density lipoprotein sehingga dapat mengurangi terjadinya arteriosclerosis pada pembuluh darah Jha, 1985; Jha, 1997.
Senyawa isoflavon juga mempunyai efek hormonal, khususnya efek estrogenik. Hormon estrogen berpengaruh pula terhadap metabolisme tulang,
terutama proses kalsifikasi, maka adanya isoflavon dapat melindungi proses osteoporosis pada tulang sehingga tulang tetap padat dan masif.
Isoflavon juga mempunyai efek terhadap penurunan kolesterol. Mekanisme penurunan kolesterol oleh isoflavon melalui pengaruh terhadap
peningkatan katabolisme sel lemak untuk pembentukan energi, yang berakibat pada penurunan kandungan kolesterol Pawiroharsono, 1998.
5. Kelarutan flavonoida
Aglikon flavonoida adalah polifenol, oleh karena itu mempunyai sifat kimia fenol. Adanya gula yang terikat pada aglikon akan menaikkan sifat
polaritas dari flavonoida yang bersangkutan Mursyidi, 1990. Senyawa polar akan larut dalam pelarut polar. Oleh karena itu
flavonoida larut dalam pelarut polar. Pelarut polar yang biasa digunakan untuk menyari glikosida flavonoida adalah air, metanol, etanol, butanol, aseton,
dimetilsulfoksida dan dimetil formamid. Penyarian akan memberikan hasil yang baik bila digunakan campuran pelarut-pelarut di atas dengan air. Untuk
aglikon yang kurang polar seperti isoflavon, flavanon, flavon, serta flavonol yang mempunyai gugus metoksi, akan lebih mudah larut dalam pelarut yang
kurang polar misalnya eter dan kloroform Mursyidi, 1990.
11 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Isolasi senyawa flavonoida
Isolasi flavonoida dilakukan dengan cara penyarian. Flavonoida mudah mengalami peruraian karena panas, kerja enzim, adanya air, dan pH. Oleh
karena itu beberapa usaha dilakukan untuk menghindari perubahan molekul flavonoida pada proses isolasi Mursyidi, 1990.
Banyak senyawa dari golongan ini yang mudah larut dalam air, terutama bentuk glikosidanya, dan oleh karena itu senyawa ini berada dalam
ekstrak air tumbuhan. Bahkan senyawa yang hanya larut sedikit dalam air kepolarannya memadai untuk diekstraksi dengan baik memakai metanol,
etanol, atau aseton; dan metanol 80 barangkali merupakan pelarut yang sering dipakai untuk ekstraksi flavonoida Robinson, 1995.
Flavonoida yang diperoleh dengan cara penyarian umumnya merupakan campuran. Isolasi masing-masing komponen biasanya dilakukan
dengan teknik kromatografi Mursyidi, 1990.
7. Identifikasi warna flavonoida
Flavonoida dapat diidentifikasi dengan mengamati perubahan warna pada KLT sebelum dan sesudah diuapi amonia yang dilihat pada sinar UV 366
nm. Menurut Markham 1988 warna bercak dapat digunakan sebagai petunjuk adanya flavonoida tertentu Tabel I.
Dalam suasana basa, aglikon flavonoida yang mengandung gugus hidroksi bersifat asam larut dalam air dengan membentuk warna kuning dan
jika diasamkan akan mengendap kembali. Pembentukan warna kuning dalam
12 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
suasana basa tersebut digunakan untuk deteksi pada kromatografi dan spektrofotometri Mursyidi, 1990.
Penelitian fitokimia juga dilakukan dengan uji kimia tertentu seperti menggunakan pereaksi NaOH, H
2
SO
4
pekat, logam Mg dan HCl Tabel II Venkataraman, 1962. Uji warna memberikan gambaran umum golongan
flavonoida yang terkandung pada hidroksilasi dan macam substitusi pada senyawa tersebut sehingga pada beberapa turunan flavonoida tidak memberikan
warna pada uji tersebut. Uji warna selanjutnya didukung analisis spektrofotometri ultraviolet Markham, 1988.
13 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
O
O O
Khalkon Flavon
O OH
O O
OH O
Flavonol Dihidroflavonol
O O
O C
H O
Flavanon Auron
O
OH OH
O OH
Leukoantosianidin Antosianidin
O OH
O OH
O
Katekin Flavanonol
O O
O
Isoflavon Dihidrokalkon
Gambar 3. Kerangka struktur golongan-golongan flavonoida Robinson, 1995
14 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel I. Penampakan warna bercak pada kromatogram yang dideteksi dengan uap amonia Markham, 1988
Warna bercak dengan UV 366 nm Jenis flavonoida yang mungkin
tanpa NH
3
dengan NH
3
a. Biasanya 5-OH flavon atau flavonol tersulih
pada 3-O dan mempunyai 4’-OH Kuning, hijau-
kuning atau hijau b.
Kadang-kadang 5-OH flavanon dan 4’-OH khalkon tanpa OH pada cincin B
a. Biasanya flavon atau flavonol tersulih pada 3-O
mempunyai 5-OH tetapi tanpa 4’-OH bebas b.
Beberapa 6- atau 8-OH flavon dan flavonol tersulih pada 3-O serta mengandung 5-OH
c. Isoflavon, dihidroflavon, biflavonil dan
beberapa flavanon yang mengandung 5-OH Perubahan warna
sedikit atau tanpa perubahan warna
d. Khalkon yang mengandung 2- atau 4-OH bebas
Biru muda Beberapa 5-OH flavanon
Lembayung gelap
Merah atau jingga Khalkon yang mengandung 2- danatau 4-OH
bebas a.
Flavon dan Flavanon yang tidak mengandung 5- OH, misalnya 5-OH-glikosida
Fluoresensi hijau- kuning atau hijau-
biru b.
Flavanol tanpa 5-OH bebas tetapi tersulih pada 3-OH
Perubahan warna sedikit atau tanpa
perubahan Isoflavon yang tidak mengandung 5-OH
Fluoresensi biru muda
Fluoresensi murup biru muda
Isoflavon yang tak mengandung 5-OH bebas Tak tampak
Fluoresensi biru
muda Isoflavon tanpa 5-OH bebas
Kuning redup dan kuning, atau
fluoresensi jingga
Perubahan warna sedikit atau tanpa
perubahan Flavonol yang mengandung 3-OH bebas dan
mempunyai atau tak mempunyai 5-OH bebas kadang-kadang dari dihidroflavonol
Fluoresensi kuning
Jingga atau
merah Auron yang mengandung 4’-OH bebas dan
beberapa 2- atau 4-OH bebas a.
Auron yang tak mengandung 4’-OH bebas dan flavanon tanpa 5-OH bebas
Hijau-kuning, hijau-biru, atau
hijau Perubahan warna
sedikit atau tanpa perubahan
b. Flavanol yang mengandung 3-OH bebas dan
disertai atau tanpa 5-OH bebas Merah jingga
redup atau merah senduduk
Biru Antosianidin 3-glikosida
Merah jambu atau fluoresensi
kuning Biru
Sebagian besar antosianidin 3,5-diglikosida
15 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel II. Penampakan warna golongan flavonoida dengan pereaksi Venkataraman, 1962
Reaksi warna Tipe flavonoida
NaOH H
2
SO
4
pekat Logam Mg dan
HCl Khalkon
Dihidrokhalkon Auron
Flavanon Flavon
Flavonol Flavanonol
Leukoantosianin Antosianidin
dan antosianin Katekin
Isoflavon Isoflavanon
Jingga, merah Agak kuning
Merah-ungu Kuning-jingga,
jika dingin merah, dipanaskan ungu
Kuning Kuning-jingga,
bila teroksidasi coklat
Kuning cepat menjadi coklat
Kuning Biru-violet
Kuning berubah merahcoklat
Kuning Kuning
Jingga, merah, atau magenta
Agak kuning Merah-magenta
Jingga Kuning-jingga,
dengan berfluoresensi Kuning-jingga
dengan fluoresensi Agak merah-kuning
Merah tua Kuning-jingga
Merah Kuning
Kuning Tidak berwarna
Tidak berwarna Tidak berwarna
Merah-magenta, violet, biru
Kuning, merah Merah-magenta
Merah-magenta Merah muda
Merah-merah muda
Tidak berwarna Kuning
Tidak berwarna
E. Kromatografi Lapis Tipis KLT