37
ucapan dan perbuatan Riyanto dan Handoko, 2008: 60. Sikap ketakwaan memiliki komitmen dan sikap iman yang kuat, melaksanakan kehendak Tuhan sebagai
kehendak pribadi seperti sikap adil, iklhas, memaafkan, kasih, selalu ingat kepada Tuhan.
C. Tahap-tahap Perkembangan Iman Remaja
Iman berkembang tahap demi tahap. Pada masa remaja tahap iman mengarah pada tahap konvensional bersifat menyesuaikan diri. Tahap ini dapat
berlangsung lama sampai usia dewasa. Remaja ingin merespon dengan setia pengharapan-pengharapan dan keputusan-keputusan orang lain. Pada umumnya
remaja belum mampu menentukan arah dan tujuan hidup yang pasti. Remaja menunjukkan ketertarikan dan kesadaran akan peran agama. Dengan demikian, perlu
untuk mengetahui membahas perkembangan iman dan tahap-tahap perkembangan iman sebagai ukuran untuk mengetahui kemampuan remaja memaknai hidup secara
spiritual bagi siswi di Asrama Putri kelas X dan XI SMA Stella Duce II Yogyakarta yang memasuki masa remaja.
1. Remaja
Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence yang berasal dari bahasa Latin, artinya tumbuh untuk mencapai kematangan. Remaja memiliki arti yang luas,
mencakup kematangan mental, emosional dan fisik Hurlock,1991. Secara psikologis remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi kedalam
38
masyarakat dewasa, sehingga mereka sejajar dengan orang-orang yang lebih tua Ali Asrori, 2004:9.
Masa remaja disebut juga dengan masa peralihan yaitu dari masa kanak- kanak menuju kemasa dewasa atau perpanjangan dari masa kanak-kanak sebelum
mencapai masa dewasa. Usia masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun bagi wanita dan usia 13-22 tahun bagi pria. Remaja berada diantara anak dan dewasa
yang sering mencari jati diri, mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual Sukanto,1989 :13.
Remaja adalah orang yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan dalam segala aspek kehidupan. Mereka memiliki ciri khas dan
keunikan yang tak tergantikan, kualitas, bakat, dan minat yang perlu dihargai. Mereka mempunyai pola pikir,, tata nilai, perasaan yang sensitif, dan pengalaman
tertentu, serta permasalah yang timbul akibat dari perkembangan yang mereka alami dan kebutuhan yang perlu dipahami. Mereka memiliki hak dan kewajiban, tanggung
jawab dan peran tersendiri yang perlu diberi tempat. Remaja memiliki potensi untuk dikembangkan dalam proses pembinaan
agar dapat berperan aktif dan positif dalam kehidupan keluarga, masyarakat dan Gereja. Remaja perlu diberi kesempatan kepercayaan dan tanggung jawab sebagai
subjek dan pelaku utama proses bina diri. Masa remaja merupakan masa sedang menjadi dan bertumbuh, perhitungan akan perkembangan ini akan membantu remaja
menghargai pengalaman hidup masa kini dalam konteks pertumbuhan spiritual dimasa depan sesuai dengan panggilannya.
39
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Masa remaja merupakan masa yang sangat penting dan berpengaruh pada setiap orang karena dimasa remaja terjadi berbagai macam perubahan dalam diri
seseorang. Mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk kegolongan orang dewasa. Remaja ada
diantara anak dan dewasa. Remaja dikenal dengan fase mencari jati diri yang masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun
psikisnya. Masa remaja, masa mengalami perkembangan yang meliputi fisik, sosial,
intelektual dan emosional. Menurut Sekanto Soekanto, 1989: 16 remaja yang mengalami perkembangan dan pertumbuhan ditandai dengan ciri sebagai berikut:
a Perkembangan Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan kontinu serta berlangsung dalam periode tertentu. Pertumbuhan remaja
bersifat internal dan eksternal. Perubahan internal antara lain, perubahan ukuran alat pencernaan makanan, bertambahnya besar dan berat jantung dan paru-paru, serta
sistem kelenjar endoktrinkelamin dan berbagai jaringan tubuh. Perkembangan eksternal pada remaja ialah bertambahnya tinggi badan, bertambahnya lingkaran
tubuh dan ukuran organ seks. Pertumbuhan fisik pada remaja sering menimbulkan kejutan pada diri
sendiri. Pada remaja putri ada perasaan seolah-olah belum dapat menerima kenyataan akan buah dadanya yang membesar. Perkembangan hormon pada remaja
putri menyebabkan mengalami mensturasi dan seringkali pada awal mengalaminya
40
menimbulkan kegelisahan. Pada remaja pria, pertumbuhan lekum menyebabkan suara remaja itu menjadi parau dan perkembangan hormon mengakibatkan mimpi
basah.
b Perkembangan Intelektual
Perkembangan intelek sering disebut dengan perkembangan kognitif. Perekmbangan kognitif manusia menurut Jean Peaget ialah merupakan proses
psikologis yang
didalamnya melibatkan
proses memperoleh
menyusun, mengggunakan pengetahuan, serta kegiatan mental seperti berpikir, mengevaluasi,
menganalisis, menimbang, mengamati dan memecahkan persoalan yang berlangsung melalui interaksi dengan lingkungan.
Pada usia remaja perkembangan kognitif disebut juga dengan tahap operasi formasio yaitu masa remaja memasuki tahap kematangan intelek. Pada usia ini
mereka mulai mampu berpikir jauh melebihi dunia nyata dan keyakinannya sendiri yaitu memasuki dunia ide-ide. Mereka dapat memakai pendekatan sitsematis untuk
memecahkan masalah dan tidak lagi sebatas meniru orang lain. Mereka juga mulai berpikir reflektif, mengevaluasi pemikiran, dan mempertanyakan hal-hal yang
bersifat etis. Adanya perkembangan taraf intelektual ialah untuk mendapatkan identitas
diri. Mulai memikirkan kehidupan secara mandiri, baik secara sosial, ekonomis, politis dengan mengutamakan kebebasan dari pengawasan yang terlalu ketat oleh
orang tua atau sekolah. Perkembangan intelektual dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, faktor lingkungan, keluarga, sekolah dan masyarakat.
41
c Perkembangan Emosi
Emosi adalah suatu respons terhadap suatu perangsang yang menyebabkan perubahan suatu fisiologis disertai perasaan yang kuat. Menurut Daniel Golmen
emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan psikologis dan biologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Masa
remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak kemasa dewasa. Pada masa peralihan status remaja agak kabur, baik bagi dirinya sendiri, baik keluarga
maupun bagi lingkungannya. Masa remaja biasanya memiliki energi yang besar, emosi berkobar-kobar,
namun pengenalan diri belum sempurna. Remaja sering mengalami perasaan tidak aman, tidak tenang, dan khawatir kesepian. Perkembangan emosi seseorang tampak
dari perubahan tingkah lakunya. Perubahan fisik yang mereka alami menyebabkan mereka cenderung untuk menyendiri dan merasa terasing. Masa remaja semakin
menyadari pentingnya nilai-nilai yang dapat dipegang teguh, apabila melihat kontradiksi yang bertentangan dengan nilai-nilai moral yang mereka ketahui maka
secara emosional menginginkan sistem kaidah dan nilai yang serasi dengan kebutuhan dan keinginannya, yang tidak selalu sama dengan sistem kaidah dan nilai
yang dianut oleh orang dewasa.
d Kehidupan Sosial
Masa rermaja bisa disebut sebagai masa sosial karena sepanjang masa remaja hubungan sosial semakin tampak jelas dan sangat dominan. Kesadaran akan
kesunyian menyebabkan remaja berusaha mencari kompensasi dengan mencari hubungan dengan orang lain atau berusaha mencari pergaulan. Keinginan yang kuat
42
untuk mengadakan interaksi sosial dengan kalangan yang lebih dewasa atau yang lebih matang pribadinya. Mengharapkan bahwa interaksi sosial itu mengakibatkan
masyarakat menganggap remaja sudah dewasa. Keinginan yang kuat untuk mendapatkan kepercayaan dari kalangan dewasa walaupun mengenai masalah
tanggung jawab secara relatif belum matang. Remaja lebih nyaman bergaul dengan teman sebayanya dan memberikan
pengaruh yang kuat kadang kala melebihi pengaruh keluarga. Penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya.
Dalam hubungan sosial remaja menjadi lebih perhatian kepada lawan jenis. Keinginan membangun hubungan sosial dengan jenis kelamin lain dapat dipandang
sebagai suatu yang berpangkal pada kesadaran dan kesunyian.
3. Pengertian Iman
Dalam agama iman berarti kepercayaan dan mengandalkan diri pada Tuhan. Iman tidak hanya sekedar adanya Tuhan namun memiliki dampak dalam
tingkah laku sehari-hari Hardjana, 1993: 57. Tuhan adalah Maha Tinggi dan tak terjangkau oleh manusia. Oleh karena itu, dengan iman sebagai anugerah Tuhan
manusia memberikan tanggapan terhadap Tuhan yang memperkenalkan sabda, kehendak, perintah dan dirinya. Iman berdasarkan pemahaman yaitu memahami
Tuhan sebagai yang dapat diandalkan untuk mendatangkan kebaikan dalam diri manusia.
Dalam Dokumen Gereja iman diartikan sebagai berikut: “Iman adalah kebebasan manusia menyerahkan diri kepada Allah dengan
mempersembahkan diri dengan kepatuhan dan kehendak kepada Allah dengan secara suka rela. Beriman membutuhkan rahmat Allah yang menggerakkan hati
43
untuk berbalik kepada Allah yang mampu membuka mata dan hati sehingga orang lain juga akan menyetujui dan mempercayai kebenaran pewahyuan iman
” Dukumen Gereja KV II DV bab 1.
a Iman adalah Anugerah
Tuhan yang diimani jauh mengatasi yang mengimaninya. Tuhan adalah Maha Tinggi dan tak terjangkau olah manusia. Dengan kekuatan sendiri tak
mungkin mengenal dan berhubungan dengan Tuhan. Manusia beriman, mengenal dan berhubungan dengan Tuhan, terjadi karena kebaikan Tuhan semata-mata. Demi
melengkapi kekurangan dan demi kebaikan manusia, Tuhan berkenan memperkenalkan sabda-Nya kehendak-Nya, perintah-Nya dan diri-Nya. Melalui
sabda, perintah, kehendak, pribadi Tuhan dipahami oleh manusia. Iman merupakan jawaban dan tanggapan manusia terhadap Tuhan yang memperkenalkan sabda,
kehendak, perintah, dan diri-Nya.
b Iman adalah Keputusan
Dalam iman manusia menyadari keadaan dirinya dan melalui iman manusia memahami Tuhan sebagai yang paling dapat diandalkan dan diharapkan untuk
kebahagiaannya. Iman membantu manusia untuk memilih dan mengambil keputusan untuk menyerahkan diri kepada-Nya Iman berarti memilih sehingga iman tidak
secara otomatis secara otomatis terjadi.
c Iman adalah Keterlibatan
Iman berasal dari inisiatif Tuhan dan merupakan anugerah-Nya, sebagai jawaban mnusia yang diambil dalam keputusan bebas. Iman membawa akibat pada
hidup orang yang beriman. Manusia tidak cukup hanya memahami Tuhan dan
44
mengerti kehendak-Nya. Iman harus diwujudnyatakan dengan tindakan. Manusia yang beriman mengikuti dan melaksanakan perintah dan kehendak Tuhan, demi
kepenuhan hidup dimasa depan. Manusia melaksanakan kehendak Tuhan dengan ketaatan dalam segala hal dan sepanjang hidup manusia. Iman tidak hanya
menyangkut budi, tetapi seluruh diri manusia: cipta rasa, karsa, dan karya. Fowler mengatakan bahwa iman sebagai poros kehidupan yang memuat
visi dan nilai hidup yang menggerakkan seseorang menanggapi realita sang transsenden. Dengan beriman seseorang menyerahkan diri kepada-Nya melalui
pertobatan hati yang jujur dan berusaha semakin mengenal Dia yang menjadi tumpuan kepercayaan-Nya.
4. Tahap - Tahap Perkembangan Iman Remaja
Perkembangan imana manusia memiliki bebrapa tahap dan dari tahapan ini, dapat dijadikan sebagai ukuran atau untuk mnegetahui kedalaman tahapan yang
dilalui oleh remaja tersebut. Dengan menguraikan perkembnagan iman dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyusun intrument bagi para remaja. Fowler
dalam bukunya mengindikasikan tujuh tahap perkembangan iman manusia Fowler, 1995: 96-319 yang diuraikan sebagai berikut:
a Tahap 1 : Kepercayaan Awal dan Elementer usia 0-2 tahun
Tahap kepercayaan awal yang elementer ditandai oleh cita rasa yang bersifat praverbal terhadap kondisi-kondisi eksitensi yaitu rasa percaya dan setia
yang mendasar pada semua orang dan lingkungan yang mengasuh sang bayi. Sumber daya kepercayaan dasar sang bayi dihasilkan dari pengalaman saling
45
berhubungan yang terjalin oleh cinta dan perhatian dari keluarga serta oleh rasa setia dari si anak.
b Tahap 2 : Kepercayaan Intuitif- Proyektif usia 2-6 tahun
Fowler menyebutkan bahwa pada tahap ini anak mulai berbicara dan menyebutkan kata demi kata, bersifat egosentri dan cepat berubah-ubah, dan Allah
digambarkan ada dimana-mana dan mempengaruhi dunia fisik.
c Tahap 3 : Kepercayaan Mistis atau Harafiah
Pada tahap ini anak mulai berpikir dan memasuki pengalaman dunia sekolah sehingga pemikirannya semakin berkembang dan mulai membandingkan
dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Anak dapat menyusun dan mengartikan pengalamannya melalui medium cerita dan kecenderungan kognitifnya
secara spontan menciptakan makna dan arti melalui cerita. Allah dipandang semata- mata sebagai seorang pribadi, orang tua atau seorang penguasa yang bertindak
dengan sikap memperhatikan secara konsekuen, tegas dan jika perlu keras.
d Tahap 4 : Kepercayaan Sintetis-Konvensional Masa Remaja-Masa
Dewasa
Pasa masa ini remaja dapat menyusun gambaran diri yang baru, yang dibangun dalam ketergantungannya dengan orang lain yang berarti baginya. Banyak
pribadi lain yang membuat remaja menimbulkan pertanyaan dan berhadapan dengan bayangan diri. Dalam situasi ini fungsi kepercayaan adalah mensintetiskan dan
mengintegrasikan bayangan diri serta menjadikannya satu kesatuan yang dapat
46
berfungsi baik. Fowler menyebut kepercayaan ini dengan istilah sintetis yang artinya belum dikaji secara kritis dan belum dipertanyakan apakah keanekaragaman cocok
satu sama lain sehingga dapat membentuk satu kesatuan yang menyeluruh dan selaras.
Pola kepercayaan pada masa remaja juga disebut konvensional sebab secara kognitif, afektif, dan sosial seorang remaja menyesuaikan diri dengan orang lain.
Saat mengalami ketegangan kognitif-sosial atau hal yang mendua arti, remaja akan mencoba mengatasi dengan kesepakatan mayoritas. Para remaja belum dapat
mengandalkan perasaan dan pendapatnya. Semua ini mempunyai peranan pergeseran yang terjadi pada gambarannya mengenai Allah. Allah dipandang
sebagai “kepribadian” dan sifat pribadi yaitu sebagi Pribadi Lain yang penuh misteri dan daya pesona. Pribadi Lain yang ilahi ini terasa amat penting bagi remaja karena
Dialah yang menopang seluruh daya upaya hidup remaja. Remaja mengandalkan Allah sebagai sahabat karib, penyelamat dari segala kesesatan hidup, jangkar kuat
yang menahan perahunya diatas gelombang hidup yang mencemaskan. Pengalaman batin remaja yang sering bertentangan dengan penglaman
umum dan kolektif biasanya terjelma dalam gambaran Allah konvensional. Hal ini menjadi ancaman terhadap identitas diri awal yang kuat. Ketika orang yang
dipercayai tidak melakukan hal yang sejalan dengan yang ia yakini sebelumnya, maka akan menimbulkan perasan dihina atau merasakan penghianatan. Pengalaman
ini akan menimbulkan penolakan keras terhadap Allah dan membuatnya terperosok pada rasa putus asa.
47
e Tahap 5 : Kepercayaan Individuatif - Reflektif Dewasa Awal dan
seterusnya
Pada tahap ini ditandai dengan kesadaran yang tajam dan mulai memeriksa iman mereka dengan kritis dan memikirkan ulang kepercayaan mereka. Ego
dijadikan intansi terakhir yang menentukan pandangan dan keyakinan yang sungguh bernilai bagi pribadinya. Pada tahap ini masalah anak muda terkait
dengan pasangan hidup, sehingga perpindahan ke tahap ini bisa dipicu oleh perceraian, kematian seorang teman dan peristiwa lainnya yang berdampak pada
stress.
f Tahap 6 : Kepercayaan Konjugtif Usia 3540 tahun
Pada usia paruh baya, batas-batas diri kepribadian, dan pandangan hidup yang sebelumnya telah ditetapkan dengan jelas kini telah menjadi kabur dan seakan-
akan kosong. Mereka menyadari adanya paradoks dan kontradiksi dalam hidup dan sering mengalami konflik antara memenuhi kebutuhan diri sendiri dengan
mengorbankan orang lain. Pada tahap kepercayaan konjugtif, iman untuk pertama kali secara pribadi dan kritis dirasakan sebagai kekuatan ekstensial yang paling besar
dan paling penting, jauh melampaui segala daya manusia yang tak terbatas.
g Tahap 7 : Kepercayaan yang Mengacu Pada Universalitas Usia
Pertengahan dan selanjutnya
Iman universal jarang terjadi dan jika terjadi biasanya pada usia 30 tahun. Tahap kepercayaan ini dialami dan muncul pada tokoh-tokoh besar agama.
Perubahan kognitif, afektif dan sosial tampak dalam bentuk orientasi diri pribadi.
48
Mereka mengalami Allah sebagai daya kesatuan yang menjadi inspirasi utama, pusat tunggal dan satu-satunya prespektif baginya.
D. Profil Asrama SMA Stella Duce II, Yogyakarta