1. Patofisiologi
Toleransi karbohidrat dikontrol oleh berjuta pengaruh genetika. Oleh karena itu diabetes tipe 2 merupakan kelainan poligenik dengan faktor metabolik
berganda yang berinteraksi dengan pengaruh eksogen untuk menghasilkan fenotip tersebut. Mekanisme mayor resistensi insulin pada meliputi gangguan aktivasi
sintase glikogen, disfungsi regulator metabolis, reseptor down-regulation, dan abnormalitas transporter glukosa. Mengakibatkan penurunan ambilan glukosa
selular yang dimediasi oleh insulin. Hepar juga menjadi resisten terhadap insulin, yang biasanya berespon terhadap hiperglikemia dengan menurunkan produksi
glukosa. Pada diabetes tipe 2, produksi glukosa hepar terus berlangsung meskipun terjadi hiperglikemia, mengakibatkan peningkatan keluaran glukosa hepar basal
secara tidak tepat. Obesitas, terutama obesitas abdomen, berhubungan langsung dengan peningkatan derajat resistensi insulin Valentina, 2008.
Disfungsi sel beta mengakibatkan ketidakmampuan sel pulau sel islet pankreas menghasilkan insulin yang memadai untuk mengompensasi resistensi
insulin dan untuk menyediakan insulin yang cukup setelah sekresi insulin dipergunakan. Diteorikan bahwa hiperglikemia dapat membuat sel beta semakin
tidak responsif terhadap glukosa karena toksisitas glukosa. Sekresi insulin normalnya terjadi dalam dua fase, fase pertama terjadi dalam beberapa menit
setelah suplai glukosa dan kemudian melepaskan cadangan insulin yang disimpan dalam sel beta; fase kedua merupakan pelepasan insulin yang baru disintesis
dalam beberapa jam setelah makan, pada diabetes tipe 2 fase pertama pelepasan insulin sangat terganggu. Fungsi sel beta termasuk fase awal sekresi insulin dan
resistensi insulin membaik dengan penurunan berat badan dan peningkatan aktivitas fisik Valentina, 2008.
Gangguan sekresi sel beta menyebabkan sekresi insulin pada fase 1 tertekan, kadar insulin dalam darah turun menyebabkan produksi glukosa oleh
hati meningkat, sehingga kadar glukosa darah puasa meningkat. Secara berangsur- angsur kemampuan fase 2 untuk menghasilkan insulin akan menurun. Dengan
demikian perjalanan DM tipe 2, dimulai dengan gangguan fase 1 yang menyebabkan hiperglikemi dan selanjutnya gangguan fase 2 di mana tidak terjadi
hiperinsulinemi akan tetapi gangguan sel beta Jafar, 2009.
2. Diabetes melitus tipe 2 dan obesitas