kondisi sibuk. Kondisi sibuk mempunyai throughput yang paling kecil. Kondisi ini mengindikasikan saat kondisi jaringan sibuk mempunyai beban jaringan yang cukup
besar.
Gambar 4.19 grafik perbandingan throughput download berdasarkan jarak 25m.
4.4.2 Throughput Upload
Tabel 4.20 menunjukkan perbandingan rata-rata data pengukuran throughput upload yang dilakukan selama lima hari berdasarkan jarak 25m. Throughput upload
berdasarkan ketiga titik WDS Master Grhasia-WAN, WDS NAKULA, dan WDS NAPZA juga dapat digambarkan dalam grafik pada gambar 4.20.
Tabel 4.20 perbandingan rata-rata throughput upload WDS Master Grhasia-WAN, NAKULA, NAPZA selama 5 hari dalam Kbps.
Ukuran File
Grhasia- WAN
Normal Grhasia-
WAN Sibuk
NAKULA Normal
NAKULA Sibuk
NAPZA Normal
NAPZA Sibuk
1024 105.36
100.48 172.26
122.7 163.64
117.88
3072 122.54
106.88 156.36
117.32 144.86
111.94
5120 124.76
107.82 167.08
106.36 154.26
110.38
6144 111.42
100.34 164.8
99.34 143.06
113.82
Gambar 4.20 menunjukkan throughput upload dalam keadaan sibuk dan normal dengan ukuran file 1024 KB, 3072 KB, 5120 KB dan 6144 KB diketiga titik.
Terlihat perbedaan throughput upload yang tidak terlalu jauh antara WDS Master Grhasia-WAN, WDS NAKULA, dan WDS NAPZA jika dilihat dari ukuran file yang
sama. Throughput upload di WDS Master Grhasia-WAN saat kondisi normal dan kondisi sibuk menunjukkan throughput yang stabil. Perbedaan terletak di WDS
Master Grhasia-WAN pada kondisi normal dan kondisi sibuk menunjukkan throughput paling kecil dibandingkan WDS NAKULA dan WDS NAPZA.
Perbedaan ketiga kondisi jaringan untuk throughput upload diketiga titik dalam kondisi normal mempunyai throughput yang paling besar dibandingkan
kondisi sibuk. Hal ini terjadi karena lalu lintas traffic pada kondisi sibuk lebih tinggi sehingga throughput menjadi lebih kecil. Kondisi ini mengindikasikan saat kondisi
jaringan sibuk mempunyai beban jaringan yang cukup besar.
Gambar 4.20 grafik perbandingan rata-rata throughput upload berdasarkan jarak 25m.