2 Design experiment
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan desain eksperimen yang dilakukan setelah semua persiapan dilakukan. Pada tahap ini
dikumpulkan data yang diperlukan meliputi proses pembelajaran yang terjadi di kelas serta proses berpikir siswa baik dari perspektif sosial
yang mencakup norma sosial kelas, sosio-matematik dan praktik matematik di kelas maupun perspektif psikologi mencakup pandangan
beliefs tentang peran sendiri di kelas serta tentang aktivitas matematika, pandangan dan nilai matematik secara khusus, serta
konsepsi dan aktivitas matematika. 3
Restrospective Analysis Tujuan tahap ini adalah menganalisis data yang telah diperoleh untuk
mengetahui apakah mendukung atau sesuai tidak dengan konjektur yang sudah dirancang. Data yang dianalisis meliputi rekaman video
proses pembelajaran dan hasil interview terhadap siswa dan guru, lembar hasil pekerjaan siswa, catatan lapangan serta rekaman video
dan audio yang memuat proses penelitian dari awal. Proses pelaksanaan penelitian dipandu oleh suatu instrumen yang
disebut „hypothetical learning trajectory’HLT sebagai perluasan dari percobaan pikiran tought experiment yang dikembangkan oleh
Freudenthal. Simon 1995 mendefinisikan HLT sebagai berikut : The hypothetical learning trajectory is made up of three components : the
learning goal that defines the direction, the learning activities and the PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hypothetical learning process a prediction of how the students’thinking and understanding will evolve in the context of the learning activities
p.136. HLT terdiri dari tiga komponen : tujuan pembelajaran yang mendefinisikan arah tujuan pembelajaran, kegiatan belajar dan hipotesis
proses belajar untuk memprediksi bagaimana pikiran dan pemahaman siswa akan berkembang dalam konteks kegiatan belajar.
HLT digunakan sebagai bagian dari apa yang disebut siklus mengajar matematika mathematical learning cycle untuk satu atau dua
pembelajaran, atau bahkan untuk lebih dari dua pembelajaran. HLT dapat menghubungkan antara teori pembelajaran instructional theory dan
percobaan pembelajaran secara kongkrit. Berikut ini peran HLT dalam setiap tahap penelitian desain Bakker, 2004 :
1 Tahap Preparation and Design
Pada tahap ini HLT dirancang untuk membimbing proses perancangan bahan pembelajaran yang akan dikembangkan dan
diadaptasi. 2
Tahap Design Experiment Perubahan dalam HLT biasanya dipengaruhi oleh kejadian di kelas
yang belum dapat diantisipasi strategi yang belum terlaksana serta kegiatan yang terlalu sulit untuk dilaksanakan.
3 Tahap Restrospective Analysis
Pada tahap ini, HLT berperan sebagai petunjuk dalam menentukan fokus analisis bagi peneliti. Karena prediksi dibuat berkaitan proses
belajar siswa, maka peneliti dapat membandingkan antisipasi dari prediksi melalui observasi selama percobaan pembelajaran teaching
experiment.
D. KELILING LINGKARAN
1. Pengertian Lingkaran
Lingkaran adalah tempat kedudukan titik – titik yang berjarak sama
terhadap sebuah titik tertentu. Titik tertentu tersebut dinamakan titik pusat Sukino,2006 : 220.
2. Unsur
– Unsur Lingkaran Unsur
– unsur sebuah lingkaran diantaranya titik pusat, jari – jari, diameter, busur, tali busur, tembereng, juring dan apotema.
a Titik pusat lingkaran adalah titik yang terletak di tengah
– tengah lingkaran.
Pada Gambar 3, titik O merupakan titik pusat lingkaran, dengan demikian lingkaran tersebut dinamakan lingkaran O.
Gambar 3. Lingkaran
b Jari
– jari lingkaran r adalah garis dari titik pusat lingkaran ke lengkungan lingkaran. Pada gambar 3, jari
– jari lingkaran ditunjukkan oleh segmen garis OA, OB dan OC.
c Diameter d adalah garis lurus yang menghubungkan dua titik pada
lengkungan lingkaran dan melalui titik pusat. Garis AB pada lingkaran O merupakan diameter lingkaran tersebut. Perhatikan
bahwa AB = AO + OB. Panjang diameter merupakan dua kali panjang jari
– jarinya, ditulis bahwa d = 2r. d
Busur lingkaran merupakan garis lengkung yang terletak pada lengkungan lingkaran dan menghubungkan dua titik sebarang di
lengkungan tersebut. Pada Gambar 3, garis lengkung AC, garis lengkung CB dan garis lengkung AB merupakan busur lingkaran O.
e Tali busur lingkaran adalah garis lurus dalam lingkaran yang
menghubungkan dua titik pada lengkungan lingkaran. Tali busur lingkaran tersebut ditunjukkan oleh segmen garis lurus AC yang tidak
melalui titik pusat pada Gambar 3. f
Tembereng adalah daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh busur dan tali busur. Pada Gambar 3, tembereng ditunjukkan oleh daerah
yang diarsir dan dibatasi oleh busur AC dan tali busur AC. g
Juring lingkaran adalah daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh dua buah jari
– jari lingkaran tersebut. Pada Gambar 3, juring lingkaran ditunjukkan oleh daerah yang diarsir yang dibatasi oleh jari
– jari OC dan OB serta busur BC, dinamakan juring BOC. h
Apotema merupakan garis dari titik pusat yang tegak lurus dengan tali busur. Garis OE merupakan apotema pada lingkaran O. Sukino,
2006 : 221 – 224
3. Keliling Lingkaran
Keliling lingkaran adalah panjang busur lengkung pembentuk lingkaran. Keliling lingkaran dapat diukur dengan memotong lingkaran di
suatu titik, kemudian meluruskan lengkung lingkaran itu lalu diukur panjang garis lingkaran dengan mistar Sukino, 2006 : 230.
Jika keliling lingkaran adalah K dan garis tengah adalah d, maka perbandingan K dengan d selalu tetap sama untuk setiap lingkaran.
Bilangan tetap tersebut disebut phi, sehingga atau K =
.
d
K =
2.
.
r.
Bilangan adalah bilangan irrasional yaitu bilangan
yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan biasa dengan a dan
b sebagai bilangan bulat dan b tidak sama dengan nol. Bilangan irrasional adalah bilangan riil yang tidak bisa dibagi hasil baginya tidak
pernah berhenti. Menurut penelitian yang cermat, nilai
= 3,14159265358979324836… Jadi nilai
suatu pendekatan. Jika dalam suatu perhitungan hanya memerlukan ketelitian sampai dua tempat desimal, pendekatan untuk
adalah 3,14 atau . Karena
= , sehingga K = .d. Karena
panjang diameter adalah 2 x jari – jari atau d = 2.r, maka K = 2. .r.
Jadi, dapat disimpulkan rumus keliling K lingkaran dengan diameter d atau jari
– jari r adalah K = .d atau K = 2. .r. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN
Berbagai penelitian mengenai pembelajaran matematika realistik sudah banyak dilakukan. Beberapa penelitian sejenis yang membahas
pembelajaran matematika realistik antara lain : 1.
Penelitian Komang Agus Artawan dkk 2014 Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan di lapangan bahwa
guru menguasai materi suatu subjek dengan baik FPB dan KPK tetapi tidak dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Hal ini
terjadi karena kegiatan tersebut tidak didasarkan pada model pembelajaran tertentu sehingga aktivitas dan hasil belajar yang diperoleh
siswa rendah. Peneliti mencoba mencari alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika dalam
pokok bahasan FPB dan KPK. Salah satu alternatif yang ditawarkan peneliti adalah Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa setelah pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan
pendekatan pendidikan matematika realistik Indonesia pada mata pelajaran matematika dan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa setelah pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan pendekatan pendidikan matematika realistik pada mata pelajaran matematika siswa
Kelas V SDN 4 Suwug. Penelitian ini dirancang dengan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subyek penelitian ini
adalah siswa kelas V yang berjumlah 23 orang siswa yang terdiri dari 11 siswa laki
– laki dan 12 siswa perempuan. Penerapan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika siswa kelas V SD Negeri 4 Suwug. Siklus I menunjukkan aktivitas belajar
siswa sebesar 69.74 sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 73.13. 2.
Penelitian Ika Retno Fitriyanti 2015 Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar dan
pemahaman siswa pada materi luas dan keliling bangun datar khususnya pada persegi dan persegi panjang, membuat peneliti melakukan
pengembangan perangkat pembelajaran matematika. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan perangkat pembelajaran matematika realistik
topik luas dan keliling persegi dan persegi panjang di kelas 3 Sekolah Dasar. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan untuk
menghasilkan perangkat
pembelajaran yang
berupa perangkat
pembelajaran matematika realistik yang terdiri dari RPP, LKS dan THB. Model pengembangan perangkat yang digunakan model pengembangan
4D dari pendefinisian, perancangan, pengembangan dan penyebaran oleh Thiagarajan, dkk yang dimodifikasi. Ujicoba perangkat pembelajaran
dilakukan di kelas 3C dan uji keefektifan dilakukan di kelas 3B di SDN Ketintang I Surabaya. Ujicoba perangkat dan uji keefektifan dilaksanakan
dengan melakukan pengamatan aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran dan kemampuan guru mengelola pembelajaran. Tes hasil