D. Tata Cara Penelitian 1.
Determinasi tumbuhan pegagan embun
Determinasi terhadap tumbuhan pegagan embun dilakukan dengan menggunakan kunci determinasi tanaman Backer dan Bakhuizen Van den
Brink Jr.; 1963, 1965.
2. Pengumpulan bahan
Bahan berupa herba yang diperoleh dari lingkungan kampus Universitas Sanata Dharma, Paingan dikumpulkan pada bulan Januari tahun
2006.
3. Pembuatan serbuk simplisia
Herba tumbuhan pegagan embun terlebih dahulu dibersihkan dari debu dan kotoran pada air mengalir. Kemudian herba dikeringkan dengan diangin-
anginkan. Herba dinyatakan kering apabila ketika diremas mudah hancur. Herba yang telah kering tersebut diserbuk dengan menggunakan blender
kemudian diayak. Serbuk disimpan dalam plastik hitam yang diikat rapat.
4. Penyarian flavonoida
Bahan yang telah diserbuk dan diayak, ditimbang sebanyak 20 gram. Penyarian dilakukan dengan cara maserasi. Proses maserasi dilakukan dengan
merendam serbuk menggunakan campuran pelarut pertama yaitu metanol : air 9 : 1 sebanyak 150 ml. Campuran digojog dengan shaker selama 6-12 jam, di
tempat yang terlindung cahaya pada suhu kamar. Untuk pemisahan serbuk dan cairan hasil penyarian, dilakukan penyaringan menggunakan kertas saring.
Bagian serbuk disari lagi dengan pelarut metanol : air 1 : 1 sebanyak 150 ml,
31 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilakukan dengan cara yang sama seperti di atas. Kedua hasil penyarian dicampur, diuapkan dengan vakum rotaevaporator hingga tinggal sepertiga atau
metanolnya hampir menguap semua. Pelarut yang masih tersisa diuapkan pada oven.
5. Pemeriksaan pendahuluan flavonoida dengan KLT
Pemeriksaan flavonoida dilakukan terhadap ekstrak metanol secara KLT dengan menggunakan fase diam selulosa dan fase gerak BAW n-butanol :
asam asetat : air = 4 : 1 : 5, fase atas. Ekstrak metanol ditotolkan pada lempeng selulosa, kemudian dikembangkan dengan jarak pengembangan 10 cm dari
totolan. Pemisahan bercak yang didapat pada kromatogram dideteksi dengan menggunakan lampu UV 365 nm, sebelum dan sesudah diuapi amonia warna
reversible.
6. Isolasi flavonoida dengan KLTP
Isolasi dengan KLTP dilakukan dengan fase diam selulosa dan fase gerak BAW. Ekstrak metanol ditotolkan berupa garis yang selanjutnya
dikembangkan dengan jarak pengembangan 10 cm dari totolan, dan didapatkan bercak pemisahan berupa pita. Pita yang diduga sebagai flavonoida dikerok,
dimasukkan ke dalam Beaker glass dan dilarutkan dengan metanol. Selanjutnya dilakukan penyaringan dengan menggunakan sintered glass dan disedot dengan
vakum. Filtrat yang didapat dikeringkan dan kemudian ditimbang. Dilakukan reisolasi dengan fase diam selulosa dan fase gerak asam asetat 15 . Reisolasi
dilakukan dengan cara yang sama seperti di atas. Isolat flavonoida yang
32 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diperoleh digunakan untuk dianalisis dengan KLT multi eluen, reaksi warna dan spektrofotometri UV. Sisa serbuk disimpan.
7. Pemeriksaan kemurnian isolat