Manfaat Hasil Penelitian Latar Belakang

Selanjutnya, Mikail Septian Adi Vinantya dalam skripsinya berjudul “ Nama Jenis Nasi Di Indonesia: Tinjauan Struktur Frasa dan Dasar Penamaan memaparkan jenis penamaan nasi di Indonesia dan struktur frasa nama nasi. Dalam penelitian tersebut dipaparkan pembentukan struktur frasa nama nasi menjadi tiga bagian yaitu i nominal N + nominal N, ii nominal N + verbal V, dan iii nominal N + Adjektival A. Penelitian tersebut turut memaparkan pula dasar penamaan jenis nama nasi yang dibagi menjadi sepuluh yaitu i penamaan berdasarkan warna, ii penamaan berdasarkan cara pengolahan, iii penamaan berdasarkan lauk, iv penamaan berdasarkan sayur, v penamaan berdasarkan kemasan, vi penamaan berdasarkan porsi, vii penamaan berdasarkan asal daerah, dan viii penamaan berdasarkan bahasa daerah, ix penamaan berdasarkan bentuk, dan x penamaan berdasarkan keadaan Berdasarkan ulasan-ulasan di atas, topik mengenai satuan lingual nama lauk dan sayur serta dasar penamaanya dapat melengkapi penelitian dalam bidang linguistik. Topik ini memaparkan bentuk-bentuk lingual yang digunakan dalam nama lauk dan sayur serta dasar penamaanya. Bentuk-bentuk lingual yang digunakan dalam nama lauk dan sayur meliputi kata, frasa dan klausa. Dasar penamaan yang digunakan pada nama lauk dan sayur meliputi penamaan berdasarkan cara pengolahan, penamaan berdasarkan alat pengolahan, penamaaan berdasarkan bumbu pengolahan, penamaaan berdasarkan tempat asal, penamaan berdasarkan warna, penamaan berdasarkan rasa, penamaan berdasarkan bahan tambahan dan penamaan berdasarkan bahan utama.

1.6 Landasan Teori

Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi teori satuan lingual dan dasar penamaan.

1.6.1 Kata

Kata memiliki definisi dari berbagai sudut pandang. Terdapat tiga sudut pandang yang digunakan untuk mendefinisikan kata. Pertama, dari posisinya dalam satuan-satuan gramatikal, kata dapat dimengerti sebagai satuan gramatikal yang terdiri dari satu morfem atau lebih yang menjadi unsur langsung pembentuk frasa dan kalimat. Dari definisi tersebut, tampak bahwa kata mengandung ciri i satuan gramatikal atau satuan kebahasaan yang mengandung arti ii berunsur satu morfem atau lebih iii unsur langsung pembentuk frasa atau kalimatBaryadi, 2011:17 Menurut bentuknya, kata dibedakan menjadi kata asal dan kata jadian atau kata bentukan.

1.6.1.1 Kata Asal

Kata asal adalah kata yang menjadi asal pembentukan kata jadian. Kata turun, misalnya, termasuk kata asal karena dapat menjadi asal pembentukan kata jadian menurun, turunkan, turuni, menurunkan, menuruni, penurunan, keturunan, dan turun-temurun.

1.6.1.2 Kata Jadian

Kata jadian adalah kata yang merupakan hasil penggabungan dua morfem atau lebih. Karena merupakan penggabungan dua morfem atau lebih, kata jadian disebut kata polimorfemik. Misalnya kata berjalan termasuk kata jadian karena merupakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI