dia hanya menganggap itu suatu hal yang sifatnya bercandaan”.
10. Okey, kalau boleh tahu dari mana atau hal apa yang membuat bapak bisa menyimpulkan
kalau H itu menganggap label lholhog dari bapak dan teman-temannya itu hanya sebatas bahan bercandaan?
“Ya biasanya kalau orang marah atau merasa tidak enak kan bisa terlihat dari ekspresinya, dari mimik wajah atau raut mukanya. Tapi selama ini kalau dibilang lholhog dia tidak pernah marah,
dari ekspresi mukanya kan kita bisa lihat, nah H sih selama ini tidak pernah menanpilkan ekspresi yang menunjukkan kalau dia marah. Sebenarnya ya karena tadi itu, dia tahu seperti apa
kondisinya”.
11. Lalu, relasi H dengan bapak sebagai pemberi label atau teman-temannya yang juga